beautypedia
14 Mar 2016
Tretinoin Sebagai Obat Jerawat dan Anti-Aging
Walau banyak efek sampingnya, tretinoin masih jadi pilihan utama dokter kulit untuk menangani masalah jerawat, bekas jerawat sampai kerutan. Saya pun juga pakai tretinoin sebagai perawatan di malam hari.
Tretinoin adalah bentuk pengobatan dari asam retinoat/ vitamin A, yang ditemukan di tahun 1969 oleh peneliti James Fulton dan dokter kulit Albert Kligman. Awalnya diperuntukkan untuk pengobatan jerawat, tretinoin kemudian diketahui bisa memperlambat tanda-tanda penuaan pada kulit, memperbaiki tekstur dan noda, hingga mengatasi masalah kerontokan rambut. Cara kerja dari tretinoin adalah merangsang regenerasi sel kulit dan mempercepat pembentukkan sel kulit baru yang lebih sehat. Karena sensitif terhadap sinar matahari pemakaian tretinoin wajib dilakukan di malam hari.
Sejumlah merek dagang tretinoin yang paling populer adalah Retin-A (yang dipatenkan oleh duo Fulton-Kligman), Renova, NuFace, atau di Indonesia sendiri ada Vitacid. In general, ada tiga kadar tretinoin yang populer di pasaran, yaitu 0,025%, 0,05% dan yang paling tinggi 0,1%. Biasanya, pemakai tretinoin newbie akan diberi kadar paling rendah. Setelah kulit terbiasa, atau nggak menunjukkan tanda-tanda iritasi, kadarnya bisa dinaikkan secara bertahap.
Sejumlah efek samping penggunaan tretinoin adalah kulit kering (kadang mengelupas), flushing, hingga penambahan jumlah komedo dan jerawat. Hal ini dikarenakan tretinoin mempercepat regenerasi sel dan kulit mati, sehingga segala komedo atau jerawat yang berada di bawah kulit lebih cepat naik ke permukaan.
Proses purging ini biasanya memakan waktu enam sampai 12 minggu, tergantung kondisi kulit si pemakai. Untuk itu sebaiknya pemakai tretinoin, terutama untuk masalah jerawat, menunggu dua hingga tiga bulan sebelum memutuskan apakah tretinoin memberi hasil yang diinginkan atau tidak. Namun, proses purging ini sifatnya personal. Ada yang kondisi kulitnya langsung membaik tanpa purging, ada juga yang memakan waktu hingga enam bulan sebelum kulitnya bersih.
Terlepas dari proses purging-nya, yang mungkin nggak semua orang setuju dengan logika “it gets worse before it gets better”, konsensus dokter kulit internasional masih memakai tretinoin sebagai pilihan pertama pengobatan untuk jerawat, komedo, dan anti-aging. They haven’t found something else that could tackle most skin problems as good as tretinoin. Hasil terbaik tretinoin bisa terlihat setelah pemakaian jangkan panjang. Coba saja lhat foto Albert Kligman yang kulitnya kencang dan mulus sebelum meninggal di usia 93 tahun.
Pengalaman Saya Memakai Tretinoin
Minggu ini, tepat enam minggu/ satu setengah bulan saya memakai tretinoin dicampur pelembap yang diresepkan oleh dokter kulit untuk masalah jerawat komedo dan bekas jerawat. Saya langsung diberi kadar tertinggi, 0,1%, karena menurut dermatologis saya, kulit saya sudah sering kena produk Rx, dan supaya proses purging-nya lebih cepat. I’ve been warned in the beginning, jangan kaget kalau nanti komedo-komedo pada naik ke permukaan. OK, sip, Dok!
Baca juga: Ingin ke Dokter Kulit? Lakukan dulu 3 Hal ini
Tretinoin jenis gel yang saya pakai, kandungannya lebih sederhana dari jenis krim
Foto: skinandtonics.com
Langsung di hari ketiga pemakaian, muncul beberapa jerawat kecil dan whiteheads di dahi dan pipi kiri. Not too bad, dan langsung hilang tanpa bekas di awal minggu kedua. Minggu ketiga dan keempat, bisa dibilang nggak ada purging jerawat baru, tapi kulit semakiin kering, sampai mengelupas di daerah dagu. Baru dua minggu terakhir ini, saya breakout lebih banyak di daerah dagu, walau mengelupasnya sudah hilang.
Hasil sharing dengan banyak pengguna tretinoin, purging yang terjadi memang kayak roller coaster. Bangun pagi wajah kelihatan mulus, eh malamnya begitu ngaca ada jerawat baru. Biasanya jerawat-jerawat ini akan hilang dalam hitungan hari,dan berganti dengan jerawat baru di daerah wajah lain dengan siklus yang cepat. Ada yang minggu pertama sudah purging. Ada yang muluus di awal, baru di bulan ketiga pemakaian purging dimulai.
Karena prosesnya yang cukup complicated, menurut saya penting banget untuk memakai tretinoin di bawah pengawasan dokter kulit, walaupun di sini tretinoin dijual bebas. Dokter SpKK (Spesialis Kulit dan Kelamin) lebih tahu apakah reaksi wajah pemakai itu purging biasa, atau malah tanda-tanda alergi. Dokter kulit juga bisa menganalisa konsentrasi tretinoin mana yang paling tepat untuk diberikan, dan kapan frekuensi emakaian atau kadar tretinoin harus diubah.
Saya pun merasa aman-aman saja memakai tretinoin. Selain karena diawasi oleh dokter kulit, saya juga nggak perlu takut memakai tretinoin karena nggak akan menimbulkan risiko resisten terhadap bakteri jerawat seperti misalnya, memakai antibiotik macam clindamycin. Untuk aman atau tidaknya tretinoin dipakai dalam jangka panjang, menurut dokter saya sendiri tentu aman. Wong produk ini juga produk perawatn anti-aging 🙂