banner-detik

health wellness

Sesekali,Tinggalkan Sunscreen! Ini Manfaat Matahari

seo-img-article

Tahu “Solar-Phobes”? Ini istilah (atau sindiran?) dari profesor di Harvard tentang kebiasaan orang-orang modern yang takut banget kena matahari.

Yes we get it. Takut penuaan dini, takut kena kanker kulit, dan juga takut kena sun spot di hari tua nanti. Artikel FD juga selalu mengigatkan FD-ers untuk rajin pakai sunscreen, karena ini adalah bentuk investasi anti-aging paling mudah, dan skincare basic yang penting dilakukan.

Tapi, bukan berarti kita menyarankan ngumpet total dari matahari!

manfaat-inar-matahari-kesehatan-kulit-featured

Matahari = Vitamin D

Kena sinar matahari itu penting banget agar kita nggak kekurangan vitamin D. Paparan sinar matahari yang cukup (cukup yaa, bukan berlebih) adalah sumber pembentukkan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang, imunitas tubuh, menjaga mood, sampai (surprise, surprise) kesehatan kulit. Kurang vitamin D bahkan bisa menaikkan potensi penyakit stroke dan diabetes.

Manfaat matahari pun dikonfirmasi oleh dr. Tina Wardhani Wisesa SpKK, yang juga staf pengajar di Universitas Indonesia.

“Orang yang jarang kena matahari, pasti kulitnya lebih gampang alergi dan gatal-gatal,” kata dr. Tina, merujuk pada manfaat imunitas tubuh vitamin D tadi.

Gimana dengan kanker kulit? The good news is, hubungan sinar matahari-kanker kulit itu nggak se-straight forward yang kita bayangkan. Untuk terkena kanker kulit pun, ternyata butuh faktor gen dan “bakat” turunan. Orang Asia yang lebih gampang menggelap saat terkena sinar matahari, risiko untuk terkena kanker kulitnya jauuuh lebih kecil dibandingkan orang barat, that easily burn than tan from sun exposure.

Manfaat anti-depresi dari sinar matahari juga saya akui benar. Bahkan bagi saya, olahraga itu nggak afdol kalau dilakukan di dalam ruangan. Jogging outdoor gives me different, better vibe. Dan ternyata memang faktor sinar matahari saat olahraga pagi itu mempengaruhi mood, karena matahari mendorong produksi hormon serotonine dan dopamine yang lebih tinggi saat berolahraga. Yay!

Waktu yang Aman untuk Terkena Matahari

Jadi gimana nih, cara kena sinar matahari yang tetap sehat? Buat yang kulitnya putih, jalan-jalan di bawah sinar matahari lima sampai sepuluh menit sehari. Buat yang kulitnya cenderung gelap, butuh waktu sekitar setengah jam. Kata dr. Tina, lakukan sebelum jam sepuluh pagi.

Dari satu sesi “berjemur” ini, kita sudah memproduksi vitamin D yang cukup untuk asupan selama beberapa hari. See, nggak perlu sering-sering kok. Dua-tiga kali seminggu saja sudah cukup banget. Selebihnya, dipakai lagi dong, sunscreen-nya 😀

Baca juga: Cara Memakai Sunscreen yang Salah

manfaat-sinar-matahari-kesehatan-kulit-2

Kalau kamu nggak bisa melakukan acara jemur-jemur ini, support kebutuhan vitamin D tubuh dengan makanan. Contohnya dari telur, oily fish (makarel, tuna, salmon), susu dan margarin. Kalau orang lain parno kena matahari, saya malah parno nggak cukup vitamin D! Makanya bisa dihitung, pasti ada deh setidaknya dua kali seminggu saya bawa bekal steamed veggies pakai tuna/ makarel. Saya malah sampai beli suplemen vitamin D3!

Tapi ingat, sumber vitamin D dari makanan nggak semaksimal vitamin D3 dari matahari. Jadi sempatkan deh, kena matahari saat berangkat ke kantor. Bantal-kasur aja sering dijemur, masa kamu nggak? 😛

Slow Down

Please wait a moment to post another comment