lifestyle
18 Nov 2025
L’Oréal – UNESCO For Women in Science 2025 Berikan Penghargaan kepada 4 Perempuan Peneliti Indonesia!
Empat peneliti perempuan Indonesia tunjukkan kekuatan kolaborasi dan inovasi lewat program L’Oréal – UNESCO For Women in Science 2025.
Selama lebih dari 2 dekade, L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) terus jadi ruang inspiratif bagi perempuan peneliti di Indonesia untuk bersinar lewat riset yang berdampak nyata. Tahun 2025 ini, program tersebut kembali menghadirkan 4 sosok luar biasa yang membuktikan bahwa sains bukan cuma soal laboratorium, tapi juga tentang memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan bumi.
Didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, FWIS sudah konsisten selama 22 tahun memberikan penghargaan dan pendanaan riset untuk perempuan peneliti. Hingga kini, 79 perempuan ilmuwan telah mendapatkan dukungan untuk mengembangkan penelitian di berbagai bidang. Dari bioteknologi, lingkungan, hingga kesehatan.
Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menyebut bahwa meningkatkan partisipasi perempuan di bidang sains bukan hanya soal kesetaraan, tapi juga ekonomi. “Negara akan rugi kalau tidak memanfaatkan potensi terbaik yang dimiliki perempuan,” ujarnya, mengutip dari siaran pers. Ia juga menekankan pentingnya percaya diri, berani ambil kesempatan, dan tetap jadi diri sendiri.
Baca juga: WAJIB CATAT! Ini 3 Tips Memilih Sunscreen untuk Kulit Berjerawat!
Sains yang kolaboratif dan relevan

FWIS 2025 mencatat lonjakan besar dalam jumlah peserta, yakni lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu. Sebagian besar proposal datang dari perempuan muda di bawah usia 40 tahun, dengan ide riset yang berakar dari potensi lokal Indonesia: dari pemanfaatan tanaman obat sampai inovasi pengelolaan limbah jadi sumber daya berkelanjutan.
Menurut Prof. dr. Herawati Sudoyo, Ketua Dewan Juri FWIS 2025, tren ini menunjukkan semangat kolaborasi yang makin kuat di kalangan ilmuwan perempuan. “Tanpa kolaborasi, penelitian hampir mustahil untuk terealisasi,” ujarnya.
Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs L’Oréal Indonesia, menambahkan bahwa para alumni FWIS aktif saling berbagi peluang riset dan menjalin kerja sama lintas bidang, dari life science hingga teknologi. “Kolaborasi bukan cuma jargon, tapi sudah jadi budaya,” katanya.
Baca juga: Selain Brand Lokal Indonesia, 5 Beauty Brand Asia Tenggara Ini Layak Dilirik!
Mengenal 4 perempuan peneliti mewujudkan sains yang berdampak
Tahun ini, empat peneliti terpilih menjadi penerima FWIS 2025, menghadirkan penelitian yang berfokus pada solusi konkret dan inovatif untuk menjawab tantangan nyata di Indonesia, mulai dari bidang bioteknologi, kesehatan, dan keberlanjutan.

Dr. Maria Apriliani Gani, merupakan dosen dan peneliti di Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung. Ia mengembangkan model seluler untuk terapi osteoporosis berbasis tanaman obat lokal, risetnya mendukung transisi global menuju non-animal testing dan bisa meningkatkan kualitas hidup perempuan lanjut usia.

Dr.rer.nat. Lutviasari Nuraini, merupakan peneliti di Pusat Riset Metalurgi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia meneliti material implan tulang berbasis magnesium yang bisa terurai alami setelah proses penyembuhan. Inovasi ini diharapkan bantu Indonesia mandiri dalam produksi implan medis.

Lalu ada Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D, yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Ia mengembangkan terapi mRNA antivirus spektrum luas untuk penyakit yang ditularkan nyamuk, seperti demam berdarah. Penelitiannya bisa jadi langkah besar dalam pengendalian penyakit tropis di Indonesia.

Terakhir, ada Helen Julian, Ph.D. yang merupakan dosen di Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung. Ia menciptakan sistem pengolahan limbah kelapa sawit jadi sumber daya bernilai tinggi menggunakan teknologi Membrane Photobioreactor–Nanofiltration. Riset ini sejalan dengan semangat ekonomi sirkular dan keberlanjutan.
Lebih dari sekadar penghargaan

Program FWIS bukan cuma ajang selebrasi ilmuwan perempuan, tapi juga wadah mentorship, kolaborasi, dan dukungan jangka panjang. Jejaring FWIS kini mencakup lebih dari 4.700 ilmuwan perempuan di seluruh dunia, membuka peluang riset lintas negara dan bidang. Seperti disampaikan oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, “Sains dan keberagaman berjalan beriringan. Dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan.”
Baca juga: Intip Beauty Routine Dua Lipa yang Bikin Kulitnya Selalu On Stage Ready!
Empat perempuan penerima FWIS 2025 dari L’Oréal membuktikan bahwa sains bisa lahir dari laboratorium hingga komunitas, dari ide sederhana hingga dampak global. Mereka adalah contoh nyata bahwa perempuan punya tempat penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Image: L’Oréal


