ic-fd

E-reader Bisa Atasi Digital Fatigue? Ini Pengalaman Saya dengan Kindle

lifestyle
author

armeliafarah・16 Jun 2025

detail-thumb

Salah satu best purchase saya di awal tahun 2025, yaitu membeli e-reader dan mengatasi kondisi digital fatigue!

Sejak masih duduk di bangku sekolah, saya sangat menyukai kegiatan membaca dan selalu menyisihkan uang jajan untuk beli buku. Saat beranjak dewasa dan life happens, di tambah harga buku fisik yang semakin mahal, saya jadi jarang baca buku. Alhasil, lebih sering menghabiskan waktu untuk scrolling sosial media. Tentu, menghabiskan banyak waktu di dunia maya bikin selalu up to date, akan tetapi saya merasakan kelelahan usai scrolling ponsel secara non-stop, terutama di malam hari. Setelah mencari tahu, ternyata ini dinamai digital fatigue dan ada beberapa langkah untuk bisa mengatasinya, salah satunya adalah nggak terlalu sering memegang gadget. Wah… ini cukup sulit, mengingat saya juga membutuhkannya untuk pekerjaan, hiburan, dan membaca buku.

Baca juga: 40 Tahun KAO Indonesia: Rayakan Self-Care, Pemberdayaan Perempuan dan Gaya Hidup #Kirei

Yup, ketika e-book sudah lebih common, saya mulai membiasakan diri untuk membaca dan itu di ponsel atau tablet. Ternyata, kegiatan ini juga yang membuat saya merasakan ‘digital fatigue’ dan setelah melakukan sedikit research, serta banyak pertimbangan, akhirnya saya membeli e-reader. Surprisingly, langkah ini cukup membantu saya untuk mengatasi persoalan burnout yang datang dari kegiatan memandang layar gadget terus-menerus. Yuk, simak experience saya, siapa tahu kamu juga merasakan hal yang sama seperti saya dan nggak menyadarinya. 

Apa itu digital fatigue?

digital fatigue

Ini adalah kondisi kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh penggunaan dari media digital secara non-stop, seperti terpapar blue light dari perangkat elektronik, baik komputer, ponsel, atau tablet. Biasanya, gejala dari kelelahan yang diakibatkan oleh digital fatigue nggak terlalu disadari tapi bisa berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental. Beberapa gejala umum dari kelelahan digital ini bisa terlihat dengan mata terasa sakit dan kelelahan, sensitif terhadap cahaya, dan sakit kepala. Gejala lainnya yang ditunjukan tubuh kalau kamu mengalami kelelahan digital adalah nyeri otot leher, bahu, atau punggung, konsentrasi dan fokus kamu juga bisa terganggu.

Membaca deretan gejala yang ditimbulkan oleh kelelahan digital, kira-kira kamu mengalami salah satunya, nggak? Kalau saya sendiri mengalami dan yang paling terasa adalah mata terasa lelah dan nyeri di bagian leher. Awalnya, saya kira ini hanya karena kelelahan biasa dan butuh istirahat. Namun, ada kalanya saya coba untuk istirahat dengan mengurangi intensitas pakai gadget di kala long weekend dengan menggantikannya baca buku di e-reader. Surprisingly, mata lelah mulai berkurang, walaupun saya juga memandang layar e-reader. Setelah mencari tahu, ternyata layar e-reader dengan gadget pada umumnya itu berbeda, sehingga kelelahan mata yang diakibatkan oleh blue light, nggak akan terasa saat kamu baca di e-reader.

Perbedaan layar Kindle yang e-ink vs gadget biasa

digital fatigue

Nah, e-reader yang saya pakai adalah Kindle yang sudah cukup common di kalangan pencinta buku. Seperti yang saya bilang bahwa layar dari Kindle itu berbeda dengan gadget pada umumnya, karena layarnya menggunakan teknologi e-ink. Teknologi ini dikenal hemat energi dan ramah di mata, karena nggak memancarkan cahaya seperti layar LCD atau OLED. Selain itu, tampilan e-ink pada Kindle dirancang untuk menyerupai kertas cetak, dengan lapisan anti-silau yang mencegah pantulan cahaya. Dengan layar demikian, e-reader ini bisa digunakan dalam berbagai kondisi pencahayaan, termasuk di bawah sinar matahari langsung, kamu tetap bisa membaca dengan jelas.

Baca juga: Ini Tips Kerja Sat-Set Pakai Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez!

Sebelum menggunakan Kindle untuk baca buku, saya menggunakan ponsel dan tablet. Saat saya sudah membaca e-book lebih dari satu jam, saya merasa mata lelah dan perih. Belum lagi, usai membaca buku saya masih menggunakan gadget untuk keperluan lainnya. Akhirnya, setelah pertimbangan yang cukup lama yaitu sekitar empat tahun, saya berani untuk membeli Kindle. Mengingat saya juga sudah menggunakan aplikasinya di tablet, saya suka dengan app experience yang diberikan. Setelah menggunakan selama sebulan, saya merasa bahwa kondisi kelelahan digital saya bisa teratasi, mata jadi nggak sering terasa lelah dan perlahan tegang otot di area leher juga mulai berkurang.

Nggak hanya itu, saya merasakan bahwa membaca di Kindle itu bikin saya lebih semangat dan bisa menghabiskan dua buku dalam satu minggu. Lalu, saya merasa bahwa bentuk Kindle yang compact ini bisa selalu saya bawa ke mana saja, ruang penyimpanan pada e-reader ini juga lumayan besar yaitu 16 GB yang bikin saya merasa seperti membawa perpustakaan kecil di tas. Ini jadi salah satu best purchase saya di awal tahun 2025, karena setelah melalui reading slump yang cukup lama, akhirnya saya kembali bisa membaca buku dan menikmatinya.

Is it worth the splurge?

digital fatigue

Jawaban dari pertanyaannya adalah iya dan tidak. Itu karena membeli e-reader memerlukan pertimbangan yang cukup banyak. Mulai dari harganya yang nggak murah dan apakah kamu benar-benar membutuhkannya? Seperti yang saya bilang sebelum membeli Kindle, saya cukup lama mengincarnya dan mempertimbangkan selama empat tahun sampai akhirnya membeli. Untuk saya yang memang suka membaca, ini sangat worth the splurge. Namun, untuk kamu yang masih menyukai baca buku fisik dan juga nggak rela untuk membeli e-reader dengan harga yang lumayan, kamu bisa mempertimbangkan lebih lama, atau membeli yang second hand. 

Pembelian e-reader second hand juga lumayan common dan saat ini sudah lebih mudah didapatkan. Oh iya, mungkin juga ada yang mempertimbangkan untuk beli tetapi bingung bagaimana untuk memindahkan atau beli bukunya. Ini merupakan hal yang lumayan mudah, karena di YouTube dan TikTok ada berbagai tutorial untuk beli dan memindahkan buku ke Kindle, keyword yang bisa kamu gunakan adalah ‘how to import a book to Kindle or how to buy a book on Kindle’, nanti akan ada banyak tutorialnya yang bisa kamu contek.

Baca juga: Xiaomi Rilis Mijia 510L, Kulkas Pintar 4 Pintu yang Cocok untuk Rumah Modern!

Itu dia pengalaman saya yang merasakan kelelahan digital dan coba untuk mengatasinya dengan menggunakan e-reader. Untuk saya ini sangat membantu dan juga bikin keluar dari reading slump! Namun, kalau kamu memiliki permasalahan serupa dengan kelelahan digital, ada banyak cara untuk mengatasinya dan mungkin membeli e-reader nggak harus dilakukan. So, setelah membaca artikel ini, apakah kamu juga memiliki gejala dari digital fatigue dan bagaimana mengatasinya?

 

Images: Dok. iStock, Dok. Female Daily/armeliafarah