Mulai berpenampilan rapi dan wangi, apakah ini jadi ciri-ciri dari cowok remaja yang beranjak dewasa? Kira-kira apa saja produk esensial yang dibutuhkan cowok saat baru mulai grooming?
Rambut klimis, wajah sudah nggak kusam lagi, badan tegak berotot, outfit rapi setiap hari. Apakah hal di atas jadi tanda dari cowok yang telah menjadi dewasa? Sebelum menyimpulkan, mari melihat ke belakang saat para cowok mulai peduli terhadap penampilannya. Rasa peduli ini mulai muncul saat perubahan fisik mulai terlihat dan hal ini dikenal sebagai masa remaja. Yes, masa remaja atau yang dikenal juga sebagai pubertas.
Pada masa ini, cowok mulai memiliki kebutuhan baru untuk bisa terus relevan dengan kehidupan sosial di sekitar. Banyak yang menganggap sebagai proses pendewasaan dan ada juga yang menganggap ini sebagai proses pencarian jati diri. Pada momen ini juga, muncul kebutuhan psikologis untuk bisa eksis, disukai, dan diperhatikan sekitar menjadi dominan di sela-sela proses perkembangan emosional lainnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis di atas adalah dengan meningkatkan penampilan. Gue ingat banget pernah ada masa di mana level PD jadi anjlok pas ke sekolah lupa nggak pakai pomade.
Baca juga: FD Hadir dengan ‘Male Daily’ untuk Ajak Laki-Laki Peduli dengan Kesehatan dan Penampilan!
Tapi, kalau mengingat masa remaja gue yang berlangsung dari tahun 2006-2009, penyebaran informasi soal grooming untuk cowok masih sangat terbatas. Sehingga, hal yang memorable dan bisa diceritakan oleh gue hanya berputar pada satu produk yaitu pomade. Sudah pasti berbeda dari saat ini, para cowok yang memasuki remaja mungkin sudah mengetahui berbagai banyak produk. Ditambah dengan akses informasi yang lebih luas dan cepat, bikin para cowok yang mulai mengetahui cara untuk memerhatikan penampilan jadi gemar untuk mencari produk terbaik yang bisa jadi andalan untuk meningkatkan penampilan.
Nah, kali ini gue akan share beberapa produk esensial untuk para cowok yang baru mau mulai merawat diri dan kalau kalian konsisten untuk pakai deretan produk esensial ini untuk jaga penampilan tetap prima, dijamin kalian nggak akan terlalu overthinking terhadap penampilan dan bisa fokus melakukan banyak hal lainnya!
Sedikit cerita, ada satu hal yang gue sesali banget di masa muda yaitu nggak kenal dan nggak pakai sunscreen sebelum beraktivitas. Sama sekali nggak ada satupun informasi yang mampir memberikan pengetahuan bahwa penting sekali menggunakan sunscreen dan dampaknya kalau nggak pakai. Pada saat itu, sunscreen lebih akrab disebut sebagai sunblock yang fungsionalitasnya digadang-gadang terbatas digunakan hanya saat aktivitas berenang untuk menghindari kulit terbakar.
Padahal seharusnya sunscreen wajib di-apply pada setiap kondisi dan aktivitas. Bahkan saat momen Covid-19, gue baru tau kalau sunscreen juga harus tetap dipakai walau hanya beraktivitas di dalam ruangan. Berikutnya sudah bisa ditebak, nggak adanya informasi tersebut membuat kondisi kulit gue saat remaja sangat kusam. Bahkan nggak jarang juga menimbulkan banyak jerawat. Saat ini, sunscreen jadi salah satu produk dari rangkaian skincare yang selalu gue gunakan sebelum keluar rumah.
Nah, produk sunscreen yang gue gunakan saat ini adalah Carasun. Hal yang paling gue suka dari Carasun adalah teksturnya yang lebih ringan dibanding sunscreen yang lain. Gue pribadi kurang suka sunscreen yang terlalu melembapkan wajah, karena jadi terlihat lepek. Nah, selain Carasun, gue juga baru banget pakai sunscreen dari Elvicto yang juga mengandung moisturizer di dalamnya. So, produk ini cukup revolusioner menurut gue yang malas pakai produk berlapis-lapis, karena sudah bisa pakai moisturizer sekalian sunscreen. Setiap habis pakai produk ini, gue langsung mikir udah dapat yang dibutuhkan kulit yaitu kelembapan dan juga SPF yang melindungi.
Walaupun sulit dipercaya, tapi nyatanya gue juga baru pakai deodoran pada saat kelas 2 SMA. Luar biasa telat! Mungkin, memang karena hormon gue yang baru aktif di usia tersebut, sehingga teman-teman di sekitar mulai terganggu dengan bau ketiak gue, wkwk. Jujur saja, dari SD sampai SMP, bau badan gue tuh fine-fine saja, keluhannya nggak sebanyak saat gue duduk di bangku SMA. Setelah mendapatkan beberapa feedback dari circle terdekat, akhirnya gue memutuskan untuk mulai beli dan pakai deodoran. Kalau melihat dari segi perkembangan produk deodoran masa kini, ada beberapa concern yang disuarakan yaitu yang bisa mencerahkan kulit area ketiak dan berbagai macam hal lainnya. Tapi, untuk gue pribadi sih masih menggunakan deodoran yang tersedia di minimarket terdekat.
Dari cerita remaja gue di atas, sebenarnya gue juga mulai menyadari kulit wajah yang amat kusam dan harus segera diatasi sebelum masalah ini mulai mengganggu sanubari. Mulai deh, gue ngobrol bareng teman dekat yang sudah mulai menggunakan face wash dan gue bertanya rekomendasi dari mereka. Walaupun akhirnya gue hanya membeli produk mainstream yang mudah didapatkan, ini adalah salah satu usaha yang gue lakukan untuk mengatasi kulit wajah yang kusam.
Nggak bisa dipungkiri, level knowledge gue saat itu tentang skincare membuat gue menyukai produk face wash yang berani mengklaim mencerahkan dan memang itu terbukti. Setiap kali gue mencuci wajah dengan produk-produk tersebut, langsung memberikan instant result yang bikin wajah gue jadi terlihat lebih cerah. Bahkan, nggak jarang di momen tertentu, face wash tersebut gue bawa di tas untuk siap sedia jika diharuskan mencuci wajah agar tampil lebih “wah”. Namun, baru-baru ini gue menyadari kalau ternyata instant result ini memberikan efek samping juga, yaitu bikin kulit wajah jadi kering.
Beberapa tahun setelah gue kerja di Female Daily, barulah gue paham bahwa ternyata face wash yang bagus itu adalah yang memiliki tekstur foam dan gentle, sesuai dengan pH kulit sehingga tetap melembapkan dan nggak membuat kulit kering. Salah satu produk yang jadi favorit gue adalah Senka Perfect Whip. Produk ini diformulasikan untuk bisa menghasilkan foam yang luar biasa lembut, sehingga pengaplikasiannya di wajah juga memberikan sensasi baru yang lembut dan menyegarkan.
Baca juga: Kenalan dengan Kampanye “No Shave November” dan Produk Beard Oil untuk Meraihnya!
Nggak hanya pakai produk dari Senka, gue juga pakai beberapa produk akibat intensitas bepergian gue meningkat dan sering lupa untuk bawa produk skincare pribadi. Alhasil, gue pakai produk skincare milik istri. Salah satunya adalah produk dari Acnes, ini jadi favorit gue karena cocok dan harganya juga dibanderol lebih murah dari sebelumnya.
Sesuai cerita masa remaja gue sebelumnya, pomade merupakan produk paling awal yang nggak pernah ketinggalan untuk gue gunakan. Nggak terhitung jenis pomade apa aja dari Gatsby yang pernah gue beli, sampai pomade dengan merek barbershop tertentu. Dari mulai coba yang water based, oil based, sampai clay, semua pernah gue coba. Tentu saja dari semua yang pernah gue coba, ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Walaupun saat ini gue sudah jarang pakai pomade, tapi untuk momen tertentu yang mengharuskan rambut gue terlihat rapi, water based pomade menjadi pilihan untuk sekedar membentuk rambut agar lebih rapi.
Kalau bahas topik soal parfum, gue selalu merasa kalau knowledge dan pleasure dari pakai parfum itu hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang. Tentu saja gue nggak termasuk dari orang-orang tersebut. Sangat sulit untuk bisa sekadar membedakan wangi dari suatu parfum. Apalagi mengenali ingredients yang menjadi cikal bakal wangi tersebut muncul, serius deh beneran no clue. Hingga suatu hari setelah event Bandung X Beauty, gue bareng beberapa rekan FD makan di sebuah restoran dan ketika gue cuci tangan, itu sabun cuci tangannya wangi banget dan gue suka sama wangi tersebut.
Akhirnya, setelah penasaran dengan wangi tersebut, gue coba tanya teman-teman sebenarnya wangi apa sabun cuci tangan tersebut. Salah seorang dari mereka menjawab bahwa wangi tersebut adalah wangi sandalwood atau cendana. Mulai dari situ, gue beli parfum dengan wangi serupa, seperti Dunhill Indian Sandalwood, Tom Ford Oud Wood, dan Le Labo Santal 33. Tapi, akhir-akhir ini dikarenakan harga parfum dengan wangi sandalwood luar biasa pricey dan gue juga mulai lebih concern lagi untuk mengurani pembelian parfum high end, akhirnya tanpa disadari, gue juga mulai menyukai parfum lokal yang mengeluarkan aroma akar kayu, salah satunya adalah Mine Tatami.
Oh iya, ada lagi concern yang sering dialami oleh para cowok yaitu shaving. Mau cowok di usia berapa pun, pasti mulai tumbuh kumis ataupun janggut. Tapi yang pasti, kalau pertumbuhannya nggak dirawat atau dibiarkan begitu saja, akan menghasilkan kesan yang berantakan dan akhirnya memengaruhi penampilan wajah. Kalau gue sendiri, baru mengalami permasalahan ini di bangku kuliah, ketika salah satu teman gue ada yang mempermasalahkan kumis gue. Walaupun awalnya gue nggak terlalu terpengaruh dengan opini ini, tapi akhirnya gue coba untuk mencukur kumis menggunakan Gilette yang bisa ditemukan di minimarket terdekat. Dari pengalaman ini, gue juga pernah tergores mata pisau dan karena itu akhirnya gue menemukan produk foam untuk shaving yaitu adalah Gillette Shaving Foam Mentol.
Baca juga: Mengenal Fungsi Hair Powder untuk Cowok, Intip Rekomendasinya!
Namun, ada juga shaver electric yang mulai gue pakai dan favorit gue adalah Philips Hair Clipper Series 3000 dan Series 5000. Produk dari Philips ini menawarkan mata pisau yang zero maintenance, sehingga selalu tajam dan bisa selalu digunakan kapanpun. Oh iya, ngomongin soal kumis dan brewok, ternyata cowok yang mempunyai ini lebih menarik di mata perempuan, lho. Coba aja googling, ya!
Nah, itu enam produk esensial yang wajib banget para cowok punya dan pakai, walaupun mungkin ada yang bisa dieleminasi seperti pomade dan parfum Usahakan tiga teratas harus selalu tersedia dan rutin dipakai. Gue jamin penggunaan rutin dari produk di atas bisa naikin level confidence para cowok!
Images: Dok. iStock