entertainment

Perdana di Indonesia, Cine-Concert ‘Samsara’ Karya Garin Nugroho Dipentaskan di Mega Festival Indonesia Bertutur 2024!

seo-img-article

Setelah ditampilkan di Singapore, ‘Samsara’ kembali ke rumah-nya, Indonesia. Sebuah karya dari garin Nugroho ini hadir di Mega Festival Indonesia Bertutur 2024!

‘Samsara’ karya terbaru dari sutradara Garin Nugroho, telah ditampilkan perdana di Esplanade Concert Hall, Singapore pada Mei lalu. Kali ini, ‘Samsara’ kembali ke rumahnya, Indonesia untuk pertama kalinya hadir melalui Program Anarta, Indonesia Bertutur 2024 di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali pada 16 Agustus lalu. 

‘Samsara’ sendiri merupakan film bisu hitam putih yang dibintangi Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett, dengan iringan paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik. ‘Samsara’ menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali, seperti gamelan, tari tradisional, topeng yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer. Paduan musik gamelan Bali digarap oleh I Wayan Sudirana dan musik elektronik dari grup Gabber Modus Operandi, menciptakan pengalaman sinematik yang unik dan eksperimental. 

Mega Festival Indonesia

Mengambil latar Bali tahun 1930-an, ‘Samsara’ bercerita tentang perjalanan seorang pria dari keluarga miskin yang melakukan perjanjian gaib demi mendapatkan kekayaan, namun justru membawa kutukan bagi keluarganya. 

Garin Nugroho menjelaskan, “Film ini menjadi contoh bagaimana budaya tradisional dapat dihidupkan kembali dalam konteks modern, mempertemukan seni masa lalu dengan inovasi masa kini. ‘Samsara’ merupakan film bisu pertama di dunia yang bernuansa budaya dan tradisi Bali, dengan menggunakan paduan iringan musik elektronik dan gamelan Bali. Bagi saya, ini merupakan eksperimen menarik, dan melalui bereksperimen artinya kita memaknai hidup yang terus melakukan perjalanan baru.” 

Samsara

‘Samsara’ juga turut menampilkan seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali. Setelah pertunjukan perdananya di Indonesia, karya ‘Samsara’ dijadwalkan akan menjalankan World Tour ke beberapa negara di dunia. 

“Tentunya kami sangat bersyukur dengan dukungan yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media, sehingga karya ‘Samsara’ dapat dinikmati khalayak luas melalui panggung Indonesia Bertutur. Harapannya, nilai budaya yang terwujud dalam karya ini bisa menjadi pengingat akan kekayaan tradisi sekaligus memberikan pengalaman emosional yang mendalam dan refleksi baru bagi penontonnya,” lanjut Garin.  

Selamat, Garin! Semoga kedepannya semakin banyak karya Indonesia yang menghidupkan kembali seni tradisional. 

 

Image: Dok. Indonesia Bertutur 2024 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment