backstage beauty
09 Nov 2022
Kenapa Ada Kosmetik Ditarik dari Peredaran Walau Sudah Ada Izin BPOM?
Beberapa bulan belakangan, ada kasus merk kosmetik yang sudah beroperasi dan sudah punya izin BPOM tiba-tiba ditarik peredarannnya. Mengapa ini bisa terjadi?
Siapa yang di sini sebelum membeli makeup, skincare, atau body care selalu cek nomor izin edar BPOM-nya dulu?
Kebiasaan ini udah tepat FD Members, karena nomor izin edar yang umumnya ada di packaging produk ini berarti produk tersebut telah lolos uji pengawasan BPOM. Sesuai namanya, nomor izin edar ini juga mengindikasikan bahwa produk tersebut udah di-approve sama BPOM sebagai satu-satunya badan yang terasosiasi oleh pemerintah buat mengawasi kualitas makanan, obat-obatan, serta semua barang yang dihirup, dioles, dan diaplikasikan ke tubuh kita.
Tapi dengan adanya berita merk-merk kosmetik yang tiba-tiba ditarik dari peredaran oleh BPOM padahal udah punya nomor izin edar, apakah pengawasan BPOM masih bisa dipercaya? Sebelum kamu punya trust issue sama BPOM, ketahui proses pendaftaran nomor izin edar ini dulu yuk!
Proses pendaftaran BPOM
Proses pendaftaran BPOM ini cukup panjang dan membutuhkan berkas-berkas administratif. Pertama, perusahaan perlu mendaftarkan dirinya terlebih dahulu dengan memasukkan data-data seperti biodata perusahaan, alamat dan data-data gudang, data pemimpin perusahaan serta surat pernyataan bahwa perusahaan tidak melakukan tindak pidana di bidang kosmetika.
Selain itu, perusahaan juga perlu mengisi data pabrik yang melakukan kegiatan produksi, sampai kontak apoteker atau tenaga farmasi yang bertanggung jawab atas produk. Belum lagi berkas-berkas lainnya seperti NIB atau Nomor Induk Berusaha, Surat Pernyataan Hak Atas Merek, Sertifikat/Formulir Pendaftaran Merek, dan sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Tentu, jika berkas-berkas tersebut belum dipunyai perusahaan, perusahaan perlu menjalani prosesnya terlebih dahulu agar dapat mengantongi berkas-berkas yang dibutuhkan.
Juga ada hasil analisa laboratorium yang perlu dikirim ke BPOM. Desain label atau kemasan produk juga diperiksa BPOM, apakah ingredients yang disebutkan di kemasan tersebut sudah sesuai dengan formulasinya.
Setelah semua kebutuhan administrasi terkumpul dan perusahaan melakukan pembayaran, produk kemudian diserahkan kepada BPOM untuk diperiksa, baru nomor izin edar akan terbit. Untuk tata cara lengkapnya, dapat kamu baca selengkapnya di dokumen ini.
Permasalahannya, BPOM biasanya mengecek kualitas produk pada tahap pre-market atau sebelum produk beredar di pasaran. Setelah mendapatkan nomor izin edar, tidak menutup kemungkinan bahwa ada pihak yang mengubah atau mengganti formulasi yang didaftarkan di awal.
Apakah BPOM lalai?
View this post on Instagram
Meski BPOM juga berwenang untuk melakukan pengawasan post-market, sifatnya lebih berupa inspeksi. Lagipula, BPOM tentu tidak dapat terus mengontrol dan memeriksa sebanyak itu makanan, obat, dan kosmetik yang beredar di pasaran setiap kali mereka melakukan produksi kan?
Dengan adanya celah ini ditambah proses produksi makanan, obat, dan kosmetik yang melibatkan banyak pihak, kasus ditariknya suatu produk dari pasaran lebih kompleks dari perdebatan bahwa “BPOM tidak kerja” atau brand tersebut perlu di-cancel karena menjual produk yang tidak aman.
Belum lagi arus informasi yang bisa lebih mudah kita akses dari banyak negara, lalu kemudian “digoreng” oleh media sehingga seolah-olah isu produk bermasalah juga terjadi di Indonesia. Seperti contohnya isu dry shampoo yang mengandung Benzena, padahal produknya sendiri tidak masuk ke Indonesia, namun banyak media menghadirkan berita dengan judul click bait yang fear mongering.
Dalam kasus obat batuk anak yang diduga menyebabkan gangguan ginjal akut misterius misalnya, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menduga adanya pergantian pemasok bahan baku yang tidak dilaporkan ke BPOM seperti yang dilaporkan BBC Indonesia. Meski kasusnya masih bergulir, hal ini juga sangat mungkin terjadi dalam konteks pembuatan produk makeup, skincare, atau bodycare.
Terus harus gimana dong?
Kebiasaan kamu untuk selalu cek izin edar sebelum memutuskan membeli suatu produk boleh tetap dilakukan. Tapi mengingat bahwa ada celah yang disalahgunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab, sebisa mungkin pakai produk-produk dari brand yang sudah terpercaya ya.
Untuk menentukan apakah suatu brand dapat dipercaya, kamu bisa memperhatikan beberapa poin berikut. Misalnya, sudah berapa lama perusahaan tersebut beroperasi? Apakah sudah memiliki kantor fisik? Bagaimana dengan toko offline? Apakah brand tersebut pernah mengikuti bazaar atau bentuk aktivasi lainnya? Apakah kamu tau siapa founder atau pimpinannya? Apakah kamu sudah cek produk tersebut di FD Beauty Review atau belum?
Memang sih, zaman sekarang keseriusan suatu brand tidak hanya dapat dilihat dari toko fisik semata. Banyak brand-brand yang baru bermunculan dengan produk yang tidak kalah bagus. Namun, dengan semakin banyaknya presence perusahaan tersebut di dunia nyata, setidaknya orang-orang di balik perusahaan tersebut sudah menginvestasikan banyak hal agar dapat beroperasi. Dengan asumsi ini, seharusnya mereka jadi lebih menjaga reputasi agar perusahaannya bisa terus berdiri.
Mungkin kamu punya cara lain untuk memilih produk yang aman di tengah banjirnya produk-produk yang muncul di pasaran? Kalau ada, share di kolom komentar ya!