banner-detik

backstage beauty

Seleb Korea Jadi Brand Ambassador Produk Kecantikan Lokal: Soal Standar Kecantikan atau Fandom Culture?

seo-img-article

Sebenarnya ada apa di balik produk kecantikan lokal dan hype penggunaan seleb Korea sebagai Brand Ambassador?

Mulai tahun 2021 silam, rasanya semakin sering kita melihat wajah seleb Korea mempromosikan produk lokal, khususnya brand kecantikan. Kalau masih ingat, nggak lama sejak tamatnya drakor ‘Start-Up’, aktor Kim Seonho diumumkan akan jadi Brand Ambassador (BA) dari lini skincare lokal, Everwhite. Saat itu, slogan ‘Your Skincare Mentor’ diberikan pada aktor yang memang memerankan karakter Han Ji-Pyeong, seorang mentor di bidang entrepreneurship. Karena merupakan salah satu yang pertama, ditambah namanya yang juga lagi naik daun kala itu, excitement ketika kerja sama ini diumumkan terbilang tinggi.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by EVERWHITE (@everwhiteid)

 

Penggunaan Brand Ambassador sendiri memang merupakan suatu faktor yang bisa mempengaruhi ketertarikaan seseorang akan suatu brand sekaligus mempengaruhi keputusan membeli.

Deretan BA Korea dalam dua tahun terakhir

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Realfood Jelly (@realfoodjellyid)

Nggak berhenti di Kim Seonho, hingga bulan Maret 2022 ini, berita soal seleb Korea yang jadi Brand Ambassador produk kecantikan lokal jadi semacam event rutin. Seperti bandwagon baru dalam industri ini, sederet aktor, aktris, solois, sampai idol group asal Negeri Ginseng terus bermunculan. To name a few, ada Song Kang, Lee Je Hoon, Song Joong Ki, Cha Eun Woo, Sehun EXO, Han So Hee, NCT Dream, dan Twice. Started off as a breath of fresh air, nowadays it’s a matter of ‘who’s next in line?’. 

Opini beragam dari pencinta beauty

Besarnya jumlah fans Hallyu atau Korean Wave di Indonesia 10 tahun terakhir dan minat terhadap dunia beauty yang juga tinggi, mendatangkan beragam opini tentang fenomena BA Korea ini. Just like every thing else, pasti ada yang pro, kontra, dan indifferent alias mengikuti arus saja.

Nggak jarang saya menemukan perdebatan tentang topik ini di jagad maya, seperti Instagram, Twitter, dan juga TikTok. Ada yang menganggap penggunaan seleb Korea sebagai BA brand kecantikan lokal justru jadi suatu kemunduran setelah beberapa tahun terakhir banyak brand kecantikan lokal yang mengampanyekan dan merayakan keberagaman. Seolah beauty goals yang dipromosikan kini kembali lagi ke kulit putih, mulus, rambut panjang, hidung mancung, badan langsing, dan lainnya.

Fandom culture melebur dengan dunia kecantikan

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by WHITELAB (@whitelab_id)

Di sisi lain, nggak jarang juga yang menganggap fenomena BA Korea sebenarnya nggak seserius itu. Bukan soal beauty standards, namun hanya lah bagian dari fandom culture. Dengan menggandeng para seleb kenamaan Korea, penggemar jadi punya akses lebih ke merchandise dan kemasan eksklusif yang bisa dikoleksi, serta konten behind the scenes. Tanpa memandang klaim produknya, atau pun jadi ingin punya paras seperti sang idola, para penggemar melihat kerja sama ini sebagai ajang menambah koleksi baru.

Gimana kalau dari pihak brand yang bekerja sama? Hype untuk produknya tentu saja meningkat drastis. Stok cepat habis karena para penggemar ingin jadi yang duluan punya produk limited edition misalnya, atau beli terus-terusan demi mengoleksi freebies semacam photo card atau postcard. The main thing about Hallyu fans: they are super loyal dan biasanya gampang FOMO.

Para pemain di industri kecantikan menemukan pasar baru yang bukan hanya mengutamakan kebutuhan akan produk-produk untuk mempercantik diri, but will purchase their products anyway for the freebies.

Gimana pendapat FD Members?

Untuk menjawab rasa penasaran. Saya mencari tahu pendapat para FD Members melalui Instagram Polls dan Question Box. Beberapa pertanyaan yang saya lempar sebagai berikut:

  1. Akhir-akhir ini mulai banyak beauty brand lokal yang menggandeng seleb Korea sebagai BA, sebenarnya kalian suka nggak sih?
  2. Menurut kalian apa kah campaign seperti ini relatable atau relevan?
  3. Memang ingin skin goals ala seleb Korea atau ingin koleksi freebies saja?

Gimana hasilnya? 57% (667 votes) mengaku nggak suka sama fenomena BA Korea untuk brand kecantikan lokal. Tapi yang suka pun nggak kalah banyak! Yaitu 43% (507 votes). Kalau bisa dipilah, FD Members yang ikut mengisi poll ini terdiri dari x variabel: 1). Beauty enthusiasts netral 2). Beauty enthusiasts penggemar Hallyu yang idolanya diajak kerja sama 3). Beauty enthusiasts yang nggak suka Hallyu.

Tapi kalau soal relevansi, lebih banyak yang menjawab kalau kolaborasi seleb Korea x brand lokal ini nggak relevan, yaitu 69% responden (745 votes). Apa saja faktornya? Kulit para seleb Korea yang memang tone-nya lebih terang dari kebanyakan orang Indonesia, perawatan profesional yang mereka jalani di klinik kecantikan, banyak juga yang memang yakin kalau para seleb nggak beneran pakai produk beauty lokal yang mereka promosikan.

Hal ini juga terlihat dari jawaban untuk pertanyaan ketiga yang saya ajukan. Yup, 54% (640 votes) memang lebih ingin mengoleksi freebies, bukan mendambakan punya kulit mulus layaknya sang idola. Beberapa kali saya pun menemukan para fans yang tergabung dalam GO (Group Order) membuka sharing untuk produk-produk kolaborasi yang berbentuk bundle. Tujuannya? Biar bisa dapetin photocard bias yang mereka koleksi.

Indeed, fandom culture dan loyalitas penggemar punya peran besar dalam menyukseskan kerja sama antara brand lokal dan seleb Korea.

Kalau soal kolaborasi ‘beneran’, dari DM yang masuk, para FD Members mengaku kalau lebih suka dengan penggunaan beauty influencer lokal sebagai BA apa bila dibandingkan dengan seleb Korea maupun seleb lokal.

Selain relatable dan bisa jadi representasi kecantikan Indonesia yang beragam, beberapa influencer dengan ilmu dan interest seputar dunia kecantikan yang mumpuni juga dinilai lebih bisa dipercaya atau reliable.

Again everything can be good, in moderation. Penggunaan BA Korea untuk brand kecantikan lokal sah-sah saja. Jika hanya sesekali mungkin bisa jadi lebih berkesan di hati, dibandingkan dengan kondisi yang terbilang overly saturated seperti saat ini.

Punya opini lain? Share di kolom komentar, yuk!

Images: dok. Instagram @femaledailynetwork, @somethincofficial, @realfoodjellyid, @everwhiteid, @whitelab_id, @msglowbeauty

Slow Down

Please wait a moment to post another comment