banner-detik

industry news

Seperti Apa Bahaya Hydroquinone Bagi Kulit? Ini Jawaban Dokter!

seo-img-article

Industri kecantikan sempat dihebohkan dengan kasus seorang seleb dan dokter terkait produk skincare dengan kandungan hydroquinone tinggi. Seperti apa sih sebenarnya bahaya hydroquinone?

 

Apa yang terlintas di pikiran kamu saat mendengar kata “hydroquinone“? Bagi kamu yang sudah mendalami dunia skincare, atau rutin mengaplikasikan skincare sehari-hari, atau rajin memantau dan mempelajari dunia kecantikan, pasti sudah tidak asing lagi dengan kandungan satu ini. Hydroquinone terkenal sebagai salah satu bahan yang secara cepat bisa mencerahkan kulit dan memudarkan hiperpigmentasi akibat penumpukan melanin. Namun, hydroquinone nggak bisa dipakai sembarangan karena tergolong “keras” dan banyak risikonya. Sayangnya, nggak banyak orang yang mengetahui hal ini.

Makanya, saya langsung interview dr. Arini Widodo, Sp.KK, seorang dermatologist dan lecturer, pemilik akun Instagram @dermatologistjakarta sekaligus dokter yang berpraktik di Bamed Skincare, untuk menggali lebih lanjut tentang bahaya hydroquinone. Kenapa kita harus berhati-hati dengan skincare dengan kandungan hydroquinone? Simak penjelasan dr. Arini di bawah ini, ya!

Skincare dengan kandungan hydroquinone kan bisa berbahaya bagi kulit, sebenarnya efek jangka pendek dan jangka panjangnya apa saja sih Dok di kulit kita?

Menganut pada peraturan dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) Indonesia, produk kosmetik dengan kandungan hydroquinone telah dilarang sejak tahun 2008. Produk hydroquinone yang diperbolehkan untuk beredar hanyalah untuk penggunaan pada kuku dan hanya diperbolehkan pada kadar maksimal 0,2%. Larangan penggunaan hydroquinone pada produk-produk kosmetik sebenarnya bukan tanpa alasan, melainkan karena banyaknya muncul efek samping yang terjadi akibat penggunaan bahan ini dalam dosis tinggi dan tidak dalam pengawasan dokter, baik pada penggunaan jangka pendek maupun pada penggunaan jangka panjang.

Pada penggunaan jangka pendek, ada beberapa efek samping yang bisa dirasakan oleh seseorang, misalnya iritasi, kemerahan pada kulit, adanya rasa terbakar, dan jadi lebih terhadap matahari. Pada penggunaan jangka panjang, bisa memicu munculnya okronosis eksogen, yaitu terjadinya perubahan warna kulit menjadi biru kehitaman. Pigmen yang muncul ini sulit sekali dihilangkan, tidak dapat menggunakan krim biasa. Selain itu ada kekhawatiran akibat adanya penelitian pada hewan yang menunjukan hydroquinone dapat bersifat karsinogenik apabila dikonsumsi. Akan tetapi hal ini belum terbukti pada manusia, apalagi penggunaannya dioles, bukan dikonsumsi, oleh karena itu masih dapat digunakan di bawah pengawasan dokter dengan dosis yang terkontrol.

Peraturan yang dikeluarkan oleh FDA pada tahun 2006 juga menegaskan bahwa hydroquinone tidak boleh digunakan sebagai obat bebas melainkan harus dalam pengawasan dokter dan digunakan dengan indikasi yang jelas.

Baca juga: 6 Skincare Lokal dengan Kandungan Calendula untuk Menenangkan Kulit Sensitif

Sejak beberapa tahun silam, hydroquinone dan mercury sudah dilarang penggunaannya. Namun ternyata masih banyak brand skincare yang memproduksi skincare dengan kandungan tersebut. Menurut dokter, apa yang salah di sini?

Hal ini perlu diusut dari 3 pihak: penjual, pembeli, dan pengawasan jual beli kosmetik. Dari pihak penjual, sudah jelas intensinya kurang baik dan yang dilakukan melanggar hukum, karena merkuri dan hydroquinone tergolong ilegal apabila digunakan dalam kosmetik yang dijual bebas. Penjual memproduksi kosmetik tersebut meskipun sudah mengetahui bahwa yang dilakukan melanggar hukum dan membahayakan konsumen, tentunya memiliki moral yang dipertanyakan dan tidak lain biasanya untuk mendapatkan profit.

Begitu juga apabila penjualan ini diperantarai oleh toko, toko online, atau e-commerce, sudah seharusnya mereka menyortir dengan baik barang-barang yang dijual, apakah ada izin, apakah palsu, apakah ada kandungan yang ilegal atau berbahaya untuk masyarakat. Hal ini tentu akan menyangkut kredibilitas, nama baik, dan tanggung jawab moral penjual.

Dari segi hukum dan peraturan BPOM sudah cukup jelas dan tegas, akan tetapi pengawasannya memang sulit. Kosmetik yang beredar dengan ijin tentunya dapat kita pastikan bebas dari bahan tersebut, akan tetapi pengawasan kosmetik ilegal sulit, apalagi sekarang penjualan via online.

Dari pihak pembeli, di sinilah peran kita. Pembeli harus kritis dan memiliki edukasi yang cukup mengenai bahaya kosmetik ilegal. Produk yang sudah lolos BPOM paling tidak sudah diseleksi dari 3 aspek yaitu: keamanan, kemanfaatan, dan mutu. Produk yang ilegal tidak memiliki garansi 3 aspek tersebut. Konsumen yang membeli kosmetik ilegal ini umumnya terbuai janji yang “too good to be true”. Apabila benar suatu produk sudah lulus uji BPOM, seharusnya tidak mengandung merkuri dan hydroquinone. Konsumen dapat menginput nomer BPOM produk di website untuk memastikan kesahihannya.

Jangan lupa juga, produk yang dijual bebas seharusnya masuk kategori kosmetik, bukan obat.
Menjadi konsumen yang kritis akan membantu agar kita menemukan produk yang tepat, dan bisa terlindungi dari produk-produk yang dapat membahayakan kesehatan.

Dari pihak konsumen, banyak yang termakan persepsi bahwa kulit yang cantik adalah kulit yang putih. Ini memang tren di negara Asia, tapi tidak di negara Barat. Hal ini salah dan kadang membuat harapan yang tidak realistis. Tidak berarti semakin putih semakin cantik. Seseorang dapat berkulit gelap, namun menawan. Kulit akan tampak sehat apabila warnanya merata (even skin tone), tidak ada masalah kulit (iritasi, jerawat), tekstur kulit halus dan terhidrsi, sehingga tampak glowing, dan sebagainya. Kita bisa lihat bahwa di negara Barat, sebaliknya, kebanyakan orang bangga memiliki kulit tanned.

Industri kecantikan tentu juga berhubungan dengan supply dan demand. Apabila demand untuk memiliki kulit putih masih tinggi, tentu juga akan memicu berkembangnya produk-produk pemutih, baik yang legal maupun ilegal. Oleh karena itu, perbaikan mindset ini juga penting untuk memutus rantai penjualan produk pemutih ilegal.

Baca juga: 7 Skincare dengan Kandungan Citrus untuk Mencerahkan Kulit!

Apa saja kandungan skincare yang aman, efektif, dan tergolong cukup cepat dalam membantu mencerahkan kulit, yang bisa “menggantikan” hydroquinone?

Kandungan – kandungan skincare yang merupakan derivate atau turunan dari hydroquinone bisa digunakan sebagai alternatif atau pengganti dari hydroquinone. Kandungan turunan hydroquinone yang bekerja dengan memengaruhi enzim penghasil pigmen (tyrosinase) misalnya Arbutin dan Deoxyarbutin. Beberapa kandungan juga dapat memberikan efek mencerahkan kulit dengan cara kerja yang lain. Beberapa ingredients yang dapat mencerahkan kulit juga di antaranya Azelaic Acid, Niacinamide, vitamin C, retinol, Kojic Acid, AHA dan lain – lain. Umumnya ingredients ini pun sebenarnya sudah beredar luas di produk-produk lokal Indonesia.

Baca juga: 5 Sunscreen Lokal dengan Kandungan Niacinamide untuk Melindungi Sekaligus Mencerahkan Kulit!

Bagaimana tanggapan Dokter tentang masih kurangnya pemahaman seputar edukasi skincare di masyarakat Indonesia, sehingga banyak yang masih termakan iklan atau endorsement skincare abal-abal?

Semenjak pandemi, di sisi baiknya lebih banyak edukasi mengenai skincare dibanding masa sebelum pandemi. Konsumen skincare banyak yang lebih paham dan membuat industri skincare juga lebih bangga menampilkan ingredients yang menjadi zat aktif utama. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum teredukasi, dan lebih termakan janji. Saat ini ketersediaan informasi sangat mudah, namun tidak semua orang suka atau tertarik untuk membaca terlebih dahulu mengenai masalah kulit dan skincare yang akan dibeli. Padahal itu sangat penting! Kebanyakan lebih suka menonton endorsement yang lebih tampak menarik.

Masalah lain adalah beredarnya informasi yang kurang tepat. Konsumen perlu kritis membaca sumber dari informasi tersebut dan memilah informasi mana yang patut untuk dipercayai. Pada dasarnya, informasi yang berasal dari penjual tentunya lebih bersifat subjektif, juga apabila seseorang mengiklankan sesuatu dan dibayar oleh produk tersebut. Tidak berarti salah, tapi harus kritis karena tidak semuanya objektif.

Baca juga:  5 Kandungan Skincare untuk Merawat Pori-Pori Agar Lebih Bersih dan Kencang

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa saja bahaya hydroquinone dan gimana cara menyikapi produk skincare abal-abal di pasaran? Hati-hati dalam memilih skincare itu sangat penting, agar kulitmu nggak jadi semakin bermasalah dan kamu bisa meraih kulit sehat yang kamu impikan.

 

Image: Freepik, Pexels

Slow Down

Please wait a moment to post another comment