banner-detik

lifestyle

Cuplikan Memilah Sampah di Drakor yang Membuat Kita Bertanya-tanya

seo-img-article

Buat kamu yang sudah lama mengikuti berbagai judul drakor, mungkin sudah sering melihat adegan seputar memilah sampah di Korea Selatan, ya.

 

Coba diingat lagi, pernahkah melihat adegan setipe ini di drakor kesayangan kamu:

Karena sesuatu hal, pemeran utama perempuan berkunjung ke apartemen pemeran utama pria. Si pria sedang demam tinggi, tertidur di kamarnya dengan selimut menutup sampai ke dada. Lalu perempuan ini, karena begitu khawatirnya, mulai menyiapkan obat, makan siang bubur hangat, dan juga membereskan rumah si pria. Seraya berjalan melewati dapur bergaya minimalis, sofa abu-abu muda di ruang televisi, dan ruang keluarga, ia pun berpikir, “Jelas saja laki-laki ini sakit-sakitan, lihat saja, dia ganteng tapi hidupnya seperti berantakan!”.

Akhirnya perempuan ini pun mulai menyingsingkan lengan baju, rambutnya diikat tinggi kuncir kuda. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengambil karton berisi susu kadaluwarsa dari kulkas, lalu mulai mengosongkan isinya di wastafel dengan wajah mengernyit. Setelahnya karton susu itu dicuci dan dikeringkan. Dia melakukan hal yang sama pada sampah kaleng soda kosong, juga botol kaca berlabel soju di meja.

Setelah memisahkan label dan botol, dia memasukkannya ke dalam plastik-plastik terpisah, lalu dengan tergopoh-gopoh membawa plastik-plastik besar tersebut keluar pintu apartemen si pria.

Di lantai dasar, ia berjalan menenteng plastik-plastik besar tersebut keluar lobi, lalu menempatkan plastik-plastik sampah itu sesuai jenisnya.

Setelah 2 kali berjalan turun-naik lift apartemen, ia pun merasa puas. Namun saat kembali ke apartemen si pria, dia menemukan suara berisik di dapur. Seseorang sedang menunduk di depan kulkas si pria. Ada shoulder bag besar berbahan anyaman dengan pita merah di atas konter, juga sebuah kotak makan besar berisi kimchi.

“Permisi…” karena tidak yakin, ia pun menyapa lirih. 

Terlihat ada wanita paruh baya terlihat melongok dari balik pintu kulkas. Rambutnya yang keriting mengembang terlihat sedikit beruban. Pipi dan jarinya montok, matanya menyipit, rautnya terlihat sama herannya. 

Keduanya saling pandang. Diam.

“Kamu… teman dari anakku?” tanya wanita paruh baya memecah hening. Jantung perempuan muda mendadak seperti ingin meloncat dari dada. Tentu saja. Mengapa dia tidak berpikir bahwa sang Ibu akan berkunjung hari ini?

Saat perempuan muda itu baru ingin menjawab, kemudian ibu si pria tersenyum lebar, “Aku melihat karton susu yang kamu keringkan. Kamu juga hati-hati, tidak mencampur kulit telur dengan sampah organik lainnya. Anak laki-lakiku tidak berguna, tapi setidaknya dia memilih calon istri yang baik.”

 

Pengelolaan Sampah di Korea Selatan

Image: www.seoulspace.com

Korea Selatan mulai memberlakukan sistem pembuangan sampah berbasis volume pada tahun 1995. Plastik-plastik sampah khusus bisa didapatkan di minimarket terdekat, harganya bervariasi tergantung volume, dan di dalam harga tersebut sudah termasuk biaya daur ulang yang harus dibayarkan masyarakat. Pemerintah Korea Selatan memastikan mereka yang memiliki sampah banyak berarti akan membayar pungutan pengelolaan sampah lebih banyak. 

Bukan hanya sistem retribusi sampah yang diatur, tapi juga sistem pemilahan sampah. Korea Selatan mengelola sampah organiknya menjadi biogas, sehingga pemilahan sampah di apartemen dan perumahan Korea Selatan umumnya dikategorikan menjadi: sampah yang bisa dikonsumsi hewan, sampah yang bisa didaur ulang, sampah berukuran besar, dan sampah jenis lainnya.

Penerapan peraturan manajemen sampah ini melibatkan sanksi tegas, sehingga hanya dalam jangka waktu hanya 10 tahun pemerintah dan warga Korea Selatan sudah mampu melakukan perubahan drastis kebiasaan dan budaya dalam pengelolaan sampah.⁣

Penduduk Korea Selatan dulunya juga tidak terlalu peduli pada pemilahan sampah. Namun, pemerintah mereka berkomitmen untuk mengelola sampah demi mendukung kestabilan ekonomi. Sistem pengolahan sampah yang baik berujung pada banyak hal baik lainnya: penghematan biaya, pelestarian alam, juga lebih banyak ruang dan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang.⁣

Source: Waste4Change, contoh plastik sampah yang bisa dikonsumsi hewan di Korea Selatan.

Mengelola Sampah di Indonesia

Kalau berbicara soal pengelolaan sampah di Indonesia, memang masih harus banyak dibenahi. Tapi kita bisa mulai mencontoh budaya manajemen sampah Korea Selatan dengan memisahkan setidaknya sampah organik dan anorganik, juga memastikan sampah kita didaur ulang dengan optimal.

Setelah memilah, pastikan daur ulang sampah anorganik dengan mengirimkan sampah anorganik via program Send Your Waste dari Waste4Change w4c.id/SYW. Jangan lupa pastikan sampah yang dikirimkan bukan terkategori sampah residu atau sampah yang sulit didaur ulang! 

Untuk pengelolaan sampah organik menjadi kompos, Waste4Change juga menyediakan peralatan dan perlengkapan pengomposan mandiri di rumah. Jadi, kalau kalian sudah mulai tergerak untuk memilah sampah dengan lebih baik, silakan cek w4c.id/composting ya!

 

*Artikel ditulis oleh Waste4Change team.

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment