banner-detik

lifestyle

Depresi Bukan Hanya Sedih. Ini Gejala Lainnya yang Perlu Kamu Ketahui! Bisa Terjadi Pada Siapa Saja.

seo-img-article

Kenali gejala depresi dan jangan ragu untuk cari pertolongan profesional. Depresi bukan hanya sedih!

Sering nggak mendengar orang ngomong “Duh, gue lagi depresi. Sedih banget!”? Stereotypically speaking, depresi sering banget dikaitkan dengan kesedihan, padahal nyatanya pengidap depresi nggak selalu sedih. Temanmu yang kelihatan hidupnya senang-senang saja, bisa juga kok mengalami depresi.

Baru-baru ini di salah satu acara TV ajang modeling Indonesia pun sedang ramai tentang para juri yang meremehkan kontestan yang menceritakan bahwa ia sempat mengalami depresi dan eating disorder. Sudah pada tahu tentang kejadian ini kan? Sebagai orang yang memang didiagnosa dengan clinical depression oleh psikiater dan punya eating disorder, saya triggered banget mendengarkan pernyataan yang meremehkan mental health kayak gini.

Banyak yang masih menganggap bahwa mental disorder bukan lah hal yang ‘real‘ dan terkesan dibuat-buat. Padahal kenyataannya gangguan mental, seperti depresi dan eating disorder, juga sama seriusnya dengan penyakit fisik lainnya. Gangguan mental bisa terjadi pada siapa pun, tanpa mengenal usia, gender, status sosial, atau pun kondisi finansial seseorang. It seriously can happen to anyone.

Biar lebih aware dan juga nggak salah kaprah dalam menghadapinya, yuk kenali lebih lanjut tentang depresi dan gejala-gejalanya.

Baca juga: Mengerti Mental Health dan Cara Menghadapinya

Depresi dan bedanya dengan sedih biasa?

Masih bingung sebenarnya apa yang membedakan depresi dengan kesedihan biasa? Sedih adalah emosi yang normal dialami manusia. Biasanya ada penyebabnya yang jelas, misalnya gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkan, meninggalnya orang (atau hewan peliharan) kesayangan, baru putus cinta, dan sebagainya. Kesedihan biasa, nggak berlangsung lama. Paling lama mungkin sekitar dua minggu. Biar lega, biasanya kita mengekspresikan kesedihan dengan menangis atau curhat ke sahabat misalnya. It’s completely normal for us to feel sad.

Apa bedanya dengan depresi? Depresi adalah gangguan mental yang bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, terjadi dalam jangka panjang, dan faktor penyebabnya bisa dari genetik, trauma, atau pun chemical imbalance. Kesedihan merupakan bagian dari depresi, tapi orang yang sedang sedih belum tentu depresi. Dan orang yang didiagnosa mengidap depresi juga nggak tentu selalu sedih setiap saat lho.

Ini gejala lainnya yang perlu diperhatikan:

Kehilangan semangat hidup

Orang yang mengidap depresi, bukan hanya merasa sedih, tapi juga kehilangan semangat atau motivasi hidup. Dari pengalaman saya pribadi, sebenarnya saya sering merasakan kehilangan semangat hidup sejak bertahun-tahun lalu. Tapi seringnya saya hanya menganggap ‘angin lalu’ saja. Nah, yang jadi ‘sentilan’ adalah rasa kehilangan motivasi ini nggak hilang-hilang selama setahun lebih sampai orang-orang di sekitar saya pun ikutan menyadari. Hal-hal yang tadinya bisa bikin senang dan semangat juga sudah nggak berpengaruh lagi untuk mengembalikan mood.

Dari situ lah salah satu awal mula saya konsultasi ke psikiater dan kemudian didiagnosa dengan clinical depression atau major depressive disorder.

Fungsi kognitif menurun

Ketika konsultasi, psikiater saya bertanya, “Kamu tahu kalau depresi itu bisa mempengaruhi fungsi kognitif?”. Dengan polosnya saya jawab “nggak tahu” karena saya beneran belum familiar sama istilah fungsi kognitif ini.

Jadi fungsi kognitif ini meliputi memori, kemampuan berpikir, dan perhatian. And yes, depression can affect these three. Ini lah juga yang terjadi pada saya. Menurunnya memori, konsentrasi, dan perhatian sangat bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Di kehidupan personal, paling saya hanya dianggap bikin gregetan saja karena susah fokus dan gampang banget lupa. Di lingkungan profesional? Tentunya efeknya bisa lebih fatal, kan.

Lagi-lagi, depresi bukan soal rasa sedih saja.

Baca juga: Ingin Tidur Lebih Nyenyak? Ini 9 Cara yang Bisa Dilakukan!

Susah tidur

Depresi dan susah tidur sangat berkaitan. Ini juga jadi salah satu poin yang psikiater tanyakan untuk mendiagnosa pengidap depresi. Depresi bisa bikin susah tidur dan sebaliknya, siklus tidur yang nggak baik pun bisa memperparah depresi. Makanya biasanya obat yang diresepkan psikiater atau treatment yang diberikan bisa membantu tidur lebih nyenyak. Ada yang mengalami sulit merasakan ngantuk, ada juga yang susah tidur nyenyak dan sering kebangun tengah malam. Again, terjadinya bukan hanya sekali-dua kali ya. In my case, saya nggak bisa tidur lebih awal dari jam 2-3 dini hari selama kurang lebih setahun.

Perubahan nafsu makan atau berat badan

Selain mempengaruhi tidur, depresi juga bisa berefek ke nafsu makan. That’s why depression and eating disorders can be closely related. Ada yang jadi kehilangan nafsu makan, ada juga yang menggunakan makanan sebagai coping mechanism yang berujung jadi over-eating. 

Baca juga: Stress Bisa Bikin Lapar? Ini Penjelasan Psikolog Tentang Stress-Eating

Pikiran bunuh diri

Pikiran bunuh diri nggak selalu berbentuk memikirkan cara-cara yang spesifik untuk mengakhiri hidup. Ekstremnya memang begitu, tapi gejala ini juga bisa termasuk berpikiran “Rasanya pingin besok nggak usah ada saja.” “Enak kali ya kalau aku ‘menghilang’ saja.” When things get ‘bad’, kadang tanpa trigger apa pun pikiran bunuh diri ini bisa saja muncul di saat yang nggak terduga.

Baca juga: Yuk, Berdamai dengan Inner Child Kita untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Jika kamu menemukan gejala-gejala ini pada dirimu, jangan ragu untuk cari bantuan profesional ya. Jangan self-diagnose. Kenapa? Tujuan dari diagnosa psikiater adalah untuk mendapatkan treatment yang tepat buat membantu kesehatan mentalmu, bukan sekadar untuk memberikan ‘label’.

Depression is so much more complicated than just constant sadness. Orang yang depresi belum tentu ‘terlihat depresi’. Jangan mencemooh kalau sesorang sudah berani bercerita tentang gangguan mental yang mereka alami.

Let’s always be kind towards each other.

Images: dok. Freepik

Slow Down

Please wait a moment to post another comment