health wellness

Yakin Kerja Sesuai Passion akan Lebih Happy?

seo-img-article

“Ya lo enak, kerjanya sesuai passion”, “Kerja passion serasa ga kerja ya”, “Kerjaan lo mah gampang pasti, soalnya sesuai minat”

Sejak awal saya kerja, saya sering banget mendapatkan komentar-komentar di atas. Awalnya, iya saya setuju dengan komentar tersebut, memang kerja sesuai passion itu enak dan nyaman sekali. Rasanya melakukan apapun jadi lebih mudah dan nggak ada rasa beban. Karena yang dikerjakan ya, memang hal yang kita suka. Namun 7 tahun bekerja di Female Daily dan 10 tahun nyebur ke industri kecantikan, saya jadi kurang setuju dengan kata-kata tersebut.

Ya, you might say I’m old or ungrateful, tapi percayalah apapun yang sudah ada label ‘kerjaan’ lama-lama akan terasa berat dan bisa bikin kita kehilangan passion di hal tersebut. Kenapa sih sebuah passion yang dijadikan kerjaan jadi nggak lagi menarik atau malah bisa jadi salah satu sumber stress kita? Banyak banget! Haha.

Saya jabarkan di bawah ya:  

Nggak sesuai ekspektasi

Ketika kita menemukan hobi atau suatu passion, biasanya hal ini dilakukan secara iseng-iseng atau tanpa beban. Pokoknya dikerjakan sesuai dengan mood atau lagi pinginnya fokus di mana. Jadi ekspektasinya, ketika kerja sesuai passion akan santai dan ikutin mood. Pada kenyataannya ketika ini menjadi kerjaan, kamu harus mengerjakannya setiap saat, tanpa melihat mood.

Ketika kamu memilih untuk bekerja sesuai passion, artinya ini sudah masuk ke ranah profesional, bukan ranah main-main atau iseng-iseng. Jadi kamu pun harus treat passion kamu dengan cara yang profesional. Nggak mood ya, tetap dikerjakan dan kasih hasil yang maksimal. Kalau mau naikin mood dengan main game atau ngemil juga boleh kok. Pokoknya harus profesional dan kasih hasil yang terbaik. 

Result dan result

Namanya juga kerja, artinya kita harus menghasilkan sesuatu yang bagus banget dong. Apalagi kalau kita bekerja disebuah perusahaan. Artinya kita harus menghasilkan sesuatu untuk menaikan value sebuah perusahaan. Demi untuk mencapai target tersebut, secara nggak sadar kita akan berkompetisi dalam hal apapun. Nggak bisa dipungkiri, dengan adanya target memang bisa juga jadi boosting semangat baru untuk mencapai satu hal. Tapi ini juga bisa menjadi sumber stress dan burnout kalian. Apalagi nggak semua karya yang kamu hasilkan akan mendapatkan respon yang positif.

Lalu kalau sudah kecewa, langsung stop? Ya jangan dong. Untuk kita bisa menemukan passion, artinya kita punya rasa atau attachment terhadap hal tersebut. Tentunya attachment atau memori yang kita simpan adalah memori-memori positif ya. Nah, ketika sudah mulai burnout, coba deh ingat-ingat lagi hal apa sih yang bikin kamu cinta banget sama passion kamu ini? Atau mungkin bisa mengingat apa saja yang sudah kamu capai selama kerja dengan passion kamu ini.

 

 

Sudut pandang yang beda

Baik kamu kerja dengan sebuah perusahaan atau kerjasama dengan seseorang, akan ada masanya kamu ngalamin beda sudut pandang. Di mana kadang kamu harus kompromi untuk mendapatkan jalan tengahnya. Frekuensi komprominya juga nggak tentu, kadang sering, kadang jarang-jarang. Nah, biasanya ketika proses kompromi ini ada tuh yang namanya debat alot, yang bakalan makan banyak energi, haha. 

Supaya argumen kamu diterima, ada baiknya kamu mempersiapkan data-data atau research mengenai hal tersebut. Pokoknya come prepare during meeting. Kalau kamu sudah memberikan data, tapi masih nggak diterima, ya sudah, mau nggak mau, memang harus mengikuti kemauan klien atau bos kalian. 

Memang ada masanya kita harus kerja nggak sesuai dengan visi kita. Dan itu nggak apa-apa, karena kita kerja dengan orang bukan untuk menonjolkan visi kita, tapi visi perusahaan. 


Berulang-ulang

Ini yang pasti kamu akan rasakan, yaitu rasa bosan mengerjakan hal yang sama atau mirip dalam jangka waktu panjang. Berdasarkan pengalaman saya, pernah ada masanya saya bosan dan bingung mau nulis apa lagi ya? 7 tahun menjadi editor di Female Daily, apa sih yang belum dibahas sama saya? Semua pasti sudah pernah dibahas. Mulai kepentok dan nggak ada inspirasi, bikin saya uring-uringan dan jadinya mulai merasakan burnout parah.

Ketika kamu mulai merasa capek, bosan atau habis ide, nggak ada salahnya istirahat dulu dari passion kamu ini. Coba cari kegiatan lain yang bisa mengurangi rasa penat kamu. Misalnya saya deh, karena passion saya di dunia beauty dan content, saya akan stop melihat konten beauty atau main produk makeup. Saya akan cari hiburan lain dulu, misalnya nonton, coba hal-hal baru atau main game. Dan berikan target kapan saya akan merasakan burnout ini, 1 hari, 1 minggu atau 2 minggu? Ini mencegah supaya nggak bablas dan malah lupa passion kamu yang sebenarnya.

Jangan cuma punya satu passion

Kamu perlu punya banyak passion di dalam hidup kamu, hal ini yang bikin kegiatan kamu setiap harinya seru. Kalau saya punya setidaknya 3 passion, pertama saya suka beauty yang sekarang saya jadikan source of income, kemudian saya punya passion di masak! Passion masak ini nggak akan saya jadikan mata pencaharian, karena ini jadi momen untuk saya senang-senang. Lalu passion terakhir saya adalah D.I.Y macam-macam, kalau ini lebih untuk nambah atau mengingkatkan level kreatifitas saya saja. Jadi ketika kamu mentok dengan satu passion, kamu masih punya sederetan passion lainnya to keep you alive!

To wrap this up

Ya, kerja sesuai passion memang punya banyak benefit untuk kita, namun jangan pernah menganggap kalau kerja sesuai passion itu jauh lebih mudah atau malah menyepelekan. So good luck, buat kamu yang sedang nyari kerjaan yang sesuai dengan passion kalian. 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment