banner-detik

sponsored post

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya

seo-img-article

Apa Itu SAHA Syndrome? Yuk, kenali sekelompok masalah hormon ini!

SAHA Syndrome adalah singkatan dari Seborrhea, Acne, Hirsutism, dan Alopecia, sebuah kumpulan penyakit pada kulit yang dialami perempuan akibat hiperandrogen, atau kelebihan hormon androgen. Sebenarnya, hormon androgen memang secara natural ada pada perempuan, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada laki-laki.

Menurut penelitian Redmond GP. Int J Fertil Womens Med, 1 dari 5 perempuan mengalami hiperandrogen di usia produktif. Umumnya, perempuan yang mengalami SAHA Syndrome adalah berusia 18-35 tahun. Selain masalah kulit dan rambut atau SAHA Syndrome, hiperandrogen juga bisa menyebabkan sederet masalah lainnya lho, seperti PCOS atau sindrom ovarium polikistik, infertilitas atau ketidaksuburan, bahkan diabetes dan obesitas.

Sekarang, kita bedah dulu yuk tentang SAHA Syndrome yang bisa mengganggu kepercayaan diri dan kualitas hidup perempuan!

Seborrhea

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya-3

Seborrhea disebut juga dengan dermatitis seborhoik, sebuah penyakit kulit yang nggak menular. Ciri-cirinya adalah kulit berminyak, muncul bercak merah, kulit jadi bersisik, terasa gatal, dan menimbulkan serpihan putih pada kulit kepala, belakang telinga, dada, punggung atas, wajah, alis, bahkan di selangkangan.

Acne

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya-4

Hiperandrogen juga bisa membuat perempuan memiliki jerawat yang sangat banyak dan bertambah parah.  Jerawat disebabkan oleh penyumbatan pori-pori disertai dengan peradangan pada saluran minyak di kulit. Jerawat bisa muncul di wajah, bahu, dada, dan punggung atas.

Hirsutism

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya-2

Hirsutism atau hirsutisme adalah kondisi tumbuhnya rambut pada perempuan di area yang tidak semestinya, seperti wajah, dagu, dada, perut, punggung, dan paha. Kondisi ini bisa karena genetik, bisa juga karena kelainan hormon. Hirsutism terjadi pada 5-8% perempuan yang 40-60%-nya mengalami hiperandrogen.

Alopecia

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya

Ironisnya, SAHA Syndrome bisa bikin rambut tumbuh di area yang tidak biasanya, tapi rambut kepala malah kehilangan kesehatannya. Pada perempuan, alopecia atau kebotakan nggak hanya bisa muncul di usia lanjut atau setelah menopause, tapi banyak juga perempuan usia muda yang mengalaminya karena SAHA Syndrome ini. Rambut yang tadinya lebat, mengalami kerontokan yang sangat parah sehingga terlihat botak.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi SAHA Syndrome?

Kenali Tentang SAHA Syndrome Pada Perempuan dan Cara Mengatasinya-5

Kalau kamu memiliki gejala SAHA Syndrome, segera periksakan diri ke Dokter Ahli, ya. Untuk penanganannya, tetap harus ditentukan dulu penyebabnya. Maka, lebih baik segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Dermatologi atau Kandungan tergantung gejala yang dialami,  biar langsung ketahuan juga apa penyebabnya. 

Jika memang itu adalah SAHA Syndrome, biasanya Dokter Ahli akan memberikan terapi medis berupa anti-androgen seperti Siproteron asetat, Sipronolakton, atau Flutamide   yang membuat kadar androgen dalam tubuh kembali normal. 

Kalau kamu sedang berencana tidak hamil, dokter ahli  akan menganjurkan terapi hormonal kombinasi untuk menurunkan kadar androgen dalam tubuhmu dan juga mempunyai efek kontrasepsi. Misalnya yang mengandung Etinil estradiol dan Siproteron asetat (CPA).

Sebagai anti-androgen Siproteron asetat bekerja dengan cara menurunkan kadar hormon androgen bebas, mengurangi produksi minyak di kulit dan mencegah timbulnya masalah kulit, seperti jerawat, atau tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan beberapa area tubuh.

Dengan terapi hormonal kombinasi  yang mengandung Siproteron asetat,  gejala-gejala SAHA Syndrome juga akan berangsur berkurang selama beberapa bulan, seperti  jerawat jadi lebih membaik, bulu-bulu di wajah jadi tampak menipis, kadar minyak di wajah jadi lebih berkurang, dan kerontokan rambut lebih menurun.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan penanganan lain sesuai kondisi yang kamu miliki:

Seborrhea: krim kortikosteroid atau sampo dengan selenium sulphide.

Acne: obat jerawat seperti krim, gel, atau salep yang mengandung komposisi  seperti salicylic acid, retinol, atau benzoyl peroxide.

Hirsutism: obat-obatan, terapi laser, atau waxing.

Alopecia: serum minoxidil, terapi laser, atau transplantasi rambut.

Nah, kini kamu jadi tahu kan, tentang SAHA Syndrome? Apakah kamu mengalami gejala-gejala tersebut? Sebaiknya ditangani segera ya, karena bukan cuma mengganggu kepercayaan dirimu, tapi SAHA Syndrome juga bisa mempengaruhi kesehatan jangka panjang mulai dari infertilitas, gangguan mental, sindrom metabolik, gangguan menstruasi, penyakit kardiovaskular, hingga gangguan tidur. Semoga dengan penjelasan di atas, SAHA Syndrome-mu bisa berangsur berkurang, kamu jadi lebih percaya diri, dan bisa face life with confidence!

Sumber:

Mehta-Ambalal, S. (2017). Clinical, Biochemical, and Hormonal Associations in Female Patients with Acne: A Study and Literature Review. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. 10(10), pp. 18–24.

Oakley, A. Dermnet NZ (2014). Hyperandrogenism. Oakley, A. & Gomez, J. DermNet NZ (2017). Seborrhoeic Dermatitis.

Harvard Health Publishing. Harvard Medical School (2018). Treating Female Pattern Hair Loss.

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Acne.

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Seborrheic Dermatitis.

Canadian Cancer Society. Hormonal Therapy.

Watson, S. Healthline (2017). Female Pattern Baldness (Androgenic Alopecia): What You Should Know.

PP-DIA-ID-0083-1

Slow Down

Please wait a moment to post another comment