banner-detik

fitnfab

Prosedur Melakukan Tes Serologi atau Immunoassay, Apa Bedanya dengan Rapid Test Antibodi?

seo-img-article

kenaliperbedaanserologidanimunoserologihalodoc

Ada yang sudah pernah dengar tentang serologi? Yuk, baca artikel ini! 

Semenjak PSBB diberlakukan kembali akibat kondisi darurat COVID-19 yang semakin bertambah, jujur semakin hari ada saatnya saya semakin parno sama COVID-19. Banyak dari kita yang sempat lengah dan menganggap enteng virus yang satu ini selama masa PSBB transisi. Now it’s getting real! Kurva penyebaran COVID-19 di Indonesia nggak turun-turun dan kita sebagai masyarakat berandil besar dalam mencegah penyebaran virus yang satu ini.

Selama masa COVID-19 saya telah melakukan total 5x pemeriksaan COVID-19. Awalnya saya rutin melakukan rapid test antibodi dengan menggunakan alat rapid yang ditusuk ke jari, tapi berhubung keakuratannya cuma 30%, saya beralih ke pemeriksaan yang lebih efektif – PCR dan serologi. PCR atau swab test adalah salah satu bentuk tes yang paling efektif mendeteksi COVID-19, tapi membutuhkan biaya yang mahal sekitar Rp 1-2 juta. Oleh karena itu, saya melakukan rapid test jenis lainnya yaitu serologi atau immunoassay. Gimana sih prosedurnya? Apa bedanya dengan rapid test antibodi?

Serologi

Sama halnya dengan rapid test antibodi maupun PCR, serologi juga bisa dilakukan secara drive-thru. Pemeriksaan secara drive thru saya lakukan di Rumah Sakit Puri Indah dengan menghubungi +628138889916. Persamaan antara rapid test serologi dan rapid test antibodi terletak pada sampel yang diuji yaitu darah, sedangkan perbedaannya terletak pada jumlah darah yang diambil. Keduanya coba mendeteksi antibodi yang dihasilkan ketika sudah terpapar virus COVID-19. Tapi sayang, antibodi baru terbentuk 7 hari setelah tubuh kamu terpapar virus sebagai pertahanan tubuh. Jadi kalau kamu terpapar kurang dari 7 hari sebelum melakukan pengecekan rapid test antibodi maupun serologi kurang dari 7 hari sebelum tes, ada kemungkinan kamu terdiagnosa negatif! Tapi, tes serologi masih lebih efektif dibandingkan dengan rapid test antibodi.

Baca juga: 8 Produk New Normal yang Wajib Dibawa ke Kantor

Kenapa Lebih Efektif Dibandingkan Rapid Test Antibodi?

0c671686-1e90-4964-a56d-d8560775d8eb

Sampel yang digunakan untuk mengecek terpaparnya virus COVID-19 bukanlah sel darah merah, melainkan plasma darah yang terkandung. Ketika kamu melakukan rapid test antibodi, sampel darah yang diambil terlalu sedikit dibandingkan kalau kamu melakukan serologi. Pengujian serologi dilakukan dengan mengambil setabung sekitar 3cc untuk pengujian dengan cara disuntik di bagian lengan. Sedangkan kalau kamu melakukan rapid test antibodi, sampel darah yang digunakan hanya sekitar 1-2 tetes darah dari bagian ujung jari sehingga mengurangi efektivitas pengecekan darah!

Hasil

84831584-49ef-439f-8db9-f47526f260d1

Setelah sampel darah di ambil dari bagian lengan, darah kamu akan dicek. Hasil pengecekan bisa kamu dapatkan maksimal h+1 yang menyatakan apakah kamu positif maupun negatif COVID-19. Non-reaktif menyatakan kalau kamu negatif COVID-19, sedangkan reaktif menyatakan kalau kamu positif COVID-19. Simpel banget kan prosedurnya?

Memang sih, seefektif-efektifnya serologi akan tetap lebih efektif kalau kamu melakukan PCR. Kalau kamu curiga telah terpapar COVID-19 akibat kontak dengan orang yang positif COVID-19, atau menunjukkan gejala COVID-19 yang nyata, saran saya kamu lebih baik segera melakukan PCR swab test. Tapi kalau kamu ingin cek secara berkala, kamu bisa coba serologi yang lebih efektif dibandingkan dengan rapid test antibodi. Pengecekan serologi atau immunoassay drive-thru bisa kamu lakukan di Rumah Sakit Puri Indah, Rumah Sakit Pondok Indah, Omni, maupun beberapa klinik Prodia. Tapi sudah ada banyak tempat untuk melakukan pengecekan serologi di tempat-tempat lainnya kok!

Baca juga: 5 Hand Sanitizer Lokal yang Bisa Kamu Bawa di Tas Setiap Hari

So, berikut sedikit mengenai serologi yang bisa kamu ketahui. Apakah kamu berencana untuk melakukan rapid test serologi di waktu yang mendatang? Share di komen ya!

 

Foto: Dok. thankguide.com, halodoc.com

Slow Down

Please wait a moment to post another comment