Berapa lama kamu menghabiskan waktu dalam sehari buat scrolling di media sosial? Terlebih lagi, sejak most of our time dihabiskan di rumah aja karena pandemi yang belum kunjung mereda. I bet you spend more than 1 hour in social media. Scrolling di media sosial yang satu, kemudian pindah ke media sosial lainnya.
Kalau kamu ingin tahu pasti, berapa lama waktu yang udah kamu habiskan di media sosial, coba cek fitur screentime di smartphone-mu. Ayo ngaku, konten-konten apa aja sih, yang kamu konsumsi dan posting setiap harinya?
Media sosial bukannya nggak penting, lho. Bukan sekadar platform buat upload konten berupa foto, video atau tulisan, media sosial kini bahkan jadi lahan mata pencaharian bagi banyak orang. Sebut saja buat mereka yang menjalankan bisnis online, content creator, juga mereka yang profesinya berkaitan dengan media sosial seperti social media strategist. Bahkan media sosial juga menjadi salah satu bahan pertimbangan dari tim HRD sebelum meng-hire karyawan baru, lho.
Nah, berikut ini beberapa do’s and don’ts menggunakan media sosial yang perlu kamu simak dengan seksama.
Baca juga: Toxicity di Social Media, Nyata atau Tidak?
Apa saja yang bisa kamu lakukan degan media sosial?
Medsos bukan cuma platform buat posting foto-foto selfie kamu. Di sana, kamu bisa memamerkan skill-skill lain yang kamu punya. Dalam kata lain, medsos bisa dijadikan sebagai online portfolio untuk karya-karya kamu.
Apa lagi Instagram dan YouTube, yang platformnya sangat mendukung kamu buat showcasing karya-karya dalam bentuk audiovisual. Jika kamu punya hobi fotografi/videografi, masak, makeup, menggambar, atau apapun, coba posting karya-karyamu di medsos, so people will recognize you.
Medsos dipakai untuk jualan? Sah-sah saja dong! Kalau selama ini kamu jadi konsumen yang sering kepincut oleh produk-produk online business di media sosial, kamu pun juga bisa menjadikan media sosial sebagai kesempatan berusaha. Kalau kamu sudah punya bisnis kecil-kecilan, medsos bakalan jadi media pemasaran yang sangat efisien. selain murah, medsos juga bisa menjangkau khalayak luas. Nah, jika kamu sudah punya online business, cobain deh memasarkan produk kamu lewat video kreatif di TikTok!
Kalau kamu nggak punya online business sendiri, kamu juga bisa memanfaatkan medsos buat saling support local business dan bisnis teman. Bantu promo dan review produk-produk dari local business akan sangat membantu mereka untuk bisa survive.
Siapa bilang cuma politisi dan artis saja yang perlu melakukan pencitraan? Kamu juga perlu, lho! Mungkin istilah “pencitraan” punya konotasi yang terdengar negatif, ya. Istilah yang lebih tepat adalah membangun personal branding.
Your social media reflects who you really are. Secara langsung, maupun nggak langsung, setiap postingan dan aktivitas di media sosial akan mencerminkan kepribadian kita dan menghasilkan image tertentu dimata orang lain. Setiap orang pastinya nggak ingin punya image buruk, kan? Makanya, medsos bisa jadi sarana me-maintain personal branding yang positif.
Baca juga: Social Media Persona: Pilih Real atau Perfect?
Apa sebaiknya yang harus dihindari dalam bermedia sosial?
Kayaknya, mayoritas pengguna media sosial memiliki 2nd account yang sifatnya anonim dengan berbagai macam tujuan. Ada yang untuk posting konten lainnya diluar kehidupan sehari-hari, bahkan ada juga yang dipakai buat ngepoin olshop, ikutan giveaway dan ngepoin mantan doang!
Well, it’s actually up to you. Namun, kalau kamu cuma punya satu akun media sosial utama, usahakan untuk menggunakan identitas pribadi yang sebenarnya. No, you don’t have to put your very personal informations like birthday or address. At least, gunakan nama asli, atau nama yang mudah dilafalkan dan menggunakan kata-kata yang baik sebagai username. Hal ini secara nnggak langsung akan meningkatkan kredibilitasmu.
Cyberbullying is a BIG NO, ya! Namun, ternyata banyak lho yang nggak sadar kalau dirinya sedang melakukan cyberbullying. Sesimpel komentar julid di postingan seleb atau tokoh-tokoh lainnya yang bahkan nggak kamu kenali. Atau sindir-menyindir orang lain lewat tweet atau Instagram story, duh nggak banget, deh!
Sharing is caring, tapi jangan oversharing! Media sosial memang bisa dianggap sebagai online diary. Hanya saja, nggak semua hal dalam keseharian perlu diposting di media sosial. Too much information soal diri sendiri bukan hanya nggak penting untuk dikonsumsi orang lain, tapi juga berpotensi membocorkan hal-hal pribadi kamu, yang bisa saja disalahgunakan oleh orang lain.
So, nggak perlu deh, posting instastory warna hitam dengan backsong lagu-lagu galau (hayo siapa yang suka begini?) atau curhat tentang masalah pribadi di medsos. Selain itu, menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya atau hoax juga forbidden, ya.
Mengingat cukup pentingnya peran media sosial di era digital ini, perlu banget buat memastikan waktu yang kita habiskan berjam-jam buat scrolling di media sosial nggak sia-sia. Penting juga buat memastikan apa yang kamu upload di medsos nggak jadi “harimau” yang bakal menerkammu di kemudian hari.
Menjaga etika dalam bermedia sosial adalah pendidikan tata krama yang sebetulnya penting banget buat dipelajari oleh semua orang di abad-21 ini, agar nggak salah langkah dalam menggunakan medsos dan meninggalkan rekam jejak buruk selama-lamanya di big data.
Foto: Dok. Rawpixel.com via Freepik. Dok. Freepik.