Ngobrolin soal relationship memang nggak akan nada habisnya. Ada yang takut memulai relationship, ada juga yang nggak bisa berlama-lama di dalamnya. Kenapa ya?
Kadang kita merasa kesulitan dalam menjalani relationship sampai rasanya mau nyerah saja, atau bahkan sebelum memulai relationship sudah mundur duluan karena merasa nggak bakal sanggup menjalaninya. Padahal sebenarnya, kerumitan itu bisa saja kita yang ciptakan sendiri. Nah lho, nggak mau kan terjebak dalam lubang yang kita bikin sendiri? Makanya, kita harus berhati-hati dalam bertindak dan juga harus saling jaga kekompakan dengan pasangan. Ingat, it takes two for tango. Nggak bakal ada relationship yang sempurna, yang penting kedua belah pihak mau untuk saling berupaya. Ada banyak hal yang bisa membantu bikin relationship lebih nyaman lho! Apa saja sih? Simak di sini, biar kamu dan si dia makin happy!
Hari gini masih terjebak dengan segala stereotypes yang tumbuh di sekitar? Kamu bisa capek dan nggak berkembang gara-gara ini lho! Coba deh tepiskan anggapan-anggapan yang sejak dulu beredar di masyarakat, mulai dari perbedaan ras, status sosial, hingga perbedaan usia. Kamu pasti sering mendengar kan tentang “seharusnya perempuan lebih muda daripada pasangan laki-lakinya”, “Padang itu pelit lho!”, “Batak harus menikah dengan Batak”, “yang kaya raya pasti hanya mau dengan yang selevel”, “laki-laki wajib bayarin setiap nge-date”, “cewek cantik itu high maintenance”, dan sebagainya. Labeling semacam itu memang masih terdengar hingga kini, memang disayangkan sekali. Tapi kamu bisa kok mulai mengabaikannya.
Nggak adil rasanya kalau kamu dan pasangan (atau calon pasangan) harus berpisah karena hal-hal tersebut, sementara sebenarnya kalian sudah sangat cocok dan punya visi-misi yang sama. Kadang-kadang, mengabaikan yang orang pikirkan itu perlu lho. Kamu berhak menentukan batas-batasmu sendiri. Selama kamu dan pasangan merasa bahagia dan berada di kondisi relationship yang sehat, nggak perlu memusingkan stereotypes dan omongan orang lain – apalagi yang nggak ada hubungannya dengan kalian.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, butuh dua belah pihak untuk “saling”, bukan berjalan semaunya sendiri-sendiri. Relationship adalah sebuah kerjasama yang melibatkan dua sosok. Kalau kamu dan pasangan sudah berjalan menuju arah yang sama, pastikan kalian saling menguatkan satu sama lain di dalam perjalanan itu. Nggak mungkin ada yang mulus-mulus saja, pasti ada kerikil di sana-sini. Tapi kalau mau saling membantu dan keduanya punya komitmen, pasti bakalan lebih mudah dijalani. Kalau salah satunya hobi menjunjung egonya sendiri, pasti nggak bakal berjalan lancar.
Level masalah dalam relationship itu berbeda-beda. Saat baru bertemu sih mungkin belum seberapa masalahnya karena lagi super jatuh cinta, tapi ketika sudah hitungan bulan atau tahunan, biasanya ujiannya bakalan lebih berat. Nah, kita perlu banget buat menyeimbangkan perasaan dan logika, karena ini akan membantu kita mengambil keputusan-keputusan dengan jernih. Memang sih ini bukan hal gampang, tapi percaya deh, hubungan yang baik nggak bisa cuma modal cinta atau ketertarikan saja, tapi juga harus ada keterlibatan logika, supaya kita tahu kapan berhenti dan kapan jalan terus. Relationship yang baik adalah yang di dalamnya keduanya merasa aman dan nyaman, bukan salah satunya menekan kebahagiaannya demi pasangannya. Harus fokus saling membahagiakan dengan akal sehat. Jangan sampai tetap stay hanya karena “sudah terlanjur sayang” padahal sebenarnya bertengkar setiap hari dan nggak ada poin yang bisa dipertahankan – misalnya terjadi perselingkuhan, sexual abuse atau physical abuse. Hiii, ngeri!
Nggak ada pasangan yang punya kesamaan 100%. Kita dengan adik, kakak, atau kembaran saja nggak mungkin punya sifat dan kesukaan yang sama, apalagi dengan orang lain, lawan jenis pula? Maklum saja kalau beda pendapat atau ada saran dan kritik dari si dia yang nggak bisa dengan santai kita terima, namanya juga melibatkan 2 kepala. Jadi sebaiknya jangan ributkan perbedaan-perbedaan kecil. Nggak lucu dong kalau relathionship kalian dipenuhi dengan pertengkaran karena perbedaan aktivitas atau kesibukan, selera musik, atau pilihan tempat makan? Lebih baik manfaatkan waktu kalian untuk melakukan hal seru bersama, membuat karya bersama, atau melakukan hal positif lainnya yang bermanfaat bagi sekitar. Perbedannya nggak usah di-highlight, tapi dijadikan bahan belajar toleransi dan saling melengkapi.
Ini sih poin penting banget dalam berbagai aspek kehidupan. Nggak cuma relationship, tapi juga karir, kecantikan, dan hal-hal keseharian lainnya. Kalau kamu nggak nyaman dengan dirimu sendiri, gampang minder, gimana orang lain mau merasa nyaman sama kamu? Nggak semua orang bisa melihat kelebihanmu atau “memandangmu” langsung ke dalam hatimu, kalau kamunya nggak pernah menunjukkan potensi-potensi yang ada dalam diri. Nah, buat tampil lebih percaya diri, kita harus bikin perbaikan baik dari dalam maupun luar. Dari dalam, tentu dengan cara rajin introspeksi, mengurangi kebiasaan buruk, dan menambah wawasan supaya pasangan betah ngobrol berlama-lama dan bisa terhindar dari pertengkaran-pertengkaran yang menyebalkan.
Sementara dari luar, tentu kita bisa tampil dengan pakaian dan makeup yang menampilkan kepribadian kita, menjaga kebersihan, nggak pernah absen pakai parfum, rutin merawat kulit, dan selalu tampil dengan gigi bersih dan senyum cemerlang. Buat urusan ini, kamu bisa mengandalkan Close-Up dan memakainya sehari minimal 2 kali. Dengan kandungan Microshine Crystal, Fluoride, Deep Cleaning Gel, dan Antibacterial Mouthwash Formula, gigi akan lebih bersih, terawat dan nggak berlubang, tampil lebih putih, dan segar hingga 12 jam. Kalau begini sih, nggak ada yang menghalangimu dan si dia untuk semakin dekat!
Nah, itulah 5 hal yang bisa membantu relationship jadi lebih nyaman dijalani. Ada lagi nggak yang punya tips supaya relationship nggak bikin stressful dan lebih mendatangkan positive vibes? Share di comment ya!
Foto: Courtesy of Close-Up, Freepik.com.
Article Tagging – Female Daily