skincare
27 Mar 2020
Cara Menyimpan Skincare Agar Kandungannya Tidak Mudah Rusak
Nggak perlu nunggu hingga mencapai expiry date, untuk kandungan skincare berubah dan jadi nggak layak lagi untuk dipakai. Beberapa ingredients dalam skincare ini bisa berubah dan rusak bahkan sebelum produknya expired. Kok bisa ya?
Sama halnya dengan makanan, skincare pun punya “umur”. Hayo loh, coba ngaku deh, siapa di sini yang punya kebiasaan menggunakan produk skincare walau pun sudah lewat dari tanggal kadaluarsa? To be honest, saya dulu sering melakukan kebiasaan jelek tersebut. Baik makanan mau pun kosmetik, biasanya tetap saya makan atau pakai, walau pun sudah melebih dari tanggal kadaluarsa, bakal saya lanjut konsumsi tanpa pikir panjang. Pikir saya, itu kan baru beberapa hari lewat dari tanggal “best before”, yang artinya kualitasnya baru aja turun jadi “better before”. Nah, kalau udah sebulan lebih, baru deh turun jadi “good before”, belum sampai “bad” kan? LOL, jangan sekali-kali ditiru, yah. Cara pikir ini SESAT banget!
Baca juga: Panduan Soal Kapan Skincare Sudah Kadaluarsa
Padahal, produsen skincare udah secara gamblang dan transparan memaparkan informasi masa pakai yang aman dari produknya di kemasan, yang kita tahu sebagai Expiry Date (ED) dan Period After Opening (PAO). Eits, jangan-jangan masih ada yang bingung nih sama perbedaan ED dan PAO?
Expiry Date atau shelf-life produk, adalah waktu yang diperlukan suatu produk hingga berhenti bekerja dan memberikan hasil sebagaimana klaim produk tersebut. Atau sebut saja periode waktu di mana produk aman digunakan dan akan menjalankan fungsinya.
Sementara PAO adalah lamanya suatu produk akan tetap stabil dan aman untuk digunakan konsumen setelah pertama kali dibuka. PAO berkaitan dengan degradasi produk yang dipengaruhi langsung oleh interaksi produk dengan konsumen, mikroba dan lingkungan.
Baca juga: Cara Untuk Selalu Sadar Dengan PAO Produk Makeup
What are the unstable ingredients?
Ngomongin tentang degradasi produk, tiap-tiap jenis produk skincare punya PAO yang berbeda-beda, tergantung pada ingredients yang terkandung. Beberapa ingredients pada skincare dapat lebih mudah terdegradasi oleh faktor-faktor eksternal dibanding ingredients lainnya, simply because they’re more unstable. Biasanya, skincare dengan kandungan yang cenderung tidak stabil ini punya PAO yang lebih singkat. Bahkan bisa saja, skincare ini terdegradasi sebelum masa PAO.
Beberapa ingredients dalam skincare yang termasuk kategori unstable di antaranya adalah active ingredients dan antioksidan, seperti Vitamin C, Retinol (Vitamin A), dan Vitamin E. Ketiga ingredients ini sangat mudah terpengaruh oleh faktor lingkungan seperti cahaya matahari, udara, dan suhu yang panas.
Paparan faktor lingkungan tersebut bisa bikin efisiensi dari ingredients ini perlahan menurun secara bertahap selama shelf-life produk. Active ingredients ini, jika terkena kontak dengan udara, dapat berubah komposisinya. Akibatnya, bukan hanya berkurang efisiensinya, tapi bisa jadi produk nggak berfungsi sama sekali, bahkan, in the worst case, malah merusak kulit.
What would possibly happen?
Komponen-komponen yang terkandung dalam skincare dapat bereaksi secara kimia satu sama lain, terpisah secara fisik, atau terdegradasi secara mikrobiologis, karena kandungan air di dalamnya. Reaksi kimia antara ingredients yang unstable dengan udara, panas ataupun mikroba berdampak pada perubahan yang bisa di-notice secara fisik.
Perubahan yang tampak dan bisa dirasakan antara lain: discoloration atau perubahan warna akibat oksidasi. Biasanya produk dalam basis liquid seperti serum vitamin C, jika teroksidasi akan berubah warna menjadi kekuningan, orange, bahkan hingga kecokelatan. Perubahan juga bisa dirasakan dari viskositas produk yang berbeda dari biasanya, produk bisa jadi berubah menjadi semakin kental. Selain itu, muncul bau/odor dari produk, akibat pH level yang berubah. Kalau perubahan-perubahan di atas mulai muncul, sebaiknya hentikan penggunaan produk, sebab dikhawatirkan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
How to treat product with unstable ingredients?
Karena proses oksidasi pada ingredients ini ada hubungannya dengan udara, cahaya dan panas, maka cara penyimpanan dan packaging produk akan sangat berpengaruh pada proses oksidasi produk. Jadi, kalau kalian memiliki skincare dengan bahan seperti Vitamin C, Retino dan Vitamin E, usahakan menyimpan produk ini di tempat yang tertutup dan jauh dari matahari.
Umumnya, produk skincare dirancang untuk dapat disimpan pada temperatur kamar. Namun beberapa produsen menyarankan cara penyimpanan khusus untuk produk tertentu, misalnya serum Vitamin C dan Retinol akan lebih baik jika disimpan dalam kulkas atau skincare fridge khusus.
Tapi nggak semua skincare bisa diletakkan di dalam suhu yang dingin, lho. Beberapa produk dengan konsistensi tertentu malahan dapat berubah jika didinginkan. Misalnya produk dengan basis cream jelly dan wax, yang bisa mengeras jika disimpan dalam suhu rendah. Produk oil pun sebaiknya tidak di simpan di dalam kulkas, sebab bisa berubah menjadi keruh atau mengendap. Sebaiknya hindari pula menyimpan skincare dengan unstable ingredient di kamar mandi. Terutama kalau kamu sering mandi dengan air hangat.
Jadi gimana? Kira-kira kamu sudah menyimpan skincare kamu dengan baik atau belum? Mumpung lagi WFH, ini jadi waktu yang tepat untuk reorganised your skincare cabinet!