beauty
10 Mar 2020
Hydration vs Moisture, Apa Sih Bedanya?
Ada dua istilah dalam dunia skincare yang sering digunakan interchangeably, yaitu hydration (hidrasi) dan moisture (kelembapan). Sebenarnya apa sih perbedaannya?
Mungkin kedua istilah ini sudah nggak asing lagi dibenak para skincare enthusiast. Banyak banget produk skincare yang menawarkan klaim hidrasi dan/atau kelembapan untuk kulit. Kadang-kadang, istilah ini sering digunakan bersamaan. Contohnya ada di beberapa produk moisturizer dan toner atau essence yang kita gunakan.
Jadi bingung kan, sebenarnya hydration dan moisture itu punya makna yang sama, atau enggak, ya?
Baca juga: Pentingnya Moisturizer untuk Semua Jenis Kulit
Ketika saya mencoba telusuri lewat Google dengan kata kunci “hydration vs moisture”, banyak banget artikel yang muncul. Artikel-artikel tersebut, mostly menyatakan kalau kedua istilah itu punya makna yang berbeda.
Istilah “hydration” kerap dikaitkan dengan air, sementara itu, istilah “moisture” lebih sering dikaitkan dengan oil/minyak. Analogi simpelnya adalah, ketika tubuh kita dehidrasi, maka tubuh membutuhkan cairan tambahan. Oleh karena itu, makna “hidrasi” dianggap sama dengan “air”.
Zat yang berperan sebagai hydrator, atau pemberi hidrasi, adalah humectant, yaitu zat yang dapat menarik dan mengikat kandungan air di lapisan atas kulit, atau stratum corneum. Pastinya, sudah pada tahu, dong, jenis-jenis humectant dalam skincare? Glycerin, butylene glycol, triethylene glycol, tripropylene glycol, propylene glycol, PPGs, aloe vera, sodium hyaluronate, dan lactic acid adalah beberapa jenis humectant yang sering digunakan pada produk skincare.
Baca juga: 3 Tipe Pelembap yang Kamu Wajib Tahu
Sementara, istilah “moisture” yang sering dihubungkan dengan minyak, malah bikin banyak orang mengalami mispersepsi, dan jadi menganggap moisturizer nggak diperlukan untuk kulit yang sudah berminyak. Padahal, apapun jenis kulitnya, semua membutuhkan hidrasi dan kelembapan yang optimal.
Jika humectant berperan dalam menarik air ke stratum corneum, moisturizer atau pelembap bekerja sebagai agen pengunci hidrasi tersebut. Moisturizer berfungsi untuk mencegah kandungan air dalam kulit untuk menguap. Peristiwa ini sering disebut dengan istilah Transepidermal Water Loss (TEWL). Moisturizer juga yang dianggap berperan sebagai “penyelamat” skin barrier dari kerusakan.
Nah, anggapan ini akhirnya menggiring kita, sebagai konsumen, untuk memahami bahwa hydrating product berbeda dengan moisturizing product. Hydrating product sering diasosiasikan sebagai produk berbasis liquid seperti hydrating toner, essence dan serum. Sebaliknya, moisturizing product sering diasosiasikan dengan produk-produk yang punya kandungan emollient lebih banyak seperti oil, serta lebih occlusive, misalnya saja lotion dan cream.
Sebagai konsumen, kita juga jadi cenderung menganggap kalau kita hanya butuh salah satunya saja. Either it’s a hydrating product or moisturizing product. Padahal kulit membutuhkan keduanya, lho. Benar banget jika kulit dehidrasi membutuhkan hidrasi lebih, dan kulit kering membutuhkan oil lebih banyak. Tapi salah besar jika menganggap kalau kulit dehidrasi cuma butuh hydrating toner, atau essence, dan serum-serum yang ada kandungan humectant-nya, dan mengabaikan moisturizer. Sama halnya jika menganggap kulit kering cuma butuh moisturizer, dan nggak butuh produk yang mengandung humenctant.
Wait, masih belum tahukah perbedaan kulit kering dan dehidrasi?
Sederhananya, kulit kering dan dehidrasi adalah dua hal berbeda. Jika kulit mengalami dehidrasi, artinya sel-selnya kering dan kekurangan air. Akibatnya, kulit jadi mengelupas, bersisik, pada saat yang sama menghasilkan lebih banyak sebum & rentan terhadap penyumbatan pori-pori, iritasi, gatal & kemerahan, kusam, dan muncul garis-garis halus. Sementara kulit kering justru sangat kekurangan produksi sebum. Dehydrated skin is temporary & caused by external factor, while dry skin is more permanent condition & genetics.
Lihat juga: Rekomendasi Produk Skincare untuk Kulit Dehidrasi
Padahal, hydration and moisture are literally the same, lho! Nggak percaya?
Yuk, coba cek definisi kedua istilah ini di Cambridge Dictionary. Dari hasil penelusuran, diperoleh makna “hydration” sebagai “the process of making your body absorb water or other liquid”, dan “moisture” sebagai “a liquid such as water in the form of very small drops, either in the air, in a substance, or on a surface”.
Saya juga mencoba melakukan pengecekan terhadap makna kedua kata dalam Bahasa Indonesia. Hasilnya, “hidrasi” berarti “penggabungan dengan air”, dan “lembap” berarti “mengandung air”.
Artinya, secara harfiah, baik hidrasi dan kelembapan sama-sama diasosiasikan dengan kandungan air, dan nggak ada kaitannya dengan minyak sama sekali. Oleh karena itu, istilah “hydration” dan “moisture” dalam skincare punya makna yang sama.
Persepsi tentang perbedaan makna “hydration” dan “moisture” ini juga ditentang oleh scientist dan beauty enthusiast, Michelle Wong. Menurutnya, penggunaan istilah “hydration” dan “moisture” untuk makna yang berbeda kurang tepat secara ilmiah. Bahkan kedua istilah ini dinilai sebagai jargon yang tidak bermanfaat, dan malah cuma bikin bingung.
Menurut Michelle dalam blog-nya Lab Muffin, “It doesn’t make sense intuitively, or technically, I’m going to stick my neck out and propose that people stop trying to make hydration vs moisture happen”.
Namun, berhubung air dan minyak merupakan dua komponen penting dalam skincare, istilah berbeda untuk merujuk keduanya tetap diperlukan. Well, biar nggak bikin kita sebagai konsumen bingung lagi, mungkin brand skincare bisa mempertimbangkan saran Michelle Wong untuk memilih istilah yang lebih aktual tanpa perlu memelintir arti kata untuk menyampaikan maksudnya.
Setelah baca artikel ini, semoga kamu nggak bingung lagi dengan perbedaan hidrasi dan kelembapan, ya. Dua-duanya punya arti yang sama, dan sama pula pentingnya untuk kulit!
Foto: Freepik.com.