editors note
08 Mar 2020
Perjuangan Mewujudkan Kesetaraan Gender, Terus Kita Bisa Ngapain?
Hari ini, perempuan di seluruh dunia merayakan International Women’s Day. Sebuah bentuk selebrasi yang dimulai pada tahun 1975 untuk merayakan pencapaian perempuan dalam bidang sosial, kultural, dan politik. Selain itu, International Women’s Day juga digunakan sebagai momentum, untuk menyuarakan isu kesetaraan gender.
Di mana-mana kita sering mendengar seruan tentang kesetaraan gender. Apa sih maksudnya? Kesetaraan gender adalah sebuah pandangan bahwa semua orang berhak menerima perlakuan yang setara, terlepas apapun gender-nya.
Lalu apa sih yang bisa kita lakukan untuk mendukung gerakan ini? Apakah cara berkontribusi hanya dengan ikut demonstrasi? Atau hanya dengan ikut berorasi? Pada beberapa kondisi, kedua hal tersebut juga penting, tapi kali ini saya ingin berbagi dua hal yang cukup simpel dan bisa kita lakukan sehari-hari untuk mendukung gerakan kesetaraan gender.
-
Berbagi tugas rumah secara berimbang
Perempuan identik dengan memasak di dapur dan beres-beres rumah, laki-laki identik dengan urus mobil ke bengkel. Kalau memang kita menginginkan adanya kesetaraan, berarti seharusnya berlaku juga dalam tugas-tugas rumah bukan?
Alangkah menyenangkan jika seluruh tugas rumah bisa dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan bersama-sama, tidak peduli apa stereotipnya. Idealnya, perempuan dan laki-laki bisa menyiapkan makan malam dan bersih-bersih dapur bersama. Laki-laki menyetrika pakaian, perempuan urus servis mobil ke bengkel. Apa salahnya?
Saya dan pasangan saya pun berusaha untuk menerapkan hal ini di rumah. Senin sampai Jumat kami sama-sama bekerja, namun sepulangnya kami ke rumah, tugas-tugas rumah juga kami kerjakan bersama. Mem-vacuum ruangan, mencuci pakaian, atau mengurus keuangan, semuanya dikerjakan dengan berimbang. By the way, pembagian tugas rumah ini tidak hanya berlaku kepada yang sudah menikah saja lho, ini juga bisa diterapkan untuk teman-teman yang tinggal bersama kakak laki-laki, atau saudara laki-laki.
Kalau semua pekerjaan rumah bisa dibagi bersama, itu baru namanya setara.
“Both men and women should feel free to be sensitive. Both men and women should feel free to be strong…it is time that we all perceive gender on a spectrum not as two opposing sets of ideas.”
― Emma Watson
-
Speak up
Do not keep silent when witnessing an action that belittles women. Kamu pernah nggak berada di suatu kondisi, dimana kamu melihat seorang perempuan dilecehkan atau direndahkan di ranah publik? Misal, melihat teman perempuan kamu di catcalling di pinggir jalan, atau melihat teman perempuan kamu diajak bercanda dengan lelucon seksis di lingkungan kantor? Satu hal yang bisa kita lakukan adalah berani speak up.
Saya paham bahwa ada beberapa kondisi di mana hal ini sangat sulit dilakukan. Misal, jika pelaku catcalling bergerombol, tentu kita tetap harus waspada. Namun jika memungkinkan, panggil pelaku dan jelaskan bahwa sikapnya tersebut tidak baik. Sampaikan dengan tegas, namun tidak perlu sampai emosi. Jika kejadian dilakukan dalam lingkungan kantor, ajak teman kamu untuk melaporkan kepada atasan atau pihak lain yang berwenang.
Kamu tidak perlu takut atau malu. Membiarkan kejadian tersebut berlalu begitu saja hanya akan membuat pelaku mengulangi perbuatannya. Maka dari itu sangat penting bagi kita, sesama perempuan, untuk saling melindungi dan berani berbicara.
Masih ingat kasus yang menimpa Tara Basro beberapa hari lalu? Tara mengunggah sebuah foto dirinya menggunakan pakaian dalam dengan tujuan untuk mempromosikan body positivity. Bukannya diapresiasi, beberapa pihak malah menganggap Tara menyebarkan konten pornografi dan melanggar UU ITE.
Saya yakin sebagai sesama perempuan, kita semua memahami apa yang diperjuangkan Tara. Lalu, apa yang kita bisa lakukan sebagai perempuan untuk mendukung kasus ini? Speak up. Let the world know that we are on Tara’s side. Gimana caranya speak up? Sesimpel posting opini kamu lewat sosial media, atau ungkapkan pandanganmu kepada orang-orang di sekelilingmu. Seberapa kecil kontribusi kamu, yakinlah bahwa usahamu pasti ada artinya.
Saat ini kita sama-sama memperjuangkan gender equality, karena perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Just like what Freida Pinto said: gender equality is a human fight, not a female fight. Happy International Women’s Day!
Foto: Dok. Freepik, Katemangostar for Freepik.com, Instagram @emmawatson, Instagram @tarabasro, Instagram @onherturf