banner-detik

peace of mind

Sering Baper? Mungkin Kamu Tipe Highly Sensitive Person

seo-img-article

sedih, marah

Sering diledek oleh orang-orang sekitar karena terlalu baper atau sensi? Kamu nggak sendiri. Saya pun sama. Nggak perlu berkecil hati juga, sebab “kebaperan” ini normal dan ada penjelasan ilmiahnya, kok.

“Sensi” dan “baper” adalah dua terminologi populer yang sering kali dipakai untuk melabeli orang lain yang punya sensitivitas tinggi dalam menanggapi perkataan atau perlakuan orang lain. Di Indonesia, kedua istilah ini punya konotasi yang lebih condong ke arah negatif. Padahal orang-orang yang sensi dan baper nggak melulu mereka yang gampang tersinggung atau suka marah-marah, lho.

Sensi nggak hanya berkaitan dengan emosional atau perasaan saja, manusia bisa jadi lebih “sensi” terhadap stimulasi apapun yang mengenainya. Misalnya saja cahaya terang, suara bising, aroma yang menyengat, dan juga sentuhan.

Kamu gampang sensi atau sering dilabeli sebagai Si Baper oleh orang-orang sekitarmu? Don’t be sad, it’s okay! Mungkin kamu termasuk kedalam kategori Highly Sensitive Person (HSP), and it’s totally normal.

Istilah Highly Sensitive Person diperkenalkan oleh seorang ilmuwan psikologi, Dr. Elaine Aron, yang telah melakukan penelitian tentang sensitivitas ini dan menuangkannya dalam buku yang berjudul “The Highly Sensitive Person: How to Thrive When the World Overwhelms You” tahun 1996.

HSP bukan jenis gangguan mental, kok. Malahan HSP hanyalah salah satu jenis ciri-ciri kepribadian yang memiliki sensory-processing sensitivity (SPS) yang tinggi pada dirinya. Orang-orang yang termasuk HSP akan sangat sensitif terhadap stimuli fisik, sosial dan emosional dari sekitarnya. Makanya, jadi seorang HSP itu enggak lah mudah. 

Baca juga: Bincang Tentang Kesehatan Mental dengan dr. Jiemi Ardian, SpKJ

Umumnya seorang yang tergolong HSP punya ciri-ciri seperti berikut:

Mudah terpengaruh oleh cahaya, bebauan, dan bunyi-bunyian

HIGHLY SENSITIVE PERSON

Ada kalanya seorang HSP menjadi sangat sensitif kala berhadapan dengan cahaya terang yang menyilaukan. Bau-bau serta suara bising juga kadang bisa jadi sangat annoying bagi HSP. HSP juga bakalan susah berkonsentrasi saat ada suara sekecil apapun di sekitarnya. Karena gampang terstimulasi oleh suara dan cahaya ini pula, mostly HSP nggak bakalan suka film dengan genre horror atau yang ada adegan kekerasan atau sadisme di dalamnya.

Nggak suka dikejar deadline dan multitasking

HIGHLY SENSITIVE PERSON 3

HSP gampang merasa bingung ketika banyak hal yang harus dikerjakan dalam waktu singkat. Kalau sudah bingung, bisa-bisa HSP malah kewalahan bahkan dapat berdampak pada burnout. Oleh karena itu, biasanya HSP suka membuat perencanaan untuk menghindari situasi yang overwhelming.

Baca juga: 5 Tips Agar Tidak Stress Menghadapi Deadline Pekerjaan

Sulit menerima kritik 

HIGHLY SENSITIVE PERSON 2

Jujur deh, gimana reaksimu setiap kali ada yang mengkritik style atau makeup kamu? Kalau kamu cenderung nggak suka dan sulit menerima kritik dan feedback, sekalipun yang sifatnya membangun, bisa jadi kamu seorang HSP.

Terlalu banyak mikirin orang lain

HIGHLY SENSITIVE PERSON 4

HSP sensitif banget sama pendapat orang lain tentang dirinya. Makanya, seorang HSP biasanya selalu berusaha bertindak sebaik mungkin agar orang lain tidak beranggapan buruk. Sayangnya, bisa-bisa HSP malah terjerumus menjadi people pleaser karena takut dan cemas akan penolakan dari orang lain. Sekalinya dapat komentar negatif, HSP bakalan sulit menghilangkan pikiran negatif dari dalam dirinya sendiri.

Emotionally reactive

HIGHLY SENSITIVE PERSON 5

HSP paling nggak kuat kalau ngelihat adegan mengharukan dalam film. Ada adegan sedih sedikit aja, bisa-bisa mewek. HSP memang cenderung mudah menangis. Termasuk jika emosinya terganggu akibat ucapan atau tindakan orang lain. 

 

Di sisi lain, pernah nggak kamu tahu jika orang disekitarmu sedang bete atau sedih hanya lewat merasakan ambience di sekitarmu? Walaupun orang lain nggak bilang, HSP bisa tahu kalau lagi ada yang nggak beres. HSP dapat merasakan emosi dari orang lain tanpa melalui kata-kata. Hal ini bisa jadi merepotkan, sebab seringkali jika mendeteksi mood orang lain yang berubah, HSP malah jadi parno sendiri kalau-kalau dia berbuat salah.

Memang jumlah orang yang tergolong kedalam Highly Sensitive Person di dunia tergolong minoritas, yakni sekitar 15 hingga 20% jumlah populasi dunia. Nggak heran HSP sering dianggap aneh dan berbeda dari orang kebanyakan. Bagi orang-orang non-HSP, HSP sering disebut “sensian” dan “baperan”.

Namun, menjadi HSP itu nggak buruk. Sensitivitas yang ada di dalam diri seorang HSP justru menjadikannya berkali-kali lipat lebih peka terhadap perubahan dan kondisi lingkungan sekitarnya. HSP juga punya rasa empati yang tinggi, yang dapat menempatkan diri pada posisi dan situasi orang lain dengan baik, sehingga HSP dapat memahami kondisi orang lain tanpa judging.  Selain itu, HSP juga termasuk orang yang sangat detail, lho. Hal ini menjadikan HSP sebagai orang-orang yang teliti dalam bekerja. 

Nah, nggak usah minder lagi. Sensi dan baper ternyata nggak selamanya bermakna jelek kok. Make it as your superpower as a highly sensitive person, and rock the world!

 

Foto: Dok. Female Daily, Freepik.com.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment