skincare
12 Feb 2020
Review Sunscreen Multifungsi, First Lab Probiotic Sun Cream
Kamu pernah nggak sih merasa kalau cari sunscreen yang cocok itu susah?
Menggunakan sunscreen memang sangat penting, apalagi kalau kamu sering beraktivitas di luar. Tapi mencari sunscreen yang cocok itu sulit, setidaknya bagi saya. Bisa saja si sunscreen tersebut ada white cast-nya, kadang cepat berminyak, membuat wajah bruntusan, atau bisa juga harganya terlalu mahal. Faktor-faktor ini membuat saya jadi malas pakai sunscreen, padahal perlu banget!
Tapi akhirnya saya menemukan sunscreen yang cocok banget untuk saya, yaitu si First Lab Probiotic Sun Cream. Kenapa saya bisa berjodoh dengan sunscreen satu ini?
Packaging
Kemasan luar si First Lab Probiotic Sun Cream ini adalah kotak putih yang desainnya sederhana, dilengkapi informasi produk yang cukup lengkap, ditulis dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan Korea. Produknya dikemas dalam tube berwarna putih doff, dan di belakang produk terpajang logo recycle, yang menandakan produk ini dapat di daur ulang. Ukuran kemasan produk ini sedang-sedang saja, dan isinya ada 50 ml.
Formula
Saya jatuh cinta banget sama formula si First Lab Probiotic Sun Cream ini. Legit the best sunscreen formula i’ve tried so far! Krimnya berwarna putih susu, teksturnya tidak terlalu kental, dan saat dioleskan ke kulit, produk ini tidak terasa greasy dan juga tidak lengket! Warnanya memang sedikit putih saat awal diaplikasikan, tapi di kulit saya warnanya tidak jadi abu-abu, malah jadi sedikit mencerahkan seperti sedang memakai tone up cream. Saya sudah coba menggunakan sunscreen ini berkali-kali, dan at the end of the day, dia tidak membuat kulit saya jadi over oily. Jadi sangat nyaman digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Sunscreen ini memiliki SPF 50+ PA++++ untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
Ingredients
Water, Cyclopentasiloxane, Zinc Oxide, Titanium Dioxide, Propanediol, Polyglyceryl-3 Polydimethylsiloxyethyl Dimethicone, Dibutyl adipate, Caprylyl Methicone, 1,2-Hexanediol, Disteardimonium Hectorite, Magnesium sulfate, Hydrogen Dimethicone, Aluminum hydroxide, Alkyl Cetearyl Dimethicone Crosspolymer, Polyglyceryl-2 Dipolyhydroxystearate, Styrene/acrylates copolymer, Stearic Acid, Pentylene Glycol, Ethylhexylglycerin, Dipotassium Glycyrrhizate, Tranexamic Acid, Inositol, Lactobacillus Ferment Lysate, Octyldodecanol Glutathione, Butylene Glycol, Panthenol, Echium Plantagineum Seed Oil, Lactic Acid, Camellia Sinensis Leaf Extract, Cardiospermum Halicacabum Flower/Leaf/Vine Extract, Helianthus Annuus Seed Oil Unsaponifiables, Sodium Benzoate, Dicaprylyl Carbonate, Cetyl Ethylhexanoate, Caprylic/Capric/Succinic Triglyceride, Sodium chloride, Caprylic/Capric Triglyceride, Sodium Acrylate/Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Polyisobutene Tocopherol, Phosphatidylcholine, Cranberry Fruit Extract, Raspberry Fruit Extract, Wild Cherry Fruit ExtractCornus Officinalis Fruit Extract, Punica Granatum Fruit Extract, Saussurea Involucrata Extract, Orange Flower Extract, Dioscorea Japonica Root Extract, Plumeria Rubra Flower Extract, Mushroom Extract, Dimethicone Crosspolymer, Phenyl Trimethicone, Hyaluronic Acid, Ceramide NP, Sorbitan Oleate, Caprylyl/capryl glucoside, Glycine, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Glutamic Acid, Serine, Sodium Hyaluronate, Lysine, Alanine, Arginine, Threonine, Proline, Fragrance.
Penggunaan
Saya menggunakan sunscreen setelah moisturizer dan sebelum makeup. Saat mengaplikasikannya ke wajah, saya menghindari rubbing motion yang telalu kasar supaya tidak banyak sunscreen yang terbuang karena menempel di tangan. Jadi saya oles perlahan saja ke kulit secara merata, supaya saya bisa mendapatkan proteksi sunscreen yang maksimal. Tidak hanya di kulit wajah, biasanya saya juga mengaplikasikan sunscreen ke leher, telinga, dan tengkuk.
Jika ingin menggunakan makeup, seperti misalnya concealer atau powder, saya tunggu dulu sekitar 8 hingga 15 menit, baru saya aplikasikan make up yang ingin digunakan. Supaya sunscreen yang saya gunakan punya waktu untuk membentuk protective layer sehingga makeup yang saya pakai tidak menggeser suncreen tersebut. Jika sedang beraktivitas di luar seharian, biasanya saya re-apply sunscreen setiap dua jam sekali, atau setidaknya satu kali sehari. Jika tangan kotor, mengikuti saran dari kak Affi Assegaf, saya re-apply sunscreen menggunakan cushion puff yang disimpan dalam kotak kecil agar mudah dibawa kemana-mana.
Final verdict
First Lab Probiotic Sun Cream ini so far adalah sunscreen favorit saya! Harganya tidak terlalu mahal, tidak ada white cast, tidak berminyak, malah produk ini bisa berfungsi sebagai makeup primer juga di wajah saya. Setiap kali saya memakai si Probiotic Sun Cream ini sebelum makeup, produksi minyak di wajah saya jadi lebih terkontrol dan makeup jadi terlihat lebih bagus. Ditambah lagi dia memberikan efek mencerahkan juga ke kulit seperti tone-up cream, jadi benar-benar multifungsi!
Nah itulah kesan-kesan saya memakai First Lab Probiotic Sun Cream. Kamu sudah pernah coba belum? Atau punya sunscreen lain yang kamu cocok banget? Share di comment ya!
Foto: Dok. Female Daily.