banner-detik

skin concern

Dampak Trend Vaping Pada Kulit

seo-img-article
14145594337_5dc019d1e2_b

sumber: flickr.com

Semua pasti sudah aware dengan dampak buruk merokok bagi kesehatan. Belum lagi, zaman sekarang packaging rokok sudah penuh dengan gambar-gambar menyeramkan, yang berisi peringatan “Merokok Membunuh” atau “Merokok Menyebabkan Kanker”. Well, it works for some people, tapi bagi beberapa orang, peringatan semacam itu sama sekali nggak ngaruh!

Beberapa memilih alternatif yang konon katanya lebih ‘sehat’ dibandingkan merokok, yaitu vaping. Walau baru booming beberapa tahun ini, dan masih belum ada penelitian yang lebih jelas mengenai dampak vaping, health concerns akibat vaping lama-kelamaan mulai bermunculan. Seperti contohnya dilaporkan pada koran New York Times, terdapat 47 orang yang meninggal selama tahun 2019 akibat “penyakit yang disebabkan oleh vaping”. Bahkan beberapa waktu lalu, ada postingan Instagram dari seorang perempuan berusia 19 tahun, mengenai kondisi paru-parunya yang bermasalah karena dia memiliki kebiasaan vaping.

Seperti yang terlihat pada foto di bawah ini, yang didapatkan dari akun Instagram-nya, @clairechunggg, paru-parunya tampak berkabut dan membengkak, padahal dia tidak pernah merokok, hanya vaping. Claire, sendiri tidak pernah merasakan tanda-tanda buruk pada pernapasannya, sehingga dia menyatakan bahwa vaping, dalam bentuk apapun merupakan silent killer.

Bahaya vaping

Sumber: Instagram @clairechunggg

 

Bahaya vaping 2

Kondisi paru-paru Claire. Sumber: Instagram @clairechunggg

Masih penuh pro-kontra sih, masih banyak yang percaya dan nggak percaya tentang bahaya vaping. Tapi yang jelas, vaping ternyata berdampak juga buat kesehatan kulit lho! Berikut beberapa dampak vaping pada kulit :

Baca juga: Mengerti Mental Health dan Cara Menghadapinya

Dermatitis

Penelitian terbaru yang di publish Journal of the American Academy of Dermatology, penggunaan e-cigarette dapat menyebabkan dermatitis, kulit terbakar, dan efeknya juga bisa mengakibatkan sariawan di mulut. Penelitian tersebut juga mengatakan, bahwa setiap tahun ada peningkatan penderita dermatitis akibat penggunaan vape. Kenapa bisa dermatitis? Cara kerja vape, antara lain adalah dengan memanaskan uap di dalam sebuah coil yang terbuat dari nikel, yang kemudian disalurkan melalui tabung vape. Walaupun nggak terjadi pada wajah, biasanya iritasi sering terjadi pada tangan yang memegang tabung vape akibat terlalu sering terpapar uap panas.

Hal ini disebabkan cairan vaping dan uap panas vape, mengandung suatu senyawa kimia yang bernama propylene glycol (PG). Sebuah senyawa yang nggak  berwarna, nggak berbau dan hambar, yang memiliki kandungan mirip dengan alkohol. Banyaknya kadar propylene glycol di dalam cairan vape berbeda-beda. Biasanya kamu bisa cek kadar propylene glycol yang terkandung di bagian kemasan cairan vape. Nah, dermatitis terjadi bagi mereka yang memiliki alergi terhadap komponen ini.

sumber: pinterest.com

sumber: pinterest.com

Karakteristik dermatitis yang terjadi biasanya dimulai dari tumbuhnya ruam dengan sedikit benjolan di sekitarnya, atau bercak kemerahan. Propylene glycol terhirup bersamaan ketika kamu sedang vaping. Tapi masalahnya, gejala yang ditunjukkan oleh alergi propylene glycol, mirip dengan gejala alergi kulit lainnya. Jadi, para peneliti juga nggak yakin seberapa sering alergi terhadap PG terjadi.

Namun telah terbukti di sebuah survey, bahwa dari sebanyak 1000 vaper aktif, 2.2% dari mereka mengaku mengalami ruam kulit setelah mengonsumsi cairan vape dengan kandungan PG. Sekitar 3.6% mengalami jerawat parah dan alergi kemerahan, 2.6%  mengalami terbakar dan perih, dan 3% mengalami gatal-gatal

Dull & Dehydrated Skin

In the meantime, beberapa dermatologist membandingkan antara dampak vaping dan merokok pada kulit. Penampakan kulit beberapa orang yang merokok tampil kusam dan lebih tua, dibandingkan dengan umur aslinya. Begitu pula dengan mereka yang vaping! Setiap kali kamu vaping atau merokok, kamu mengambil kadar oksigen dari wajahmu. Hal inilah yang membuat kulit jadi tampak lebih kisut, dan membuat wajahmu terlihat lebih kusam. Bahkan di beberapa penelitian yang saya baca, kandungan PG di dalam cairan vape memang adalah alkohol, yang bisa memicu kekeringan pada kulit, mata, hingga hidung (sampai ada kasus bleeding)No wonder, jika kulit kita kering, pasti otomatis tampilan kulit kusam juga dengan mudahnya menghampiri kulit kita.

267698_83b1e75522db433a8c518861da8647b4

sumber: pinterest.com

Baca juga: 5 Influencer Ini Sebarkan Body-Positivity Lewat Kondisi Uniknya

Aging

Vaping juga bisa mempercepat proses penuaan pada wajah. Mirip gejalanya dengan merokok, vaping mempercepat fine lines, dan mengurangi elastisitas kulit. Bagi yang menggunakan nicotine-derived vape, kamu bisa mengalami endapan nikotin pada wajah, yang menyebabkan aliran darah terganggu sehingga timbul bercak-bercak hitam. Bahan kimia yang terkandung dalam cairan vaping juga mampu memecah kolagen dan elastin lebih cepat. Hal ini menyebabkan keriput dan kulit kendur. Terutama di bagian sekitar mulut yang paling sering terkena alat vape.

Baca juga: Tampilan Matte yang Chic dengan Rouge Pur Couture The Slim Sheer Matte dari YSL Beauty

Well, saya pribadi nggak against siapa pun yang merokok maupun vaping sihIt’s an option! Efeknya di setiap orang juga bisa berbeda-beda. Ada beberapa orang yang aktif merokok hingga 90 tahun, tapi baik-baik saja. Namun di satu sisi ada yang meninggal di umur 42 tahun karena kanker paru-paru. Jadi, tergantung dengan kecenderungan genetik masing-masing.

Tapi, kalau kamu vaper aktif, dan mulai melihat perubahan dan dampaknya pada kulit kamu, mungkin ada baiknya untuk memikirkan kembali kebiasaan tersebut.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment