Produk yang bikin saya jatuh cinta pertama kali sama K-Beauty adalah hydrating tonernya. Saya bisa lho skip semua tahapan skincare kecuali yang satu ini. Tetapi, apa jadinya kalau saya tiba-tiba berhenti pakai hydrating toner?
Alasan skip hydrating toner, adalah karena saya sudah menghabiskan 4 botol hydrating toner di tahun 2019, padahal saat itu masih bulan Oktober. Menurut saya konsumsi ini sudah berlebihan dan rada lebay, honestly! Akhirnya saya memutuskan untuk tidak membeli hydrating toner apapun dan mengandalkan face mist sebagai penggantinya.
Sebelum masuk ke eksperimen saya, berikut ini beberapa manfaat hydrating toner yang saya rasakan bekerja di kulit sendiri:
Bahkan saat kulit saya sedang dehidrasi dan mengelupas ringan, hydrating toner seringkali menjadi penyelamat dengan menggunakan teknik CSM. Nah, setelah eksfoliasi menggunakan AHA dan BHA hydrating toner juga wajib saya gunakan untuk menjaga menambah kelembapan kulit.
Jujur, pada 2 minggu pertama saya nggak merasakan perubahan signifikan. Kulit saya masih kenyal, nggak gampang dehirasi, dan aman sentosa. Namun, untuk pecinta layering hydrating toner seperti saya memang ada rasa janggal karena hilangnya sebuah kebiasaan.
Sebagai pengganti hydrating toner saya menggunakan face mist dari Organic Supply Co. Tea Tree Hydrosol yang berfungsi sebagai antiseptik, anti-fungal, dan anti-bacterial yang selalu saya gunakan setelah mencuci muka dan setelah olahraga. Hasilnya? Memang performanya menambah kelembapan pada kulit nggak sebaik hydrating toner yang mengandung hyaluronic acid. Tapi seenggaknya kulit saya tetap diberi bantalan atau buffer sebelum menggunakan bahan aktif seperti serum.
Hasil dari sebulan pertama ini bikin saya impressed, ternyata nyaman-nyaman aja nggak menggunakan hydrating toner. Bahkan saya sempet merasa bersalah karena pernah berlebihan menghabiskan sebuah hydrating toner padahal dengan kulit saya bisa dengan baik menyeimbangkan kada kelembapan di kulit.
Dua Bulan Tanpa Hydrating Toner
Saat kondisi cuaca labil, kulit saya yang jenisnya kombinasi oily ini cenderung menjadi kering dan tampak kuyu. Ini yang terjadi ketika memasuki bulan kedua, ditambah lagi kegiatan olahraga saya mulai menurun karena hawa liburan Desember kemarin, sehingga sirkulasi peredaran saya jadi agak manja dan jarang mengeluarkan keringat atau toxic dari dalam tubuh.
Alhasil, saya jadi craving lightweight hydration seperti hydrating toner yang bisa mengguyur kulit yang sedang haus dan kering ini. Biasanya saat-saat seperti ini saya melakukan CSM agar kulit kembali stabil, lembap, sehingga menerima skincare selanjutnya menjadi maksimal. Rasanya pingin langsung beli hydrating toner favorit saya Aromatica LIVELY Super Barrier Hyaluronic Acid toner yang biasanya paling ampuh ketika kulit saya sedang bereaksi seperti ini.
Namun, dengan menggunakan menambah face oil setelah tahap pelembap, ternyata bisa bikin kulit saya kembali seimbang kelembapannya. Pelembap yang saya gunakan saat adalah Krave Beauty Oat So Simple Water Cream dan face oil dari Organic Supply Co. Tamanu Oil. Kedua produk ini bekerja maksimal terutama untuk melembapkan kulit kering dan sedikit kemerahan di wajah.
Kalau sedang tidak ingin menumpuk banyak skincare, saya bisa langsung pakai face oil saja atau sleeping mask favorit untuk mengunci kelembapan lebih maksimal. Favorit saya sih Lacoco Watermelon Glow Mask yang bisa membuat kulit tampak cerah, ringan, dan lembap keesokan paginya.
Hal utama yang saya pelajari setelah 2 bulan skip hydrating toner adalah, kulit kita cukup pintar untuk mengatasi permasalahan kulit tanpa perlu menggunakan skincare berlapis-lapis. Sekarang saya jadi lebih santai dan percaya bahwa kulit saya nggak melulu dehidrasi atau kekurangan air.
Solid basic skincare is essential: cleanse – moisturize – protect. Kalau kita sudah menemukan ketiga produk yang cocok di kulit then life is good 🙂
Namun, saya juga belajar bahwa kulit saya nggak sempurna. Skincare merupakan tools yang dapat membantu kulit saya lebih cepat mengatasi permasalahan kulit dengan produk yang sesuai. Sampai saat ini saya masih kangen build hydration ke kulit pakai hydrating toner. Step ini penting buat saya agar kulit stabil dulu sebelum menerima serum yang berbahan aktif biar bekerja maksimal di kulit.
YES. Tetapi yang berbeda adalah penggunaannya, kali ini saya bakalan lebih mindful dan secukupnya saja, tidak lagi seperti dulu terlalu sering layering — yang sebetulnya nggak dibutuhkan kulit ketika kadar air dan minyak di kulit kita sedang stabil dan seimbang.
Gimana dengan kamu? Sekalian bisikin ya hydrating toner holy grail mu di kolom komentar 🙂