banner-detik

eye makeup

Andai Dulu Saya Sudah Tahu 8 Hal Ini Sebelum Menggunakan Softlens

seo-img-article

acuvue-2-softlens-wedding-featured

Sewaktu kecil, ibu saya sering mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan mata, sebab pakai kacamata itu nggak enak banget. Setelah saya akhirnya menderita myopia atau rabun jauh, saya baru mengerti apa artinya warning tersebut.

Memakai kacamata kadang memang nggak nyaman. Terkadang bikin pusing, sakit kepala, terasa berat dan mengganjal di batang hidung, serta mengganggu penampilan. Saya sudah pakai kacamata sejak duduk di bangku SMP, dan ini bikin saya cukup nggak pede. 

Di usia yang sedang ingin-inginnya tampil cantik, saya mulai coba-coba menggunakan softlens sebagai pengganti kacamata. Well, kalau kamu juga ingin mencoba mengganti kacamatamu dengan softlens, banyak banget hal yang harus dipertimbangkan, seperti kebersihan dan tanggal kadaluarsa lensa. Jika ingin tahu lebih lanjut tentang ini, bisa baca artikel di link berikut, serta simak paparan di bawah ini.

tips bulu mata palsu (3)

Jangan Beli yang Asal Murah

Buat mata jangan pilih produk sembarangan! Salah pilih malah bisa jadi berbahaya. Saat ini, banyak banget beredar di pasaran berbagai merek softlens dengan pilihan warna dan corak yang menarik. Tentunya warna dan corak ini pasti akan terlihat cantik banget ketika dipakai di mata. Harganya pun sangatlah variatif, dari yang harganya di atas Rp 300.000 hingga yang murah atau di bawah Rp 50.000. 

Menurut saya, ada baiknya untuk TIDAK memilih softlens yang harganya terlalu murah atau di bawah Rp 50.000. Selain berasal dari merek yang nggak jelas, kualitasnya pun meragukan. Sebaiknya, beli lah softlens di seller yang terpercaya atau di optik yang bereputasi baik. Sebab produk yang dijual pun punya kualitas yang terjamin. Memilih softlens yang asal murah bisa berbahaya, apalagi bagi yang memiliki sindrom mata kering dan alergi pada mata.

Baca juga: 5 Pilihan Softlens Bagus dan Nyaman Digunakan

WAJIB Lepas Softlens Sebelum Tidur

Pernah dengar berita tentang kebutaan akibat menggunakan softlens saat tidur? Berita ini menyeramkan banget dan sempat bikin saya takut menggunakan softlens. Apakah memang se-berbahaya itu? Saya pernah beberapa kali menggunakan softlens saat tidur selama dua malam dengan sengaja (jangan ditiru ya, guys). Saat itu saya belum tahu kalau hal itu merupakan tindakan yang salah. 

Untungnya, kesalahan itu nggak bikin saya sampai mengalami kebutaan. Namun akibatnya saya mengalami iritasi mata yang cukup berat, di mana mata terasa perih, nyeri dan hipersensitif terhadap cahaya. Nggak lagi-lagi deh, menggunakan softlens saat tidur. 

Lensa Kontak

Pilih Softlens dengan Masa Pakai yang Lebih Singkat

Ada jenis disposable contact lens yang hanya dapat digunakan sehari saja. Softlens jenis ini nggak bisa dibersihkan dan digunakan berulang-ulang. Disposable lens, merupakan jenis softlens yang paling nyaman dan higenis. Sayangnya, jika digunakan untuk pemakaian harian, jadinya mahal banget. 

Untungnya ada jenis softlens yang memiliki masa pakai lama, seperti mingguan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Tapi, saya lebih prefer menggunakan softlens dengan masa pakai 3 atau 6 bulan, sebab lebih hemat, tapi juga nggak terlalu lama seperti softlens dengan masa pakai setahun. 

Menurut saya, penting banget untuk mengganti softlens secara berkala. Biasanya, saya selalu mengganti softlens, satu bulan sebelum masa pakai habis. Atau kadang, bisa lebih cepat dari itu, ketika saya merasa softlens yang saya gunakan sudah terasa nggak nyaman lagi. Semakin lama digunakan, kondisi softlens tentunya nggak lagi prima seperti baru. Teksturnya dapat berubah seiring dengan gesekan dengan debu dan tangan. Kelembabannya pun semakin berkurang. 

Selain itu, softlens yang sudah lama dipakai malah mengakumulasi kotoran dan bakteri dari pemakaian sebelumnya yang tidak dibersihkan secara sempurna. Kalau sudah begini, risiko iritasi pada mata akan semakin tinggi.

 

Pilih Softlens dengan Kadar Air yang Sesuai dengan Kebutuhan Mata

Dilansir dari laman web Optik Melawai, ada softlens yang memiliki kadar air tinggi (diatas 50%) dan kadar air rendah (dibawah 50%). Tiap orang punya kondisi mata yang berbeda-beda. Maka dari itu, sebelum membeli softlens, ada baiknya untuk mengecek kondisi mata ke dokter spesialis mata terlebih dahulu. Jika produksi air mata tergolong normal, softlens berkadar air tinggi cocok untuk kamu. Namun jika produksi air mata cenderung sedikit, gunakan softlens berkadar air rendah, agar softlens nggak menyerap air mata secara berlebihan.

Softlens terbuat dari material HEMA (Hydroxy-ethyl methacrylate) yang bersifat hydrophilic atau menarik air. Layaknya spons, material ini membutuhkan air untuk tetap melengkung sempurna. Karenanya, softlens akan menarik air yang ada di mata sehingga mata akan terasa kering saat memakainya.

Para expert terus melakukan riset dan pengembangan terhadap softlens. Bahkan sekarang ada juga softlens dengan material silicone hydrogel, yang dianggap lebih baik dari softlens hydrogel biasa. Softlens dari bahan ini, disebut dapat menghantarkan oksigen lebih banyak ke mata, sehingga terasa lebih nyaman dan mengurangi risiko iritasi. 

pilih-warna-eyeshadow-dari-softlense-2 

Pilih Diameter Softlens yang Tepat

Bukan hanya beragam dari segi warna dan corak saja, softlens pun punya diameter yang beragam. Normalnya, softlens berdiameter 14.0 mm. Namun nggak sedikit yang memilih menggunakan softlens berdiameter besar untuk mendapatkan ilusi mata besar yang cute. Nggak ada salahnya, sih. Tapi, besarnya diameter akan mempengaruhi kenyamanan softlens. Saran saya, untuk pemakaian sehari-hari, cukup gunakan softlens dengan diameter normal. Put your comfort first!

Baca juga: Trik Mata Lebih Besar Tanpa Softlens

Memanjangkan kuku? Better not.

Pasti sudah tahu kan, sebelum menggunakan dan melepas softlens, cuci tangan itu wajib. Kadang kebersihan kuku luput dari perhatian saat sedang mencuci tangan. Padahal kuku sering kali jadi tempat bersarangnya kotoran dan kuman. Termasuk penggunaan fake nails. 

Bukan hanya masalah kebersihan, kuku yang panjang dikhawatirkan dapat menyenggol dan menggores bola mata saat mengenakan dan melepas softlens. Namun, kalau kamu kekeuh ingin punya kuku panjang yang cantik, lebih baik gunakan aplikator saat memasang dan melepas softlens.

Ganti Lens Case Secara Berkala

Bukan hanya softlens-nya saja yang perlu diganti secara berkala. Tempat penyimpanan atau lens case juga perlu diganti secara berkala. Kesalahan yang sering nggak disadari pengguna softlens adalah tetap menggunakan lens case yang sama dalam waktu lama. Padahal lens case bisa jadi sarang kuman dan bakteri.  

tips softlens 2

Tetes Mata Berbeda Untuk Pengguna Softlens

Saat menggunakan softlens, tetes mata yang digunakan bukan tetes mata biasa. Ada tetes mata khusus yang diperuntukkan bagi pengguna softlens. Jangan sampai salah menggunakan cairan desinfektan, yang digunakan untuk menyimpan softlens sebagai cairan tetes mata. 

Ingat: shelf-life untuk cairan dan tetes mata softlens umumnya adalah 60 hingga 90 hari setelah dibuka. Setelahnya, silahkan ganti cairan dengan yang baru.

Gosok Softlens dengan Jari 

“Menggosok” disini bukan dengan sikat dan air, ya. Tentu mencuci softlens harus dilakukan dengan cairan pembersih khusus. Menggosok yang dimaksud di sini adalah dengan menggunakan ujung jari dengan lembut dan gerakan searah. Jangan menyepelekan cara mencuci softlens. Sebuah studi mengkonfirmasi bahwa mencuci tanpa menggosok softlens tidak efektif untuk membersihkan sisa kotoran yang menempel.

Banyak banget ya, hal yang perlu diketahui? Masih banyak lagi yang harus dipertimbangkan sebelum menggunakan softlens. Thank God, banyak informasi tentang softlens tersedia di internet. Sebelumnya, saya hanya memilih dan menggunakan softlens secara asal-asalan. Asal sudah cuci tangan dan mengganti softlens sebelum kadaluarsa, saya anggap sudah cukup. Even though there are lot of things that I wish I knew before using softlens for daily basis. 

Saya bahkan pernah ngalamin Ulkus Kornea atau luka pada lapisan terluar mata akibat nggak menggunakan softlens dengan hati-hati. Makanya, saya tergerak untuk sharing hal-hal ini agar nggak ada yang sampai mengalami pengalaman yang sama, atau bahkan lebih buruk dari saya.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment