banner-detik

sponsored post

CSR Avoskin 2019: Memajukan Komunitas Penenun di NTT

seo-img-article

avoskincsr-3

Selain berhasil bikin bahagia banyak beauty enthusiast di Jakarta dan Surabaya x Beauty, ternyata Avoskin juga berbagi kebahagian bersama banyak perempuan di Nusa Tenggara Timur.

Hal ini memang tidak ada hubungannya dengan produk-produk best seller-nya, tapi di bulan November lalu Avoskin merayakan satu tahun kerjasama mereka dengan sebuah sociobrand yang berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan perempuan dan pelestarian tenun di Nusa Tenggara Timur, yaitu TORAJAMELO. 

Kalau kalian sudah ada yang pernah jalan-jalan ke NTT, atau setidaknya melihat kain-kain tenun cantik yang seliweran di foto teman-teman pas lagi liburan ke sana, ternyata yang berjasa dalam membuatnya adalah perempuan-perempuan di daerah tersebut. Karena melihat potensi besar yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melestarikan tenun, Avoskin serta TORAJAMELO pun bekerjasama untuk memberdayakan perempuan di daerah Lembata, Mamasa, Adonara dan Toraja. Hal ini juga dilakukan agar para perempuan di daerah tersebut bisa memberikan dampak untuk berbagai aspek kehidupan mereka, sekaligus bisa meningkatkan rasa percaya dirinya karena berhasil memberikan kontribusi lebih untuk keluarga.

 

Meningkatnya Kondisi Sosial Ekonomi di Lembata

avoskincsr-6

Salah satu daerah yang dikunjungi oleh Avoskin dan TROJAMELO bulan November lalu, adalah Pulau Lembata. Pulau kecil ini didominasi oleh penenun dan nelayan. Kalau dahulu penenun hanya menghasilkan Rp500.000,00 setiap bulannya, sekarang dengan didampingi oleh TORAJAMELO sejak 2014, penghasilan mereka pun bisa meningkat hingga 5-6 kali lipat. Penghasilan para penenun ahli (master weavers) di Pulau Lembata bisa mencapai Rp2.500.000,00 – Rp3.000.000,00. Tapi memang hal ini belum terlihat merata, karena masih ada sekitar 700 penenun yang penghasilannya masih rendah dan belum rutin setiap bulannya.

Peranan Yayasan PEKKA di Lembata

avoskincsr-4

Karena meningkatnya penghasilan para perempuan di Lembata, maka nggak heran kalau secara otomatis mereka juga menjadi tulang punggung keluarga dan bisa dibilang menyandang peran sebagai kepala keluarga. Maka dari itu kehadiran Yayasan PEKKA, atau Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di pulau ini menjadi cukup krusial dalam membantu menyukseskan kerja sama yang dijalin oleh Avoskin dan TORAJAMELO. Kenapa begitu? Karena Yayasan PEKKA ini mengumpulkan para perempuan (baik yang masih bersuami, janda, hingga yang memilih untuk hidup sendiri) yang menjadi kepala keluarga, untuk kemudian didampingi dalam menjalankan program pemberdayaan khusus untuk para perempuan kepala keluarga. Jadi, para perempuan hebat tersebut bisa mengatur penghasilan dan kehidupannya dengan lebih baik lagi.

Apa yang Dilakukan Avoskin Untuk Membantu Penenun?

Avoskincsr-5

Karena memang hal yang paling utama dibutuhkan oleh para penenun di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur ini adalah benang katun, maka melalui kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang bekerjasama dengan TORAJAMELO ini, Avoskin menyumbang sejumlah dana yang dipakai untuk membeli benang katun. Tentunya benang katun ini bukanlah benang katun sembarangan, melainkan memiliki kualitas terbaik yang telah dicelup dengan pewarna sintetis anti-luntur menggunakan color scheme dari TORAJAMELO. Proses riset dari metode pencelupan benang katun ini juga sudah dilakukan selama bertahun-tahun. 

avoskincsr-2

Kemudian, benang tersebut didistribusikan untuk penenun yang dibina oleh TORAJAMELO di daerah Lembata, Mamasa, dan Toraja. TORAJAMELO sendiri sudah memperkenalkan jenis benang katun dengan teknologi color scheme alam NTT ini juga sudah cukup lama, yaitu sejak tahun 2015. Nah, di tahun 2019 hal ini diperkuat dengan kerjasama yang dilakukan oleh Avoskin.

Kerjasama ini membuahkan hasil yang luar biasa, lho. TORAJAMELO berhasil membawa 40 lembar kain tenun dari benang katun yang tidak luntur ini sebagai artwork di sebuah hotel bintang 4 yang berada di Jakarta. Bahkan, para penenun dari Lembata yang ini menjadi lebih profesional sehingga mampu berkolaborasi dengan desainer Ibukota untuk menciptakan kain tenun penetotan dengan kualitas internasional. Tentunya achievement ini jadi benar-benar membuat para penenun jadi semakin bersemangat untuk menghasilkan karya terbaik. 

penenun lembata

Ternyata benang katun tersebut bukan hanya berhasil membuat para penenun menciptakan karya yang lebih baik dari waktu ke waktu, tapi ternyata impact nya lebih dari itu. Perekonomian perempuan di daerah NTT pun jadi lebih meningkat, dan mereka jadi lebih berdaya. Well, secara otomatis pasti hal tesebut akan menimbulkan domino effect yang luar biasa, yaitu munculnya peningkatan kualitas generasi muda di Pulau Lembata! Dengan penyuluhan yang tepat dari TORAJAMELO dan juga Yayasan PEKKA, para perempuan di daerah ini pun pemikirannya menjadi semakin maju sehingga keinginan teguh untuk membuat anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik pun semakin tinggi untuk membangun daerah di timur Indonesia. 

Bravo Avoskin!

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment