Samsung nggak pernah bosan berinovasi dan menghadirkan gadget pintar dambaan khalayak banyak. September lalu, Female Daily diterbangkan ke Seoul untuk mencoba langsung kecanggihan produk terbaru mereka, Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+.
User experience adalah hal yang sangat penting dalam dunia gadget, karena melibatkan interaksi maksimal dan memudahkan penggunanya. Apalagi, kini menularkan informasi adalah hal yang begitu mudah, sehingga segala inovasi teranyar dari sebuah gadget bisa lebih cepat tersebar luas setelah user experience berjalan mulus. Makanya, tanggal 17-20 September lalu, Female Daily diajak ke Korea Selatan untuk kenal lebih dekat dengan anggota baru flagship Samsung, yaitu Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+.
Nggak hanya ke Seoul, acara bertajuk “Experience A Powerful Journey with Galaxy Note 10 & Note 10+” ini juga mengunjungi tempat-tempat populer di Korea lainnya, seperti Gangchon dan juga Nami Island. Di sana, semua peserta mencoba langsung berbagai fitur canggih dari ponsel yang diluncurkan bulan Agustus 2019 itu, seperti Video Life Focus, Video Editor atau aplikasi Adobe Premium Rush yang terhubung dengan Samsung, efek foto yang kian beragam, sampai S Pen yang punya kebisaan lebih banyak.
Saat pertama kali menyentuh Samsung Galaxy Note 10+, saya langsung deg-degan dan naksir banget. Saya kira saya hanya bisa punya perasaan itu saat membeli skincare idaman, ternyata urusan gadget juga bisa! 😀 Tampilannya sangat slim dan cantik, kualitas gambarnya menakjubkan. Jadi ingin dipandangi terus! Ternyata ukurannya nggak terlalu besar, tetap handy dan ringan. Meskipun warna Aura Glow yang seperti hologram katanya banyak disukai oleh perempuan, tapi entah kenapa saya lebih naksir yang Aura Black karena klasik dan simpel.
Penasaran cerita lengkapnya? Simak terus ceritanya di bawah ini:
Saya tiba di Seoul Selasa malam tanggal 17 September 2019, jadi tidak ada waktu untuk eksplor kota tersebut, semuanya langsung beristirahat di hotel. Acara memang dimulai keesokan paginya pada hari Rabu, dan diawali dengan pengenalan produk Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+ yang diwakili oleh Taufiq Furqon, Product Marketing Samsung Indonesia. Seluruh peserta juga berkenalan dengan Samsung Galaxy Note 1o 5G yang prosesornya mampu menjawab kebutuhan internet secepat kilat.
Nggak cuma itu, ada juga workshop pembuatan video cinematic yang dibimbing oleh Yandy Laurens, sutradara muda yang menggarap Keluarga Cemara. Setiap peserta diharuskan membuat video tentang perjalanan selama di Korea Selatan dengan memanfaatkan fitur-fitur dari Samsung Galaxy Note 10+. Yandy berbagi banyak hal, mulai dari tips dan trik dalam membuat story board hingga cara pengambilan gambar yang baik. Setelah sesi pembekalan itu selesai, barulah semua peserta berangkat mengunjungi tempat-tempat indah di Seoul.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah Gyeongbokgung Palace yang berada di pusat kota tapi punya pemandangan bukit-bukit indah. Sebuah perpaduan memikat antara sisi modern dan kesibukan urban dengan arsitektur bersejarah. Cuaca di Seoul bulan September juga sangat unik karena sedang peralihan dari Summer menuju Autumn, jadi langit masih sangat biru namun udara sudah sangat sejuk.
Di sana semua peserta mencoba fitur Advanced Super Steady yang bikin sebuah video punya hasil lebih steady, meski tanpa bantuan gimbal. Cukup hand-held tapi sangat mulus, stabil, dan bebas guncangan! Berbagai jenis bokeh dan fitur Video Live Focus juga bikin momen sebagai turis jadi lebih menyenangkan.
Dongdaemun Design Plaza (DDP) jadi tempat kedua yang dituju kala itu. Megahnya bangunan rancangan arsitek ternama Zaha Hadid bikin saya berdecak kagum. Sangat futuristik dan modern, membuat setiap lekukannya menarik untuk diabadikan. Salah satu tempat paling ikonis di Seoul dan bangunan kebanggaan Korea ini sangat luas karena punya 5 area berbeda: Art Hall, Museum, Design Lab, Design Market, dan Dongdaemun History and Culture Park. Fungsinya banyak sekali!
Di DDP saya dan peserta “Experience A Powerful Journey with Galaxy Note 10 & Note 10+” mencoba fitur AR Doodle menggunakan S Pen yang bikin video jadi lebih unik dan punya sentuhan personal.
Setelah sore tiba, semua menuju sebuah perpustakaan besar yang berada di tengah mall, yaitu Starfield Library. Tampilan rak raksasa berisi puluhan ribu buku jauh dari kesan membosankan karena didesain sangat apik. Siapapun bisa membaca buku di sana, menyelenggarakan event kecil seperti workshop atau bedah buku, atau sekadar bekerja dengan suasana yang lebih santai. Dengan tampilannya yang seperti itu, Starfield Library dianggap sebagai salah satu perpustakaan yang instagramable di dunia!
Di Starfield Library, saya mencoba Samsung Dex, sebuah aplikasi terbaru yang sangat memudahkan dalam memindahkan data. Untuk memindahkan file besar dari laptop ke Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+, kamu hanya butuh hitungan detik! Ini sangat membantu siapapun yang kerap berkutat dengan laptop dan ponsel untuk pekerjaannya sehari-hari. Simpel, anti-repot!
Perjalanan Rabu itu ditutup dengan mengunjungi Hongdae, sebuah distrik ternama di Seoul yang ramai dengan street food, gerai pakaian, hingga pemusik jalanan. Hongdae adalah salah satu tempat favorit muda-mudi Korea untuk jalan-jalan. Meskipun bukan malam Minggu, tapi area itu sangat ramai! Walau lelah, rombongan Samsung dari Jakarta tetap semangat berbelanja, mencicipi makanan khas, dan tidak lupa mencoba fitur Zoom In Mic. Cukup arahkan dan zoom video ke pertunjukan musik maka kamu akan mendapatkan suara yang lebih jernih. Yup, Samsung membuktikan bahwa zoom bukan cuma buat visual saja tapi juga untuk audio! Kamera Samsung Galaxy Note 10+ juga juara banget, meski malam hari tapi hasil foto di Hongdae saat itu nggak mengecewakan.
Hari kedua saatnya menepi ke tempat yang lebih tenang dan sejuk! Saya dan peserta lainnya meninggalkan Seoul sejenak untuk menikmati alam di Gangchon Rail Bike dan juga Nami Island.
Bagi saya pribadi, ini tempat terbaik yang saya kunjungi selama 3 hari di Korea. Terletak di antara perbukitan yang cantik, Gangchon Rail Bike adalah tempat wisata yang sangat menentramkan jiwa. Berbeda sekali dengan Jakarta yang penuh polusi, Gangchon punya udara ekstra bersih yang bikin saya bersemangat menghirupnya dalam-dalam.
Menaiki sepeda khusus di atas rel yang dulunya bekas sebuah stasiun kereta api, saya berkeliling melewati banyak bunga, penghijauan, terowongan, persawahan. Sangat cantik dan bikin rileks. Meskipun perjalanan naik sepeda itu cukup jauh, rasanya nyaman banget dan mau coba sekali lagi!
Di Gangchon, saya nggak henti-henti ambil foto dan video dengan memaksimalkan berbagai fitur seperti Advance Super Steady, Hyperlapse, dan Super Slow-Mo, sehingga hasilnya lebih bervariasi dan dramatis.
Setelah puas di Gangchon, kami bertolak ke Nami Island, pulau kecil yang terkenal sebagai lokasi syuting drama Korea Winter Sonata dan disebut romantis oleh banyak orang. Benar saja, setiba di sana yang terlihat adalah pepohonan rimbun, danau yang sepi, kedai es krim, dan taman-taman indah yang punya banyak spot foto menarik. Nggak heran banyak pasangan yang berkencan dan pengunjung yang membawa jalan-jalan hewan peliharaannya.
Sayangnya, daun-daun belum berubah jadi kemerahan saat pertengahan September, jadi nuansa musim gugur belum kental terasa. Meski begitu, Nami tetap istimewa, apalagi kalau diabadikan dengan Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+. Warna yang nyata dan fitur-fitur khasnya bikin siapapun bisa memiliki karya foto dan video yang menakjubkan.
Menjelang senja, kami semua kembali ke Seoul. Entah kenapa rasanya lebih lama saat pulang daripada saat berangkat. Mungkin karena sudah terlalu lelah. Tapi lelahnya terobati begitu tiba di N Soul Tower, tempat yang juga wajib dikunjungi saat berada di Korea. Di sana kita bisa naik lift dan memandang kota Seoul dari ketinggian. Ada juga area “love lock” atau gembok cinta yang berisi banyak sekali gembok beraneka warna dengan tulisan-tulisan romantis. Konon, pasangan yang menuliskan nama mereka dan memasang gembok di sana akan punya hubungan yang langgeng.
Saat di Seoul Tower, saya membuktikan bahwa kamera Samsung Galaxy Note 10 dan 10+ sangat piawai menangkap gambar meski kondisi minim cahaya dan matahari sudah tidak bersinar.
Pada hari Jumat, 20 September, sebagian peserta sudah harus kembali ke Jakarta. Kebetulan saya adalah salah satu yang tetap stay di Seoul sampai sore karena dapat jadwal flight di malam hari. Artinya? Free time! Saya dan teman-teman media lainnya benar-benar memanfaatkan waktu yang tidak banyak itu untuk berjalan kaki dari hotel ke Myeongdong. Ternyata jaraknya nggak terlalu jauh!
Myeongdong adalah kompleks pertokoan yang bikin overwhelming, karena isinya adalah toko kosmetik, sneakers, pakaian, cemilan, dan oleh-oleh yang semuanya menarik dibawa pulang. Setelah puas berbelanja, kami kembali ke hotel menyusuri jalan-jalan perkotaan Seoul yang bagi saya sangat cantik di setiap sudutnya. 3 hari memang terlalu sebentar untuk berpetualang di Korea. Kami bersiap pulang dan berjanji akan datang lagi suatu hari. Yang terpenting, sudah ada banyak cerita yang terekam dalam sebuah genggaman, berkat Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+. Saya sangat takjub, karena setiap traveling biasanya saya selalu membawa kamera mirrorless, tapi kali ini tergeletak begitu saja, karena kamera ponsel Samsung Galaxy Note 10+ sudah sangat bisa diandalkan.
Menurut saya, Samsung Galaxy Note 10 dan Note 10+ adalah versi terkini seri Galaxy Note yang memukau dan sangat menggoda untuk dimiliki, karena fitur-fiturnya memudahkan kita yang tinggal di dunia yang bergerak serba cepat. Bukan hanya menawarkan desain yang luxurious, smartphone ini adalah perpaduan kenyamanan dan kualitas yang cocok digunakan oleh semua orang. Dengan Samsung Galaxy Note dan Note 1o+, saya percaya siapa saja bisa jadi pencipta konten yang hebat.
Perjalanan singkat dan padat yang benar-benar powerful dan nggak terlupakan. Nantikan experience selanjutnya ya!
*Semua foto diambil menggunakan Samsung Galaxy Note 10+, tanpa filter.