style
24 Oct 2019
Teduhnya Koleksi "Daur" dari Sejauh Mata Memandang
Sejauh Mata Memandang meluncurkan koleksi “Daur” untuk Musim Rintik 2019/2020. Nuansa kuning, biru indigo, dan merah masih mendominasi. Apa yang spesial kali ini?
Koleksi mode terbaru dari Sejauh Mata Memandang ditampilan pada Jakarta Fashion Week 2020, pada 22 Oktober 2019 lalu. Kali ini, brand milik Chitra Subyakto ini membawa tema “Daur”, dengan look berjumlah 24 yang seluruhnya indah dipandang.
“Daur” tercipta dari keresahan Sejauh Mata Memandang akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang masih terjadi secara luas di berbagai aspek kehidupan. Tampilan motif-motifnya masih sama seperti koleksi Sejauh Mata Memandang yang sebelum-sebelumnya, hanya saja dilengkapi dengan teknik patchwork yang memadukan motif khas mereka dengan berbagai kain terkini.
Seperti yang kita tahu, industri fashion dan ritel yang sangat bergerak cepat, memiliki peran sebagai salah satu penyumbang sampah terbesar bagi bumi. Makanya, melalui Daur, Sejauh Mata Memandang ingin menunjukkan bahwa peluncuran koleksi fashion terbaru dapat diciptakan dengan cara yang lebih ramah lingkungan, mulai dari proses kreatifnya sampai bagian produksinya. Selain memanfaatkan sisa material pada proses pembuatan koleksi sebelumnya yang tetap memiliki kualitas tinggi, koleksi Daur menerapkan proses yang bertanggung jawab kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perajin kain hingga pelaksana produksi.
“Hanya tingkat kesadaran tinggi dari masyarakat yang mampu meredam laju kerusakan lingkungan ini. Sebagai salah satu pemasok jenis produk yang paling banyak dikonsumsi, industri mode pun memiliki andil. Sejauh Mata Memandang ingin mengajak baik creator maupun konsumen untuk menjadi pihak yang lebih bertanggung jawab dalam melakukan peran masing-masing,” ungkap Chitra Subyakto.
Tidak cuma terkenal dengan kualitas, warna, dan desain yang khas, konsep slow fashion memang ditawarkan oleh Sejauh Mata Memandang sejak kemunculan mereka tahun 2014 silam. Bertolak belakang dengan fast fashion, slow fashion mengedepankan tampilan yang timeless dan trendless sehingga sebuah pakaian bisa dipakai lebih lama oleh para konsumen. Konsep slow fashion juga biasanya membutuhkan proses produksi yang lebih lama karena mementingkan kualitas dan kehati-hatian, serta kuantitasnya juga tidak dalam jumlah besar.
Sebagian besar koleksi Daur menggunakan bahan katun lembut yang nyaman dengan warna kuning, merah, biru indigo, hitam, dan putih. Gayanya lebih santai dan kasual, tapi terinspirasi dari berbagai daerah di Indonesia, seperti kebaya panjang ala Sumatera, dan garis-garis asimetris yang lekat dengan Baju Bodo dari Sulawesi. Pernak-pernik seperti masker, tas botol minum, kantong belanja, dan statement seperti “menolak punah”, “cinta bumi”, “cinta laut”, dan “krisis iklim” terlihat melengkapi keseluruhan pagelaran. Sebuah harmonisasi yang menyenangkan dalam menyuarakan kondisi Indonesia yang darurat iklim dan menjadi pengingat kita untuk tetap menjaga bumi agar tetap jadi tempat yang nyaman bagi anak cucu kelak.
Cantik sekali ya? Mana look yang paling memikat hatimu?