banner-detik

eco friendly

Kin Soap, Soap Bar Lokal yang Nggak Bikin Kulit Kering | Weekend Review

seo-img-article

Sebelum ketemu Kin Soap, saya sudah lupa kapan terakhir kali pakai soap bar untuk mandi. Rasanya di kehidupan yang serba cepat sekarang ini, sabun cair jauh lebih praktis. Saya yakin kamu juga merasakan hal yang sama. Tapi, belakangan ini, perlahan soap bar kembali menemukan “tempat” tersendiri di industri kecantikan, apalagi buatan lokal. Penyebabnya? Tak lain dan tak bukan adalah karena sifat alaminya, isu lingkungan, dan dukungan pada brand kecantikan dalam negeri.

Lama nggak pakai soap bar bikin saya jadi kangen dengan produk satu ini. Dulu, ketika saya kecil rasanya soap bar jadi salah satu produk yang sangat seru untuk dibeli. Saat ikut orang tua belanja bulanan, saya menelurusi aisle di supermarket dengan semangat, mencari soap bar dengan aroma yang paling saya suka. Sekarang, saat dewasa, ketika hunting parfum baru, saya sering menemukan aroma wewangian yang mengingatkan saya dengan kesegaran sehabis mandi. Soapy dan klasik.

Soap bars are very nostalgic. Makanya senang sekali rasanya ketika sekarang sabun batangan ini kembali memiliki “tempat” di hati para beauty junkie. Makin banyak soap bar lokal bermunculan, dan ini bisa jadi pilihan kita untuk memanjakan diri dengan bahan natural, sekaligus membantu mengurangi sampah dan menjaga lingkungan. Plus, mendukung perkembangan industri kecantikan lokal yang makin lama makin hebat.

Dalam rangka merayakan #FDLocalPower yang jatuh setiap bulan Agustus, saya akhirnya mencari soap bar buatan lokal. Belakangan saya menjatuhkan pilihan kepada Kin Soap. Kalau kamu mau beli juga, kamu bisa mengunjungi Instagram @kin.soap. Harganya nggak mahal kok, Rp40.000 per buahnya, dan Rp100.000 untuk satu paket isi 3 buah.

Packaging

KIN SOAP - SOAP BAR LOKAL 3

Whoa! Saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Jujur saja, dalam memilih produk beauty, sering kali packaging ikut menjadi pertimbangan penting. Apakah kamu juga begitu?

Kin Soap ini cantik banget, baik dari kotak besarnya, maupun dari kertas pembungkusnya. Terlihat bahwa semua sudah dipikirkan dengan matang. Satu boks berwarna hitam-putih dengan aksen dedaunan itu muat diisi oleh 3 buah soap bar ukuran reguler, atau 2 buah soap bar ukuran reguler dan 2 buah travel size. 

Meski berkesan mewah, semuanya bisa didaur ulang dan mudah terurai. Boksnya terbuat dari karton dan pembungkus sabunnya terbuat dari kertas, seperti kertas kado yang cantik. Bukan terbuat dari plastik. Pasti sangat disukai oleh para penyayang lingkungan.

Saya punya yang varian Watermelon, Lemon Honey, Lemongrass, dan Lulur. Masing-masing punya kemasan yang berbeda, tampak sangat personal, nggak mirip satu sama lain. Di kemasan ukuran reguler tertulis ukurannya yaitu 90-100 gram. Kenapa ukurannya nggak pasti? Karena ini handmade.

Nggak cuma bungkusnya lho yang menarik, tapi juga bentuk sabunnya. Yang Watermelon ya berbentuk seperti potongan semangka, dan yang Honey Lemon warnanya kuning dengan stamp kecil berbentuk sarang lebah. Jadi soal tampilan, Kin Soap ini juara deh.

Aroma

Aroma semangka yang juicy pada Kin Soap Watermelon seolah membawa saya ke liburan musim panas. Saya juga suka dengan aroma Kin Soap Lemon Honey yang manis campur segar dan sangat familiar, karena saya sering mencampur air lemon dan madu untuk minuman penguat imun sehari-hari.

Awalnya saya kira aromanya akan cepat “menguap” setelah sabunnya dipakai, mengingat ini adalah produk natural. Tapi ternyata cukup awet kok!

Klaim

Menurut pemiliknya, Kin Soap terinspirasi dari warisan sang opung (nenek dalam bahasa Batak) yang gemar membuat perawatan kecantikan dari bahan-bahan natural. Bedanya Kin Soap dengan sabun batangan yang umumnya ada di supermarket adalah karena produk ini dibuat dengan cold process. Kin Soap angat baik untuk kulit karena nggak bikin kulit kasar, kering, atau bersisik.

Tidak mengandung bahan kimia yang merusak lingkungan dan ekosistem. Bebas dari phosphate,
deterjen, sulfat, paraben, dan bahan-bahan lain yang menjadi sumber polusi air kita.

Selain dibedakan dari aromanya, produk Kin Soap terbagi 5:

1. Opung’s Recipe: resep homemade turun-temurun yang terbagi jadi 3 varian: Rice,
Lulur, dan Kunyit Asam, semuanya dibuat menggunakan air beras yang baik untuk kulit.
Untuk sabun Lulur, Kin Soap menggunakan tanaman rempah yang sekarang sudah jarang sekali
dipakai: temu giring yang khasiatnya mencerahkan kulit.
2. Zesty Fresh Skin: mengandung sari buah-buahan. Varian tetapnya adalah Apple,
Watermelon, dan Blueberry. Ada juga yang seasonal, seperti Mango.
3. Botanical Secret: mengandung ekstrak atau essential oil dari tumbuhan. Varian tetapnya
adalah Peach Aloe (mengandung lidah buaya dengan wangi peach), Lavender, dan
Lemongrass.
4. Food Theraphy: mengandung bahan makanan yang berkhasiat buat kulit, seperti
oatmeal, kopi, madu, susu. Varian utamanya adalah Breakfast (ada serpihan oatmeal
sebagai bahan scrub alami yang dipadu dengan goat milk, coconut milk, dan buttermilk),
Coffee (mengandung serbuk kopi sebagai bahan scrub alami dan susu), Honey Lemon
(mengandung madu yang berasal dari Baduy, dengan wangi segar lemon).
5. Lather Up: bahan pembuatnya istimewa karena menggunakan bir putih (lager), bir hitam
(stout), dan air anggur, tapi sudah tidak mengandung alkohol. Ragi yang dikandung air bir
bisa menghilangkan bakteri dan busanya juga lebih moist. Sedangkan wine soap busanya
sangat lembut dan relaxing. 

Ingredients

Kin Soap Lemon Honey:

Coconut oil, olive oil, castor oil, palm oil, goat milk, mica powder, honey, dan fragrance. 

Kin Soap Watermelon:

Coconut oil, olive oil, castor oil, palm oil, goat milk, mica powder, watermelon extract, dan fragrance.

Tried and Tested

KIN SOAP - SOAP BAR LOKAL

Saya sudah coba Kin Soap Watermelon dan Lemon Honey, tapi belum coba yang Lemongrass dan Lulur, karena ukurannya kecil jadi sengaja saya simpan dulu untuk traveling. Teksturnya sangat lembut di kulit, busanya banyak, dan nggak gampang lunak meskipun sabun ini handmade dan terbuat dari bahan-bahan natural. Kulit jadi halus dan ritual mandi jadi lebih spesial. Nggak bikin kulit kering!

Saya paling suka yang Lemon Honey, tapi anak saya yang berusia 4 tahun lebih suka yang Watermelon. Yup! Sabun ini aman lho dipakai untuk kulit anak-anak sekalipun.

Who’ll Love This Product?

Produk ini tepat untuk kamu yang sangat menyenangi produk kecantikan yang natural, unik, dan ramah lingkungan. Kamu yang sangat suka crafting atau membuat kerajinan tangan pasti juga tertarik dan lebih menghargai produk-produk buatan tangan seperti ini.

Kalau kamu sedang mencari kado atau suvenir cantik (yang sangat bermanfaat!), misalnya untuk pesta pernikahan, ulang tahun, atau baby shower, soap bar lokal seperti Kin Soap ini sangat cocok buat kamu!

Final Verdict

“Perjalanan” saya kembali ke soap bar jadi sangat menarik berkat Kin Soap ini. Produk pembersih yang nggak bikin kulit terasa “ketarik” itu penting buat saya, karena kondisi kulit tubuh saya gampang banget kering.

Repurchase? Yes! Kalau melihat-lihat Instagramnya, saya jadi ingin coba yang lain. Apalagi di bulan Agustus ini, Kin Soap bikin sabun dengan tema 17-an yang lucu banget!

Buat kamu yang juga ingin memperbanyak produk alami, support local brands di dunia beauty, dan berbaik hati dengan bumi, Kin Soap ini sangat saya rekomendasikan.

Ingin beralih ke soap bar? Berikut tips-nya!

1. Soap bar memang cenderung lebih repot dibawa ke mana-mana dibandingkan dengan sabun cair. Tapi, kamu bisa menyiasatinya dengan cara membeli soap bar dengan ukuran kecil supaya lebih praktis di bawa ke manapun.

2. Pastikan kamu hanya memakai sabun untuk dirimu sendiri. Jangan berbagi pada orang lain ya, untuk menghindari penularan penyakit tertentu.

3. Keringkan dulu sabunmu sebelum diletakkan di tempatnya, apalagi kalau tempatnya itu tidak ada lubang untuk menyaring air. Ini berguna agar soap bar nggak cepat lembek dan lebih tahan lama. Pilih soap dish yang bagus ya, biar semakin bersemangat setiap mau mandi!

ZARA HOME - FLORAL CERAMIC SOAP DISH

ANTHROPOLOGIE - SOAP DISH

ALI EXPRESS - BAMBOO WOOD SOAP DISH

Gimana? Apakah kamu sudah coba soap bar lokal seperti Kin Soap atau memang sejak dulu lebih menyukai sabun jenis batangan dibanding yang cair? Share ceritanya ya di kolom comment!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment