Beberapa hari yang lalu saya terkena kondisi kulit yang gejalanya mirip dengan psoriasis. Setelah cek ke dokter, ternyata saya mengalami dermatitis seboroik.
Ceritanya dimulai beberapa hari yang lalu ketika saya lagi jalan-jalan bersama pasangan saya dan menikmati weekend kami seperti biasa. Sedikit info hari itu saya menggunakan kaos casual saya yang berwarna hitam, dan nggak seperti biasanya, tiba-tiba pasangan saya sedikit mengeluh tentang ketombe saya yang tiba-tiba banyak banget. OK. Saya langsung mendadak panik. Kenapa? Karena selama bertahun-tahun ini saya nggak pernah ada masalah sama yang namanya ketombe, kalau pun ada pasti sedikit banget dan penyebabnya bisa dikenali, mungkin karena saya pakai shampoo dan conditioner yang nggak cocok di kulit kepala saya. So, waktu dengar ada ketombe saya agak bingung sih, tapi saya menduga mungkin memang lagi muncul, karena belakangan ini saya memang lagi coba shampoo baru. Jadi nggak pakai mikir lagi, besoknya saya langsung ganti ke shampoo yang lain.
Nah, dua hari setelahnya, saya kembali bertemu dengan pasangan saya, dan (lagi-lagi) saya menggunakan baju berwarna hitam. Yang bikin saya kaget, dia kembali mengeluh tentang ketombe saya, bahkan kali ini bisa dibilang agak shock karena dia bilang malah tambah banyak dibanding sebelumnya. Saya pikir semua masalah ketombe saya cuma sepele dan selesai kalau saya ganti shampoo, tapi ternyata nggak. Curiga kenapa-kenapa, saya minta tolong difoto ketombe yang berjatuhan, dan bener apa yang dia bilang, saya belum pernah melihat ketombe saya sebanyak itu. Maaf, saya juga juga mendengar dan melihatnya agak jijik, karena ketombenya berlimpah ruah dan saya langsung insecure saat itu juga.
Nah, setelah dicek terlebih lanjut ternyata akar masalahnya ada di bagian paling bawah kulit kepala saya, yang saat itu terlihat kering dan terlihat (maaf) sedikit berjamur, padahal ternyata bukan jamur. Ketombe yang jumlahnya nggak normal tadi juga berasal dari kulit mengelupas dari kulit yang kering tadi. Melihat kondisi ini saya sedikit panik karena sedikit banyak saya tau tentang psoriasis. Setelah coba iseng googling tentang psoriasis, gejalanya agak sedikit mirip. Tapi waktu konsultasi ke dokter, ternyata saya mengindap dermatitis seboroik. Apa itu dermatitis seboroik? Let me break this down.
Nonton juga : Masalah Kulit Psoriasis seperti Ketombe? | Skincare 101
Nah, bedanya dermatitis seboroik dan psoriasis itu memang beda tipis kalo diliat secara kasat mata, keduanya memiliki gejala yang sama yaitu:
Gimana cara membedakannya? Biasanya salah satu caranya kamu bisa perhatikan perbedaannya di sisik yang terkelupas atau yang mengering. Sisik seseorang yang mengindap psoriasis biasanya lebih tebal dan berwarna lebih silvery. Bagi yang mengidap dermatitis seboroik, sisiknya biasanya lebih tipis, berwarna putih atau kekuningan, dan kadang lebih greasy.
Kedua, coba liat patches yang terbentuk. Biasanya kalau kamu mengindap psoriasis, patches-nya akan tumbuh di bagian kulit kamu yang lainnya. Kalau kamu garuk, bisa berdarah, serta terasa sakit dan tender. Sedangkan untuk dermatitis seboroik, biasanya lebih gampang hilang serta tidak menyebar ke banyak bagian tubuh, seringkali terjadinya di kulit kepala saja.
Gambar Penderita Psoriasis
Psoriasis adalah gejala kulit yang kronis, disebabkan oleh autoimun yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan sel kulit sehingga menumpuk di permukaan kulit. Sedangkan dermatitis seboroik bisa dibilang kasus yang lebih ringan, yang lebih mudah dihilangkan, yang juga sering dialami oleh bayi atau juga disebut cradle cap, penyebabnya juga karena banyak faktor.
Penyebab utama dermatitis seboroik meliputi beberapa hal seperti:
Stres dan kelelahan adalah salah satu pemicu utama tumbuhnya dermatitis seboroik. Walau mungkin saya merasa happy aja akhir-akhir ini, tapi ternyata bekerja dari hari Senin hingga Minggu selama beberapa bulan ini sangat berpengaruh ke kesehatan saya. Ini semua karena pekerjaan saya yang menuntut bekerja kantoran di hari biasa, dan kerja freelance sebagai MUA di hari Sabtu dan Minggu. Menyadari hal ini, we all need some rest, guys! Setelah mengenal gejalanya, saya baru ingat kalau dulu juga saya pernah mengalami hal yang sama, hanya saya dulu kulit kepalanya saya sering kelupas dan lebih greasy. Penyebabnya sama, dulu saya stress karena mau jujur ke orangtua saya kalau saya nggak jadi mau kuliah kedokteran, tapi nggak berani-berani. HAHA!
Setelah saya konsultasi ke dokter, saya akhirnya diberikan sebuah salep yang harus dioleskan ke bagian yang kering 1 kali sehari di malam hari, dan harus diaplikasikan selama minimal seminggu namanya Mometasone Furotane. Salep ini bisanya diperoleh dengan resep dokter ya. Tapi buat kamu yang nggak mau langsung melakukan medikasi dengan penggunaan obat, kamu bisa coba dulu treat dermatitis seboroik dengan menggunakan Anti-Dandruff Shampoo, serta menghindari penggunaan shampoo yang mengandung alkohol. Saya juga langsung stop penggunaan shampoo saya yang ternyata memiliki kandungan alkohol di dalamnya.
Baca juga : Ketombe Parah Menahun? Bisa Jadi Psoriasis
Karena saya langsung treat dengan menggunakan salep sesuai anjuran dokter, dermatitis seboroik saya langsung mereda keesokan harinya, tapi masih ada sedikit dandruff serta kulit kepala kering yang menempel. Setelah penggunaan selama 1 minggu, memang masih ada pink patch yang tersisa, tapi sudah tidak ada lagi ketombe atau dry patches. Kesimpulannya, dermatitis seboroik saya langsung mereda setelah pengobatan selama satu minggu.
Kalau kamu mengalami hal yang sama dengan kulit kamu dan gejalanya mungkin mirip, saya anjurkan kamu segera ke dokter sebelum mencoba berbagai macam hal yang dapat memperburuk keadaan. Dokter yang baik akan segera tau penyakit yang kamu alami, disertai dengan penanganan yang tepat. And lastly, jangan digaruk, atau di kelupas. Segatal apapun, kamu pasti nggak mau membuat proses penyembuhannya lebih lambat dan keadaannya lebih parah dari sebelumnya.
So, itu dia sedikit cerita tentang pengalaman saya mengindap dermatitis seboroik. Kalau kamu gimana? Pernah mengalami hal yang sama? Share di komen ya!