Industri kecantikan Korea Selatan memang unggul. Produk-produknya nggak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi di seluruh dunia. Bukan cuma skincare dan makeup buat perempuan, tetapi banyak juga varian produk grooming untuk laki-laki. Uniknya, belakangan ini ada target pasar baru: anak-anak. Makeup anak-anak? Saya mengernyitkan dahi cukup lama ketika mendengar dan membaca berita ini.
Shushu Cosmetics di Korea sedang jadi hits dan laris manis. Bukan untuk remaja, lini makeup ini ditujukan khusus untuk anak, bahkan balita, dengan desain kemasan bergambar kelinci dan bernuansa pink. Shushu menawarkan makeup yang lebih “sehat” dengan formula yang diklaim aman dan non-toxic. Produknya ada banyak, mulai dari lip crayon, lip gloss, cat kuku, sunscreen, sampai cushion!
Dilansir dari The Washington Post, tren makeup anak-anak ini dipengaruhi oleh tokoh-tokoh kartun yang dianggap heroik oleh anak-anak. Kim-Yoon Ji-Yeong, seorang profesor dari Institute of Body and Culture di Konkuk University, Seoul, mangatakan, ‘’Karakter kartun yang berkilau dan heroik yang dikagumi anak-anak perempuan itu tampil penuh makeup dari atas hingga bawah. Ketika mereka pakai makeup dan pakai dress untuk menirukan karakternya, mereka merasa bahwa kesuksesan perempuan itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan kecantikan.”
Shushu Cosmetics kini sudah punya 19 gerai di Korea Selatan, bahkan sudah membuka toko di Singapore dan Thailand, dan akan berencana ke Amerika. Masih ada banyak lagi label makeup anak-anak lainnya yang bisa ditemui, termasuk Candy Girl Cosmetics. Tak hanya itu, salon dan spa khusus untuk anak juga mulai menjamur. Ada juga sebuah video Youtube yang memperlihatkan anak umur 7 tahun memakai lipstik yang bilang “Aku mau pakai makeup seperti Ibuku” dan sudah berhasil menembus 4,3 juta penonton. Beberapa video lainnya yang berisi anak-anak perempuan berbagi makeup routine dan unboxing produk makeup juga ditemukan di Youtube.
Meskipun saya penyuka beauty, tetapi buat saya itu berlebihan. Bagi saya, idealnya seorang perempuan mulai kenal makeup sejak usia remaja. Saat memasuki bangku SMP, pengetahuan soal skincare seperti sunscreen, moisturizer, dan pembersih wajah harus mulai dibangun, supaya nggak gampang jerawatan dan kulit tetap segar. Makeup sederhana seperti bedak, lip balm atau lip tint bolehlah untuk sehari-hari supaya wajah nggak berminyak dan nggak pucat di usia puber. Tapi, makeup untuk anak-anak yang bahkan baru bisa membaca? No, thankyou.
Kenapa? Karena menurut saya kulit anak-anak masih sangat murni, sehingga sangat disayangkan kalau harus kena makeup sejak dini. Pada orang dewasa saja pemakaian makeup berlebihan bisa merusak kondisi kulit dan membuat kesan lebih tua. Saya nggak bisa membayangkan kalau itu harus terjadi pada anak-anak. Masalah kulit muncul dan dikira lebih tua dari usia asli? Malah menyedihkan. Jadi, biarkan saja mereka berkembang sesuai dengan usianya.
Selain karena berbahaya bagi kesehatan kulit, memakai makeup setiap hari dari usia kanak-kanak bisa menghilangkan kesan spesial dari ritual dandan itu sendiri. Saya masih ingat jelas ketika saya merasa spesial dan “pangling” saat tampil dengan wajah penuh makeup di waktu-waktu tertentu, misalnya saat acara pernikahan keluarga, atau di ulang tahun saya yang ke-17. Kalau sudah terbiasa pakai lipstik dari umur 6 tahun, seorang perempuan nggak akan lagi merasa senang atau bersemangat ketika berhasil beli lipstik sendiri pertama kali.
Lagipula, ketika makeup sudah jadi barang biasa bagi anak-anak kecil, ada kemungkinan mereka akan minta yang lebih di usia belasan. Eyelash extension? Filler? Bedah plastik? Saya nggak sanggup membayangkannya.
Tapi, kalau dilihat dari sisi lain, makeup untuk anak-anak ini mungkin cukup membantu para ibu yang makeup-nya sering jadi “korban” karena dicoba atau diacak-acak oleh anak-anak perempuannya yang masih balita. Bagaimana pun juga, naluri perempuan yang suka berdandan pasti sudah ada sejak kecil. Daripada mengganggu makeup dewasa, orang tua jadi tergoda memfasilitasi makeup khusus untuk anak-anak yang lebih aman formulanya, affordable dan warnanya cocok untuk anak-anak.
Hmm, meskipun saya belum merasakan punya anak perempuan, tapi sepertinya kelak ketika punya, saya nggak akan kasih makeup ke mereka sampai usia mereka 13 tahun atau masuk SMP. Mungkin saya yang cukup konservatif? Hahaha. Semua memang kembali ke preferensi masing-masing.
Gimana menurut kamu tentang tren ini?