banner-detik

health wellness

Pentingnya Self Compassion dalam Skincare

seo-img-article

Selain maskeran dan pakai SPF setiap hari, self compassion bisa dilakukan sebagai cara self love dalam skincare, lho!

 

Pernah nggak sih dalam skincare journey ngerasa… “Udah double cleansing kok masih komedoan?”, “Perasaan udah dikasih pimple patch deh, kok jerawatnya nggak kunjung kempes?”, atau sejuta pertanyaan lainnya yang bikin frustasi karena kulit nggak kunjung memiliki progres. Sebagai perempuan yang masih jerawatan di luar usia puber dengan pori-pori segede kawah yang bikin kulit super berminyak, gampang banget untuk fokus ke masalah-masalah kulit yang ada dan akhirnya jadi tambah kesel. Kalau sudah ngerasa gitu, biasanya makin determined untuk ngurusin muka dan mengerahkan seluruh usaha untuk mencapai tujuan impian. Tapi… Sebenernya boleh nggak sih memulai dari niat itu?

 

Self compassion sendiri adalah konsep di mana kita berempati besar pada diri sendiri ketika kita sedang menghadapi masalah, merasakan ‘penderitaan’-nya, dan jadi lebih baik ke diri sendiri. Nggak judgemental. Nggak maksa. Kata compassion sendiri berakar dari bahasa latin compati yang artinya menderita bersama, namun arti ‘menderita’ di sini bukan berarti kita sedih berkepanjangan dan lebay gitu ya, hahaha! Intinya, kita harus ingat bahwa setiap menghadapi masalah, kita harus sadar bahwa selain jadi orang yang harus menyelesaikannya, kita juga harus memproses emosi dengan baik bersamaan dengan taking care of ourselves.

 

Contohnya gini: mendekati jadwal menstruasi, kulit breakout parah! Okay. My skin is suffering right now. Mungkin ada bahan yang nggak bisa ditoleransi sama kulit, jadi dia bereaksi. Daripada panik dan kesal, mending baca ingredients list-nya dan cari tahu penyebab reaksinya. Mungkin juga dari lifestyle. Kemarin habis ngopi terus begadang? Atau ngabisin cookies satu bungkus jadi asupan gula naik? Apapun itu, coba untuk jadi lebih pengertian ke kulit kamu. Setelah tahu, boleh deh mulai action untuk menyelesaikan masalahnya. Berubahlah karena kamu ingin jadi lebih baik, bukan karena nggak suka sama versi dirimu sebelumnya.

Skin Compassion - Body

Tapi, nggak sampai di situ. Self compassion juga mengajarkan untuk menerima bahwa proses itu makan waktu dan setelah waktu yang banyak pun, bukan berarti hasil akhirnya bakal sempurna. Dengan berempati lebih dalam pada diri sendiri, kita juga belajar untuk lebih tahu seluk-beluk diri kita sendiri. In my case, rajin pakai skincare selama tiga-empat tahun terakhir nggak membuat kulit wajah saya menjadi mulus kaya Lee Sung-kyung, tapi saya jadi tahu jenis jerawat yang muncul karena emang waktunya jerawatan atau karena nggak cocok sama produk. You’ve read that right. Saya tahu waktu-waktu di mana saya akan jerawatan karena hormon and I won’t make a fuss about it. Setelah menghabiskan berbotol-botol retinol, apa bekas jerawat saya hilang semua? Nggak juga. Tapi nggak apa-apa, karena saya juga ngerti kalau kulit saya cuma bisa di-boost segitu sama retinol.

 

In conclusion, self compassion dalam melakukan skincare nggak sekadar mengajarkan kita untuk sabar dalam proses, tapi juga menerima keterbatasan kulit dan bersyukur atas kondisi terbaik yang bisa kita raih. After all, we are often our own enemy. Kenapa kita nggak challenge diri sendiri untuk jadi lebih baik ke diri kita sendiri sebagai cara untuk sayang ke diri sendiri?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment