Apakah jerawat di wajah kita disebabkan oleh makanan? Cari tahu dengan elimination diet.
Masalah kulit berjerawat nggak pernah sesederhana kulit yang kotor akibat malas membersihkan wajah. Trigger-nya bisa dari luar maupun dari dalam, salah satu contoh yang sangat potensial namun banyak yang in denial adalah makanan. Setelah mendatangi beberapa dokter kulit, saya sering sekali diingatkan untuk mengurangi, bahkan kalau bisa benar-benar menghindari konsumsi dairy karena merupakan trigger jerawat dan inflamasi di wajah saya. Tapi sampai saat ini masih ‘ogah-ogahan’ saya lakukan, I just love cheese so much!
Managing Editor FD, kak Arinda, pun juga pernah mengalami breakout yang cukup parah akibat kopi. Kalau saya didiagnosa dokter ‘alergi’ dairy, kak Arinda berhasil mengetahui pemicu masalah pada kulitnya berkat mencoba sendiri berhenti mengonsumsi kopi. Istilah yang sering dipakai untuk hal ini adalah elimination diet.
Elimination diet adalah diet yang bisa kita lakukan untuk mengidentifikasi intoleransi, sensitivitas, dan alergi terhadap makanan. Setiap orang tentunya memiliki sensitivitas dan reaksi yang berbeda-beda terhadap beragam jenis makanan. In general, manfaatnya bukan hanya untuk mencari tahu culprit dari masalah kulit, tapi juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya keluhan konstipasi, lambung bergas, maupun diare.
Bagaimana cara melakukan elimination diet? Dalam diet ini ada dua fase yang perlu dilalui, yaitu fase eliminasi (fase 1) dan fase reintroduksi (fase 2). Sebelum memulai fase eliminasi, tentukan dulu makanan apa yang ingin berhenti dikonsumsi. Biasanya dairy, gula, dan seafood jadi pilihan karena potensinya cukup tinggi. Tapi kalau kamu merasa kulitmu bermasalah akibat sering jajan gorengan atau minum kopi, berarti makanan atau minuman tersebut lah yang bisa kamu eliminasi.
Fase 1 ini perlu dilakukan selama 2-3 minggu atau sampai kita melihat ada improvement pada kondisi kulitmu. Setelah itu, lanjutkan dengan fase 2 atau fase reintroduksi. Di sini, kita akan ‘menantang’ kulit kita dengan kembali mengonsumsi makanan yang sudah dieliminasi sebelumnya.
Yang perlu diperhatikan saat melakukan fase 2 ini adalah kondisi tekstur kulit, jerawat aktif, whiteheads, dan jerawat yang mengempes. Buat catatan tentang semua perubahan yang terjadi setelah 3 hari. Apabila jerawat kembali muncul, tandanya kita perlu mengeliminasi makanan pemicu tersebut lagi. Agar lebih mudah untuk keep track tentang kondisi kulit kita selama diet ini, sudah banyak tabel/kalender yang tersedia online, atau kamu bisa mendokumentasikan foto wajah kamu selama percobaan ini dilakukan dari hari ke hari.
Saat melakukan elimination diet, sebisa mungkin jangan mencoba produk skincare atau makeup complexion baru. Stick to products you know! Tujuannya agar kita tahu pasti bahwa penyebab dari jerawat kita benar-benar dari makanan, bukan karena reaksi terhadap suatu produk skincare atau makeup.
Gimana, tertarik mencoba elimination diet?