ic-fd

Kolaborasi Brand dan PoC Influencers untuk Shade Foundation Inklusif

industry news
author

annedean・13 Aug 2018

detail-thumb

Kolaborasi brand dan influencers nggak lagi untuk lipstick dan koleksi ekslusif semata. Too Faced dan NYX menggandeng PoC Influencers untuk shade foundation yang lebih inklusif.

Semenjak Fenty Beauty menggebrak dunia kecantikan dengan 40 shade foundation yang inklusif di launch pertamanya, shade diversity memiliki standar baru yang tinggi. If Fenty Beauty can do it on their first launch, then every other beauty manufacturers should do too.

Fenty tentunya memang bukan brand pertama yang punya lebih dari 20 shade foundation, tapi melalui brand ini Rihanna berhasil menyampaikan aspirasi PoC (people of color) bahwa setiap orang berhak punya kesempatan yang sama dalam hal kecantikan.

Beralih dari Fenty, brand kecantikan lainnya juga sudah mulai berlomba-lomba memproduksi rangkaian makeup yang lebih inklusif untuk PoC, sebut saja NYX dan Too Faced. Untuk mengembangkan shade range, NYX menggandeng PoC beauty influencer Alissa Ashley, dan Too Faced mempercayakan Jackie Aina sebagai kolaboratornya. Kedua beauty influencers ini dikenal sangat vokal mengenai isu-isu ras dalam dunia kecantikan.

gradient is sexy ???? @toofaced #bornthisway photo by @cocoaswatches #linkinbio

A post shared by Jackie Aina (@jackieaina) on

Mengapa menggaet PoC influencers instead of doing it on their own? Tentu saja alasan pertama adalah mereka paham masalah yang dihadapi PoC dan tahu apa saja yang bisa diperbaiki.

Sebenarnya kenapa sih foundation berawarna gelap nggak sebanyak warna terang, padahal mayoritas populasi dunia adalah PoC? Rea Anne Silva, CEO Beauty Blender, menyampaikan pada Huffington Post, “makeup manufacturers ingin memastikan bahwa mereka bisa balik modal dari produk-produk yang sudah dihasilkan. Beberapa perusahaan merasa daya beli PoC nggak tinggi, jadi untuk apa dibuat?” Isn’t this mentality just so messed up?

To state the obvious, pilihan warna foundation untuk PoC selama ini sangat terbatas. Dari 20 pilihan warna, bisa jadi hanya ada empat warna gelap yang bisa digunakan PoC (atau terpaksa digunakan). Jadi bagaimana pemasukan dari PoC bisa dihitung dengan akurat? Selain pilihannya terbatas, alasan kedua adalah loncatan warna yang terlalu jauh antara warna medium dan gelap.

Sering sekali kita lihat serangkaian shade light-medium sand, light-medium pink, dan light-medium honey. Sedangkan setelah shade medium-tan, biasanya warna foundation langsung “loncat” ke dark atau mahogany. Di sini lah peran Alissa Ashley dan Jackie Aina dibutuhkan. Mereka nggak hanya jadi “wajah” brand untuk menaikkan penjualan produk dengan popularitas semata. Alissa dan Jackie membantu NYX dan Too Faced mengisi kekosongan warna agar setiap orang bisa ikut memakai foundation ini.  

Jackie Aina paham betul bahwa warna kulit PoC sangat unik dan punya undertone beragam. Kulit gelap African-American belum tentu sama dengan kulit gelap Asia Selatan, begitu pun dengan kulit gelap orang Asia Tenggara. Ia mengkonsultasikan hal ini pada PoC influencers lainnya, seperti Nyma Tang yang dikenal memiliki kulit paling gelap di kalangan beauty Youtubers, dan Nabela Noor yang berdarah Bangladesh. Jackie berhasil melengkapi line Born This Way Foundation dari Too Faced dengan sembilan warna baru yang lebih diverse. Kini Too Faced Born This Way tersedia dalam 35 shade foundation.

Mengalahkan jumlah warna foundation Fenty, Alissa Ashley bersama NYX berhasil menghadirkan 45 warna foundation sekaligus! Yup, you read that right. Nggak hanya membuat lebih banyak in-between shades dan shades untuk PoC berkulit gelap, NYX Can’t Stop Won’t Stop Foundation juga tersedia untuk kulit fair dan harganya tentu saja nggak membuat kita berpikir dua kali untuk membeli.

jackie alissa

Menurut saya, kolaborasi dengan PoC influencers untuk hal ini adalah langkah yang cerdas. They are called influencers for a reason: they influence people. Jackie Aina memiliki 2,6 juta subscribers dan Alissa Ashley punya 1,5 juta subscribers yang tentunya mengidolakan mereka dan pingin mencoba produk-produk yang mereka rekomendasikan. Not only does this move raise the awareness, brand yang menginvestasikan modalnya pada produk ini juga akan mendapat keuntungan lebih dari pasar PoC beauty enthusiasts. 

Saya berharap kolaborasi semacam ini terus berkembang dalam industri kecantikan dan bukan hanya sebuah trend karena keragaman bukan lah sebuah trend musiman yang hanya terjadi saat lagi hype saja. Diversity and inclusivity in beauty should be the norm since yesterday!