banner-detik

beauty school

Inside FDHQ: Failed Beauty Experiment

affi

affi/ 0

seo-img-article

Masa remaja emang waktunya kita bereksperimen, entah itu dengan pakaian, musik, sampai penampilan. Tapi kebanyakan dari kita tidak terlahir dengan sense of style yang oke, jadi harus mengalami berbagai kesalahan yang memalukan dulu sampai akhirnya menemukan gaya yang paling pas.

Simak yuk sharing dari beberapa tim FD seputar beauty experiment mereka yang dianggap fail. Kamu juga punya?

“Experimen beauty yang gagal? Pake lipstik warna ungu muda. Waktu itu gue inget lagi tren warna ungu dari mulai yg muda sampai yang kayak terong. Gue pingin coba tapi secara lagi kuliah di luar Jawa, nggak berani yang “crong” banget warnanya. Inget banget gue waktu itu belinya merk Revlon warna ungu muda hahaha. Pertama ditanya temen se-kost pas mau berangkat “San, kamu nggak enak badan?” Itu gue belum ngeh, masih berasa pede ngikutin tren hahaha. Sampe kampus ketemu pacar dan ditanya lagi “Kamu pake lipstik apa itu?” Nahh mulai curiga nih gue. Pas masuk kelas genk cewek-cewek mulai ngeledekin sahut-sahutan! Kelar kelas itu, gue langsung toilet hapus lipstik dan gak pernah gue pake lagi! Abis itu kapok bereksperimen hahaha. Jadinya ya yang sesuai sama kepribadian sama umur aja, secara lingkungan kerja dulu juga bukan yang berisi orang-orang suka eksperimen beauty gitu.” – Santi, Account Director

santi_rahayu

“Yah, aku anaknya ngggak eksperimen banget. Cuma pernah fail banget potong rambut, pas masih SMA (apa SMP ya?), modelnya sebenernya biasa aja, pendek, cuma kok si stylist-nya punya ide ada semacam buntut di belakang gitu. Nggak sampe kayak mullet banget sih, cuma orang yang liat tetep pada nanya, “Emang sengaja, ya, di belakangnya ada buntutnya gitu? “Lah, disangka salah potong! Dasar anaknya pasrah, waktu di salon nggak protes apa gimana (mamaku yang nemenin juga nggak protes). Cuma akhirnya beberapa hari kemudian sama mama dibawa ke salon lain dan dipotong lagi! Baru deh ngerasa lega karena rambut nggak ajaib lagi. Kalo inget kejadian itu sih, lucu aja. Nggak sampe bikin trauma. Rambut pendek juga sempet jadi signature aku selama SMA. Menjelang lulus baru panjang rambutnya.” – Anggie, Data Analyst

Anggie

“Aku pernah salah pilih warna rambut pas umur 20 tahun. Awalnya aku mau diwarnain mahogany atau dark brown dengan highlight sedikit. Lalu dibujuk abis-abisan sama hairstylist-nya untuk mengubah ke pirang, alasannya, katanya mukaku kan udah cerah jadi nggak kenapa-kenapa ganti jadi pirang. Pasrahlah anak ini. kemudian setelah perawatan kelar, hasilnya PIRANG sepirang-pirangnya! Super nggak pede, terus karena nggak bisa langsung diwarnain lagi kan yaaaa, akhirnya selama belum bisa diubah, aku SELALU dan SETIAP HARI makai scarf untuk menutupi rambut, sok ala-ala Flower Generation gitu, dan gong-nya adalah, poniku karena super pirang, aku potong pendeeeeeeek banget hahahahha, sampai kayak nggantung gitu di atas jidat.” – Fia, Editor in Chief Mommies Daily

Fia

“Aku sering banget gagal saat eksperimen potong rambut pas masih muda heheheh Makanya sekarang udah nggak pernah ganti gaya rambut lagi! Dari mulai potong pendek ala Demi Moore yang nggak cocok sama muka aku dan jenis rambut, jadi jatohnya maksa. Padahal pengen banget jadi kece kaya Demi Moore. Pernah juga shaggy ala Rachel di serial Friends a.k.a Jennifer Aniston. Nah ini gagal banget, stylist-nya keasikan shaggy sampe rambut aku tipis banget dan malah nggak karu-karuan. Kaya singa pas kering. Ini di kejadiannya di umur 16-18 tahun dan komentar yang paling membekas saat potong rambut ala Demi Moore adalah orang-orang bilang aku kayak laki-laki jadinya, bukan imut 🙁 Makin tua makin kapok macem-macem gunting rambut, makanya udah 10 tahun potongan rambutnya ini aja, paling main di cat rambut. Itu aja beraninya yang warna “aman”.” – Annisa, Head of Event

Annisa

“Salah cat rambut yang biasanya full coloring tapi karena bosen aku pernah sesekali coba highlight itu pun karena ditawarin juga sama hair stylist-nya. Hasilnya? Nggak puas, malah terkesan aneh karena warnanya terlalu terang dan gak cocok buat aku. Kejadiannya pas aku umur 22 tahun, masih nyari jati diri kayaknya hahaa…Yang paling aku inget, dibecandain: “Rambut lo kenapa? Pasti abis putus cinta nih! “Abis itu sih nggak kapok bereksperimen, terkadang masih coba-coba juga sih supaya jadi lebih tau mana yangg paling cocok atau pas buat aku. Tapi aku pilih-pilih, nggak akan coba yang ekstrem juga.” – Rini, Finance Manager

Rini- 2

Slow Down

Please wait a moment to post another comment