banner-detik

teens

Remaja Pakai Makeup High End?

seo-img-article

Eksperimen makeup di usia remaja nggak melulu tentang local brand, yuk simak bagaimana pendapat remaja tentang makeup high end berikut ini! 

Berkaca dari pengalaman pribadi ketika masih remaja, role model sekaligus tempat mencari referensi terdekat saya tentang makeup adalah ibu dan kakak perempuan. Apa yang mereka pakai, pasti saya juga pengen cobain! Padahal, bedanya makeup high end dan drug store aja saya belum ngerti banget. Satu hal yang jadi pedoman saya dalam makeup adalah, kalau packaging-nya keren pasti harganya mahal.

Saya rela nabung demi bisa membeli produk high end yang sama dengan kakak perempuan saya. Masih inget banget, makeup high end pertama yang saya beli waktu itu adalah lipstick dan blush on, keduanya dari brand yang sama yaitu MAC. Nah, bagaimana dengan remaja jaman sekarang yang punya akses lebih luas dalam mencari referensi tentang makeup?

Saya bertanya ke beberapa remaja di sekitar saya tentang apa sih pendapat mereka tentang makeup high end. Mereka adalah Mary Angline (Youtuber, 15 tahun), Shriya (Intern Female Daily, 15 tahun), dan Chiquetta (13 tahun).

 mary a

Makeup High End Belum Tentu Bagus

Menurut Mary, makeup high end  itu tricky! Ada yang benar-benar worth the price, dan ada juga yang nggak, semua itu kembali ke preferensi serta apakah tepat penggunaannya. Remaja yang suka dandan ala Korea ini memberikan contoh, misalnya, sekalipun seseorang punya banyak makeup high end, kalau di blend-nya kurang tepat, atau nggak pakai primer, hasilnya akan kalah dengan memakai foundation drugstore dengan pengaplikasian serta primer yang tepat.

Sebagai youtuber, Mary mengaku belum menemukan makeup high end  yang benar-benar membuatnya jatuh hati sampai rela untuk repurchase, “Soalnya banyak produk drugstore yang nggak kalah wow sih”. Walau begitu, Mary punya wishlist produk high end, yaitu Giorgio Armani Luminous Silk Foundation dan Hourglass Veil Mineral Primer.

hg22

 

Makeup High End dari Role Models

Berbeda dari Mary, Shriya Padke, salah satu intern di Female Daily mengaku sangat suka dengan makeup high end. Biasanya Shriya mendapatkan produk-produk high end tersebut dari Ayahnya yang sering traveling ke luar negeri. Beberapa brand high end yang menjadi favoritnya adalah YSL dan Gucci dan Gucci Bamboo adalah parfum andalannya. Selain dari sang ayah, high end brand yang ia miliki biasanya adalah produk “lungsuran” dari Ibunya yang belum terpakai.

Menabung Demi Makeup High End

Kalau saya dulu nggak terlalu ngerti bedanya makeup high end dan drugstore, dan emang beli karena “lata”h dan nggak punya referensi lain, sepertinya untuk remaja jaman sekarang, ceritanya beda deh. Untuk kroscek lebih jauh, akhirnya saya ngobrol-ngobrol dengan Chiquetta, adik dari seorang teman yang sekarang masih sekolah di suatu SMP Boarding School di Bogor.

“Buat aku membeli high end product itu bukan hanya beli untuk menikmati produknya, tapi juga menikmati packaging­-nya. Ada kebahagiaan tersendiri ketika membuka eyeshadow palette dengan packaging yang cute. Misalnya aku suka banget Dior Lip Tatto, packaging-nya classy, dan aku emang butuh sih lip tint untuk sehari-hari. Kalau sudah ada satu produk yang aku idamkan, biasanya aku nabung dari uang jajanku gitu, Kak. Aku nggak pernah maksa orangtua untuk memenuhi hobiku ini, paling kalau hasrat pengen cobain produk tersebut sangat besar, aku biasanya beli share in jar atau versi mini-nya. Problem solved deh”

Jadi kalau ditanya setuju atau nggak soal remaja yang sering pakai makeup high end, jawaban saya: boleh-boleh aja, kenapa enggak?  Selama bisa bijak dalam mengelola pengeluaran dan produk tersebut adalah produk yang dibutuhkan. Ingat, your face, your rules!

Nah, kalau kalian sendiri gimana? Punya pengalaman seru waktu remaja dengan makeup high end? Ceritain di kolom komen yah 🙂

Slow Down

Please wait a moment to post another comment