banner-detik

backstage beauty

#FDInsight: 85 Persen Perempuan Nggak Puas dengan Foundation Lokal

seo-img-article

Brand lokal beneran berkembang? Tapi kenapa masih sulit mencari warna foundation yang sesuai dengan kulit perempuan Indonesia? Ini jawabannya.

Brand lokal memang makin berkembang beberapa tahun belakangan ini, terbuktinya dengan makin banyaknya brand lokal bermunculan. Tapi so far, brand lokal yang baru-baru ini masih fokusnya merilis liquid lipstick saja. Tapi gimana dengan perkembangan produk base, seperti foundation, BB Cream, dan CC Cream dari brand lokal? Apakah sudah ada warna-warna yang lebih lengkap untuk warna kulit perempuan Indonesia?

Kalau ditanya ke saya, jelas jawabannya belum ada perkembangan yang berarti untuk segi pilihan warna-warna base makeup ini. Lama-lama, saya penasaran banget, sebenarnya apa sih kendala brand-brand lokal yang nggak bisa menghadirkan warna-warna base makeup yang luas? Atau at least, seleksi warna foundation yang pas untuk kulit sawo matang. Makanya, kemarin saya memutuskan untuk interview dua brand representatif lokal mengenai hal ini.

Apa sih kendalanya saat membuat produk base, foundation, BB Cream atau CC cream di Indonesia?

Dina, Research and Development Zoya Cosmetics
“Perlu banyak sekali dilakukan trial and error pada responden, dengan bermacam macam warna kulit, hingga menemukan shade yang pas dan sesuai. Kedua adalah tentu saja faktor iklim dan jenis kulit. Bagaimana kita harus menyesuaikan kebutuhan perempuan Indonesia dengan iklim tropis dan jenis kulitnya. Seperti base asal korea dengan hasil akhir dewy, tidak akan cocok bagi perempuan Indonesia yang rata-rata kulitnya berminyak dan banyak sun spot  akibat sinar UV.”

Shasa, Brand Manager Mizzu
“Kendalanya itu lebih ke product development, bukan di bahan baku. Jadi tim R&D harus menentukan kira-kira mau ke arah apa nih complexion-nya? Nah, klo dari brand lokal, kebanyakan lama di memilih mau tipe foundie / BB / cushion seperti apa yang ingin dibuat, baru masuk ke proses pengembangan produk sesuai dengan yang diinginkan. Sad but true, di Indonesia masih sedikit orang yang bener-bener menggunakan complexion ‘niat’ untuk day to day ,jadi masih banyak yang memilih menggunakan moisturizer, sunblock dan bedak, then ready to go.”

“Dan kadang untuk produk lokal, agak sulit bikin yang bener-bener wow secara konsistensi karena mindset orang Indonesia, brand lokal itu harus murah. Jadi kita sebagai brand harus cari garis tengah, di mana menggunakan bahan dan harga jual affordable tapi berkualitas. Itu juga salah satunya  kenapa nggak banyak produk lokal yang bisa multi-fungsi seperti brand-brand luar. Selain itu, demand pasar yang sangat beragam, ada yang mau lightweight, ada yang mau full cover, ada yang mau skin synchro, super matte, dan dewy juga jadi tantangan tersendiri.”

Di Indonesia sendiri aku melihat masih jarang banget brand lokal mengeluarkan shade foundation yang luas, biasanya maksimal mengeluarkan hanya 3 shade saja, kira-kira kenapa seperti itu?

Dina, Research and Development Zoya Cosmetics
“Brand sebenarnya ingin mengeluarkan shade yang banyak, dan benar benar tepat bagi warna kulit perempuan Indonesia. Tetapi, tidak dipungkiri hal ini kembali lagi pada supply dan demand. Brand biasanya akan mengeluarkan shade dengan jumlah permintaan pasar yang tertinggi. Masyarakat Indonesia pun masih beranggapan ‘putih itu cantik’, di beberapa daerah masih banyak perempuan yang percaya diri menggunakan base yang lebih putih dari pada warna kulitnya. Kami Zoya Cosmetics, pada campaign kami juga menggunakan model berkulit sawo matang, untuk mengedukasi bahwa berkulit warna apapun bisa cantik.”

Sasha,Brand Manager Mizzu
“Secara teknis, kalo membuat range warna yang super variatif dan beda-beda tipis itu terkadang agak sulit mepertahankan konsistensi warna. Jadi misalnya Ada warna A – Z, somehow bisa kejadian B jadi kayak C dan lain sebagainya. Beberapa brand biasanya mengklasifikasikan langsung yellow undertone, pink dll. Walau ternyata masih kurang bisa mencakup warna kulit.”

FD-Insight-Foundation-Lokal-Instagram

Lalu gimana tanggapan para consumer mengenai pilihan warna foundation dari brand lokal?

Ternyata, ketika saya melemparkan pertanyaan soal pilihan warna foundation lokal ke follower saya di Instagram, hasilnya adalah 85% merasa nggak puas. Kebanyakan masih sulit mencari warna foundation yang pas dengan kulit mereka, khususnya untuk kulit sawo matang. Dan ternyata hal ini juga dialami untuk pemilik kulit yang putih, karena kalau ada pun foundation yang cerah, warnanya terlalu pink. Jadi yang kurang bukan hanya dijumlah pilihan warna, tapi penentuan undertone dari foundation itu sendiri. Sisanya 15% menjawab sudah cukup puas dengan pilihan warna yang ada.

Lalu apa yang diharapkan oleh responden dari foundation lokal?

Inginnya brand bisa menghadirkan rangkaian foundation yang lebih luas. Rangkaian yang di maksud di sini, bukan hanya pilihan warna yang luas, tapi  hasil akhir dan tingkat coverage yang beragam juga. Dari segi formula diharapkan semakin banyak foundation atau base makeup yang awet untuk kulit perempuan Indonesia yang mudah berminyak. Dan yang nggak kalah penting adalah menghadirkan satu produk dengan kemasan yang cantik untuk menambah minat untuk membeli, dan supaya brand lokal nggak kalah dengan brand luar.

Konklusinya:

Semakin ke sini, konsumer pun makin teredukasi mengenai pemilihan warna foundation yang tepat untuk kulitnya. Karena sesuai dengan research kecil-kecilan saya kemarin, memang terbukti masih banyak perempuan Indonesia yang merasa pilihan warna foundation yang terlalu minim. Dan dengan semakin majunya perindustrian kecantikan di Indonesia, diharapkan brand-brand lokal juga bisa up-to-date, atau keep up dengan produk luar negri yang harganya terjangkau, tapi memiliki kualitas jempolan, setara dengan produk high-end.

Semoga, di pertengahan atau di akhir tahun 2018 ini semakin banyak brand lokal yang “melek” akan demand perempuan Indonesia untuk menghadirkan produk complexion, khususnya foundation dengan warna yang lebih beragam, dan tentunya dengan undertone yang tepat untuk perempuan Indonesia yang cenderung ke yellow/ olive undertone. Karena pada kenyatannya standar cantik itu putih, sudah mulai bergeser di Indonesia.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment