Di balik semua hype skincare jerawat di luar sana, ada satu produk lokal drugstore murah meriah yang sembunyi di apotek dekat rumah kamu.
Yup, apalagi kalau bukan Vitacid! Retinoic acid (tretinoin) berbentuk krim ini sudah bertahun-tahun menjadi obat jerawat andalan dengan konsentrasi yang bervariasi: 0.025% (ringan), 0.05% (sedang), 0,1 % (tinggi).
Berhubung sepertinya sekarang banyak yang tertarik mencoba retinoic acid untuk jerawat, saya mau mengingatkan lagi tentang beberapa do’s and dont’s yang penting dibaca supaya perawatan kamu maksimal. Tapi sebelumnya, bisa baca dulu artikel pertama tentang serba-serbi tretinoin di sini.
Purging selama beberapa minggu adalah reaksi normal dari pemakaian retinoic acid. Kulit kering, sedikit memerah, dan jerawat muncul masih terhitung aman. Tapi ketika kulit terasa panas, atau bahkan seperti saya (yang sempat alergi dengan krim retinoic acid dari dokter) yang matanya sampai bengkak, it’s time to stop. Kalau kamu masih bisa mengontrol gejala-gejalanya, bagus. Segera konsultasikan ke dokter kalau memang efek sampingnya sudah betul-betul nggak nyaman.
Dengan retinoic acid, kulit kamu dijamin akan menjadi lebih kering. Efek ini bukan berarti membiarkan kulit menjadi kering kerontang (which can lead to dehydration and will make your skin worse), melainkan harus tetap dijaga kelembapannya dengan produk-produk yang melembapkan.
Keluarkan essence, water-based moisturizer, oil-based moisturizer, sheet mask, sleeping mask, face mist, atau produk apapun yang memiliki kandungan tepat untuk melembapkan kulit. Memakai retinoic acid bukan berarti harus memiliki kulit wajah yang mengelupas sana sini, karena banyak banget produk yang bisa menyelamatkan kamu dari kondisi kulit wajah tersebut.
Lihat juga: Apa Bedanya “Moisturizing” dan “Hydrating”?
Everyone’s skin is different and some people just could not tolerate using retinoic acid every single day. Saat kulit sudah menunjukkan beberapa dry patches atau mulai terasa kaku, saatnya skip retinoic acid sehari-dua hari, dan fokus untuk melembapkan kulit supaya nggak over-exfoliated. Saat lagi nggak pakai retinoic acid, kamu bisa menggunakan hydrating sheet mask, sleeping mask, atau justru melakukan 7-skin-method supaya moisture barrier kulit tetap terjaga.
Retinoic acid adalah ingredients yang butuh waktu untuk menunjukkan hasil secara signifikan di kulit. Berdasarkan info orang-orang yang sudah memakai retinoic acid, hampir semuanya bilang bahwa minimal butuh waktu empat bulan sebelum kulit akhirnya benar-benar stabil, apalagi kalau jerawat kamu terhitung cukup parah. Ini bukanlah produk yang akan menunjukkan hasil hanya setelah dua minggu pemakaian, jadi kesabaran sangat penting!
2. Nggak Menggunakan Sunscreen
Karena sifat retinoic acid adalah mendorong regenerasi sel kulit lebih sehat, secara nggak langsung lapisan kulit baru yang mucul sangat sensitif terhadap sinar UV. Sunscreen wajib dipakai tanpa absen, jangan sampai kulit jadi lebih gampang memerah karena UVB dan kena efek jangka panjang UVA hanya karena malas pakai sunscreen. Retinoic acid dan sunscreen adalah satu paket!
3. Mencampur dengan Skincare “Kuat” Lainnya
Pakai retinoic acid, biar makin tokcer tumpuk tea tree oil, sebelumnya pakai BHA toner, dan terakhir masih pakai obat totol benzoyl peroxide. Memang tempting untuk mencoba segala macam exfoliating products, tapi nggak ada gunanya menumpuk semua dalam satu waktu karena hanya akan bikin kulit iritasi dan semakin kering. Retinoic acid sendiri sudah cukup kuat sebagai the highlight product for acne, yang perlu dilakukan hanyalah menambahkan produk yang bisa mendukung performanya dan mengimbangi supaya kondisi kulit tetap stabil.
Ada yang mau nambahin tips lainnya? Atau mau sharing pengalaman menggunakan retinoic acid? Silakan ya 😀