skincare
16 Jan 2018
Anti-Aging Issue: Haruskah Kita Melawan Penuaan?
Sejak dulu, proses penuaan pada kulit dianggap sebagai musuh, karena itu muncullah istilah “anti-aging” yang berarti melawan tanda-tanda penuaan. Pertanyaannya, haruskah kita melawan tanda penuaan?
Setiap orang pasti memiliki aging process mereka sendiri-sendiri. Seperti saya contohnya, ketika melihat foto zaman kuliah dulu, tanpa makeup sama sekali, kok bisa ya muka kelihatan seger-seger aja? Sementara sekarang ini, nggak kebayang rasanya saya meeting keluar kantor tanpa makeup sedikit saja, pasti muka kelihatan kuyu dan ngantuk banget. Dulu, saya nggak kenal tuh sama yang namanya dark circles. Mata panda, apa itu? 😀
Konsep anti-aging sendiri sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Mulai dari Ratu Mesir Cleopatra sampai ratu-ratu di Eropa memiliki “skincare routine” mereka sendiri, mulai dari berendam di susu keledai hingga mencuci muka dengan air dengan kelopak bunga. Zaman sekarang, ketika kita bicara tentang anti-aging, fokusnya masih sama, yaitu membuat kulit terlihat lebih muda dan meminimalisir risiko munculnya tiga tanda utama penuaan: garis halus, kerutan, dan kulit kendur.
Kembali ke pertanyaan awal, haruskah kita melawan tanda penuaan?Coba kita lihat dari tiga tanda-tanda utama. Selain karena faktor genetik dan memang proses penuaan alami, munculnya garis-garis halus bisa disebabkan oleh efek buruk sinar UV dan juga hilangnya kolagen dalam kulit. Hampir mirip, kerutan dan kulit kendur pun muncul karena dua faktor di atas, ditambah dengan lifestyle yang buruk dan kulit yang kurang lembap. Jadi, di luar tanda penuaan pun, tiga gejala ini bisa muncul karena faktor lainnya.
Menurut saya pribadi, fokus orang-orang untuk anti-ageing sekarang ini bukan lagi untuk terlihat “lebih muda”, tetapi untuk menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. Biar bagaimanapun, kulit adalah organ terbesar dalam tubuh kita dan merupakan garda pertama yang menjaga tubuh dari bakteri, jadi penting untuk merawat kulit lebih dari segi estetika.
Dengan skin barrier yang kuat, secara nggak langsung kulit akan jadi lebih tahan banting terhadap reaksi alergi, iritasi, maupun inflamasi. Seperti yang ditampilkan Allure di salah satu videonya yang menampilkan perempuan berusia 64 tahun Jo Johnson, proses penuaan bukanlah suatu hal yang perlu ditakutkan, tetapi untuk disyukuri karena nggak semua orang diberkahi kesempatan untuk bertambah umur. Meskipun anti-ageing yang dibahas di sini tentunya dalam konteks kecantikan,
Mungkin yang menurut saya bisa di-twist adalah goal-nya, bukan lagi untuk “mencegah keriput” agar sama sekali tidak muncul, tapi lebih ke menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. Mencegah keriput, garis halus, dan kulit kendur anggap saja sebagai bonus. Mencegah selalu lebih baik dari mengobati, toh? Lagipula, lebih penting untuk membangun habit. Baik itu habit double cleansing, memakai pelembap dengan baik, rajin pakai sunscreen, atau membangun skincare routine yang tepat untuk diri sendiri.
Ini juga menjadi alasan kenapa kamu sering melihat tips “perawatan anti-aging sedini mungkin”. Pesan moral yang sebenarnya adalah rawat kulit dengan baik sedini mungkin, bukan cegah kerut sedini mungkin 🙂