skincare
27 Nov 2017
FD Experiment: Hasil Diet Gula 3 Minggu Untuk Jerawat
Repotnya punya jerawat hormonal adalah nggak cuma skincare aja yang harus diperhatikan, tetapi juga makanan yang kita konsumsi. Setelah mencoba diet dairy yang ternyata nggak sukses-sukses amat ngurangin jerawat, akhirnya saya bereksperimen dengan diet gula.
Sebelumnya, hubungan antara jerawat dan makanan sudah pernah dibahas Kak Affi di video Skincare 101. Untuk kasus jerawat hormonal, yang sering dinilai sebagai pemicu adalah produk-produk dairy karena kandungan hormon dan lemaknya yang tinggi. Nah, meskipun nggak se-tertuduh dairy, tapi sudah banyak juga studi yang membuktikan bahwa gula adalah salah satu pemicu terbesar jerawat, terutama inflammatory acne yang merah, bengkak, dan meradang. Which is exactly my case! 😮
Sedikit mengulang yang saya tulis di artikel soal gula dan jerawat, banyaknya mengonsumsi makanan yang tinggi gula (apalagi refined sugar) berdampak pada kadar insulin di tubuh. Kadar insulin yang tinggi akan menambah produksi minyak dan peradangan dari dalam tubuh yang nantinya akan berujung pada cystic acne. Kali Kushner, blogger asal Amerika Serikat yang sempat mengalami breakout parah juga mengatakan di akun Instagramnya bahwa menjalani low glycemic index diet membawa perubahan yang signifikan untuk jerawatnya.
So, tiga minggu yang lalu saya memulai perjalanan diet gula ini. Ini dia prosesnya.
Week 1
Sedikit disclaimer, di sini saya nggak stop gula 100%, tapi lebih mengurangi gula tambahan. Saya udah nggak pernah minum kopi atau teh dengan gula lagi, jadi challenge utama di sini adalah the occasional snacking atau kue-kue kiriman untuk kantor yang biasanya menggoda iman banget di jam empat sore. Overall, my so-called-sugar-diet went pretty much like this:
Sarapan: roti gandum + alpukat / mentega (buat saya yang hampir setiap hari sarapan roti bakar coklat, ini salah satu yang tersulit 🙁 )
Makan siang: bebas
Makan malam: bebas, tanpa nasi
Weekend: cheat!
Terlihat gampang, ya? Tapi lumayan berasa lho, apalagi buat saya yang hobi ngemil makanan manis. Lagipula, ini benar-benar baru pertama kalinya saya lumayan disiplin soal diet, dan ada kepuasan tersendiri ketika melihat teman-teman kantor makan brownies ramai-ramai di pantry tapi saya berhasil menahan diri. Yah walaupun ngiler-ngiler sedikit, tapi sesudahnya nggak perlu ada guilty feeling 😀
Nah, di hari Jumat minggu pertama, entah kenapa hari itu saya ngidam banget makanan manis. Nggak tahu kenapa, rasanya kayak harus banget makan apapun yang manis saat itu juga. Akhirnya saya “nyerah” dan pesan smoothie bowl, yang di dalamnya ada granola. Saat itu saya pikir, sia-sia banget kalau saya nyerahnya ke cokelat atau martabak, jadi ya sudahlah, seenggaknya “manis” yang saya dapat itu sumbernya dari madu, bukan gula. Karena merasa culun, weekend minggu itu saya cuma nyemil serabi untuk cheat.
Smoothie bowl to the rescue!
Week 2
Memasuki minggu kedua, saya udah lumayan bisa mengontrol sugar craving-nya. Kebetulan, di minggu kedua ini saya sempat liputan keluar kota selama tiga hari dengan aktivitas yang cukup padat dan perjalanan panjang, sehingga nggak ada banyak waktu untuk leyeh-leyeh ataupun ngemil. Diet saya berjalan lancar di minggu kedua dan sukses tanpa cheating seminggu penuh. Namun di akhir minggu, area perut bagian bawah saya sempat kram dan ngilu, yang artinya adalah…
Week 3
I got my period. Saya waswas banget karena masa menstruasi adalah masa-masa paling buruk untuk kulit saya. Jerawat yang keluar bisa sampai enam di pipi kanan, dua di dagu, dan bruntusan di area leher dan rahang. It’s truly that bad. Biasanya saya emang nungguin saat lagi dapet setiap lagi mencoba metode baru untuk ngobatin jerawat, karena seperti yang dibilang di atas, menstruasi itu pasti lagi parah-parahnya. Nah, di minggu kedua diet gula, memang ada beberapa jerawat aktif yang muncul di area dagu, dahi, dan leher (karena efek kecapekan traveling juga) dan saya udah cukup siap kalau memang akan keluar jerawat parah lagi, tapi ternyata saya cukup dikejutkan juga dengan efek yang dirasakan.
Dampak di Kulit
Bukannya mau GR duluan, tapi saya merasa di masa menstruasi kali ini, kulit saya nggak “semarah” biasanya. Kulit tambah berminyak, jerawat tambah banyak, dan muka yang memerah udah jadi langganan setiap kali lagi menstruasi. Tapi kali ini, jerawat yang muncul hanya tiga (yes, dua-tiga jerawat itu mukjizat buat saya) dan sembuhnya pun cepat. Overall kulit terasa lebih cerah dan lebih kenyal. Di permukaan kulit hanya ada bekas jerawat saja, nggak ada jerawat jendul-jendul yang meradang dan perih. Kalau dipegang pun tekstur di beberapa area membaik, nggak gampang kasar seperti kulit saya sebelumnya. Belum 100% mulus tentunya, tapi ada progress yang terlihat.
Ini foto saya dua bulan lalu, ketika jerawat PMS lagi parah-parahnya. Sorry for the shameless car selfie! 😀
Dan ini foto saya pagi ini, dengan dan tanpa foundation:
Kesimpulan yang bisa diambil? Ternyata mengurangi gula lumayan berefek untuk kasus jerawat saya. Mungkin kalau nggak pakai cheat atau lebih disiplin lagi (stop nasi, roti, dll) efeknya akan lebih berasa. Saya sih mau realistis dulu aja untuk mengurangi perlahan-lahan sampai akhirnya menemukan pola diet yang paling pas. Kalau apa-apa langsung ekstrim, takutnya hanya semangat di awal aja 😀
Buat yang baru mau diet gula, saran saya coba dari yang paling gampang dulu aja: minum teh dan kopi tanpa gula. Dari situ, pelan-pelan coba tahan-tahan diri setiap melihat orang yang lagi makan makanan manis. Ngiler dan mupeng di awal itu wajar banget, tapi lama-lama kita akan terbiasa dan justru jumawa sendiri kalau berhasil self-control, hahaha. Bahkan, kadang saya melihat orang lain makan aja udah cukup terpuaskan kok. Strange, I know, but it works.
Ada yang jerawatnya di-trigger dengan gula juga? Share pengalaman kamu di comments, ya. I would really love to know!