banner-detik

sponsored post

Airbrush Makeup = Makeup Flawless Seharian

seo-img-article

Saya inget banget waktu pertama kali melihat Ochell nyobain airbrush tools dan sukses ditontonin anak-anak kantor. 

Karena belum terlalu familiar dengan airbrush tools, saat itu saya cukup terkesima melihat Ochell menyemprotkan produknya. Ternyata, bukan malah kelihatan dempul atau tebal, makeup Ochell pada saat itu kelihatan halus dan complexion-nya pun bagus banget. Airbrush tools yang digunakan Ochell adalah keluaran local brand yaitu FLAIR Make Up.

Nah, kalau Ochell sempat nyobain airbrush tools-nya, saya berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan sang founder, Nadia Sadeli, di FLAIR Make Up HQ di daerah Jakarta Barat. Saat saya sampai di kantornya, sudah ada seorang makeup artist yang lagi mendemokan pemakaian airbrush tools pada seorang model. Ternyata, di Flair Make Up HQ, kita bisa mencoba langsung airbrush tools dan belajar cara pengaplikasiannya dengan trainer yang ada di situ.

“Buat yang udah biasa makeup, belajar dua-tiga hari juga pasti udah jago,” ujar Nadia, “Apalagi, highlight dari FLAIR airbrush tools adalah foundation-nya bisa dicampur sama yang udah kamu punya. Jadi awalnya kamu pakai aja dulu foundation biasa di seluruh muka kayak biasa, setelah itu untuk area-area yang butuh coverage tinggal ditambahin aja airbrush di situ. Jadi kita nggak pakai dari awal, tapi lebih sebagai finishing aja. Hasilnya jauh lebih flawless!

DSC_9680

Sekolah Makeup di Los Angeles

Nadia bercerita bahwa sejak kecil memang sudah hobi dandan dan cita-citanya adalah membuat brand makeup. “Tapi aku tetep kuliah dulu, percaya atau enggak jurusanku dulu itu IT, di bagian programming.” What? Jauh banget sama makeup ya 😀 Selesai kuliah, Nadia tetap ngejar passion-nya di dunia makeup dan berangkat ke Los Angeles, Amerika Serikat untuk ambil sekolah makeup di sana.

“Di LA, aku ambil macam-macam kursus. Mulai dari kelas yang besar sampai private class sama makeup artist di sana. Selain itu, papaku kerja sebagai chemist di pabrik yang bikin produk-produknya Smashbox, M.A.C, jadi aku juga lumayan belajar tentang formulasi produk. Pertama kali kenal airbrush juga di sana!”

Dari situ, Nadia mulai tertarik untuk mendalami airbrush makeup dan membawa trennya ke Jakarta. Di LA sana, banyak makeup artist profesional yang memang sudah sehari-harinya menggunakan airbrush makeup pada klien-klien mereka. Namun, Nadia mau mengubah stereotype airbrush makeup yang terkesan “ribet” atau “advanced banget” menjadi lebih praktis, mudah, dan bisa digunakan oleh semua orang.

“Lagipula, aku males banget sama yang namanya touch-up. Hahaha. Kalo orang pergi jalan-jalan keluar bawa bedak dan kaca buat touch-up, aku maunya makeup aku nempel aja berjam-jam jadi nggak harus bawa apa-apa. Dan itu berhasil dengan FLAIR airbrush, bahkan setelahnya pun nggak usah di-set lagi pakai bedak.”

Masuk ke Tren Indonesia

Selain karena belum familiar dengan produknya, salah satu tantangan memperkenalkan airbrush makeup di Indonesia adalah konsep makeup yang berbeda antara di Amerika dan di Indonesia. “Kalau di sana kan, semua pengantin nggak ada yang mau kelihatan dempul di hari pernikahannya. Freckles buat mereka itu manis, sementara kalo di Indonesia pasti udah langsung repot ditutup-tutupin. Tahu sendiri kan, sama konsep manglingi-nya orang Indonesia. Nah, di sana tuh pakai airbrush makeup tiga tetes aja udah cukup, sedangkan kalau di Indonesia mungkin butuh tujuh tetes.

Konsep makeup natural itu masih susah banget di Indonesia, senatural-naturalnya di foto pasti aslinya sebenernya makeup-nya tebel jug,a kan. Sementara, kekuatan airbrush itu kan ada di complexion yang skin-like. Ya sudah, akhirnya aku coba gabungin dua konsep ini dengan cara aku sendiri, yaitu kamu bisa pake foundation favorit kamu dulu, lalu baru ditimpa dengan airbrush.” jelas Nadia panjang lebar.

Flair-Makeup-air-brush-3

Proses Pembuatan

“Aku tahu banget ngenalin produk baru di market Indonesia itu nggak gampang, apalagi mungkin yang bener-bener paham tentang fungsi airbrush makeup itu cuma segelintir orang dan makeup artist aja,” jelas Nadia, “Apalagi mereka pasti udah punya foundation favorit yang susah digantiin sama produk lain yang belum familiar. Akhirnya aku dibantu papaku untuk membuat formulasi produk yang bisa dicampur foundation biasa. FLAIR Make Up ini semuanya dibuat di Amerika, tapi kita bawa ke sini dan dipatenkan cara pemakaiannya. Di Amerika mana ada airbrush makeup yang dicampur foundation biasa! Setelah dua tahun, baru deh nemu formulasi yang pas.”

Pesan Nadia untuk baru yang mau coba airbrush makeup? “Nggak usah takut bakal belang-belang atau nggak rata complexion-nya! Kalau emang masih takut pakai full satu muka, coba aja pakai airbrush-nya di area tulang pipi, dagu, atau T-zone dulu. Lama-lama pasti terbiasa karena spray kita juga fine banget, jadi nggak perlu takut dandannya jadi tebal.”

Gimana? Setelah dengar cerita sang owner, airbrush makeup jadi nggak seseram kedengarannya, kan?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment