beautypedia
28 Sep 2017
Palm Oil, Bahan Skincare Murah yang Kontroversial
Palm oil, bahan baku yang murah dan banyak manfaat, tapi sering menuai kontroversi. Kenapa sih?
Palm oil alias minyak kelapa sawit merupakan minyak sayur yang diambil dari buah kelapa sawit yang tanamannya tumbuh pada hutan hujan tropis. Minyak kelapa sawit dijumpai hampir di semua consumer goods yang kita gunakan sehari hari, mulai dari minyak memasak, makanan, shampoo, sabun, deterjen, hingga, yup, produk makeup dan skincare.
Image source: slpu9945/getty
Bahan ini sangat dicintai karena sifatnya yang versatile dan harganya murah. That’s why manufacturer gemar memanfaatkan produk ini sebagai bahan utama maupun bahan campuran. Pada produk makeup seperti lipstick misalnya, minyak kelapa sawit dibutuhkan karena kemampuannya menahan warna dan menghaluskan tekstur tanpa memberi rasa (hambar). Dalam produk skincar,e minyak kelapa sawit mempunyai tiga kegunaan; emulsifiers, thickener, dan surfactant.
Emulsifier yaitu sebagai pencampur antara bahan air dan minyak. Hydrating agent dan moisturizing agent pada moisturizer kamu misalkan, tidak akan menyatu tanpa emulsifier. Cetearyl alcohol, cetyl alcohol, dan glyceryl sterate adalah contoh emulsifier hasil olahan minyak kelapa sawit. Lalu thickener, berfungsi untuk memperbaiki konsistensi formula yang terlalu cair seperti glycerin dan stearic acid. Terakhir, surfactant atau cleansing agent seperti SLS adalah contoh surfactant yang terbuat dari minyak kelapa sawit yang sering kita jumpai.
Dari penjelasan di atas, minyak kelapa sawit terlihat seperti the “it” ingredient tanpa cela di kehidupan sehari-hari kita. But not so fast, mustahil rasanya kalau sesuatu nggak ada kekurangannya, pamor minyak kelapa sawit kini sedang dipertanyakan karena pengolahannya yang sangat merugikan lingkungan. Dari masalah iklim, ketidakseimbangan ekosistem, hingga masalah sosial di lingkungan sekitar.
Indonesia menduduki peringkat pertama dalam menghasilkan minyak kelapa sawit dan juga karenanya, emisi gas rumah kaca di dunia. Dengan mengetahui fakta ini, kita, orang Indonesia, kayaknya sudah harus lebih aware terhadap masalah pengolahan minyak kelapa sawit. Impact-nya ternyata terjadi langsung di tanah pelosok kita, selagi kita menikmati manfaatnya di ibukota. Jadi, apa yang harus dilakukan?
Kalau kamu tahu, there are too many derivatives of palm oil. Sulit untuk benar-benar mengeleminasi minyak kelapa sawit dari kehidupan kita, terlebih lagi minyak kelapa sawit sering digunakan dalam bahan kimia sintetis sehingga keberadaannya nggak bisa dikenali langsung di ingredient list. Even our beloved glycerin is derived from palm oil! Tapi nggak usah khawatir, sudah ada beberapa asosiasi dan NGO yang sadar akan hal ini, bahwa selain tidak mungkin mengeliminasi minyak kelapa sawit, akibat buruk yang ditimbulkan dari memboikot minyak kelapa sawit juga akan semakin besar. Mereka memilih untuk mendukung pengolahan minyak kelapa sawit yang sustainable melalui sertifikasi yang dibuat oleh lembaga sertifikasi sustainable palm oil seperti RSPO dan Green Palm.
Yang tepat kamu lakukan sekarang adalah mendukung produk-produk yang hanya menggunakan minyak kelapa sawit bersertifikasi sustainable palm oil untuk encorouge producers mensertifikasi minyak kelapa sawit nya. Seritifikasi ini menjamin pengolahan yang bertanggungjawab tanpa merusak lingkungan dan melanggar HAM. Nggak ada salahnya juga kalau kamu bertanya langsung ke brand-brand skincare & makeup favorit kamu tentang palm oil yang mereka gunakan.
Baca juga: Memilih Ethical Beauty Brands, Penting Kah?
Intinya, fakta buruk pengolahan minyak kelapa sawit perlu kita ketahui bukan untuk semata-mata memboikot minyak kelapa sawit as high-yielding vegetable oil. Its just a realization that we need more sustainable production and responsibility in consumption!