Saat melakukan skincare layering, pastikan bahwa produk-produk yang kamu pakai bahannya nggak kontradiktif dengan satu sama lain. Jangan sampai goal-nya kinclong tapi kulit malah iritasi!
Namanya layering, produk skincare yang dipakai biasanya lebih dari lima jenis. Di tengah-tengah rumitnya urutan skincare tersebut, pasti di antaranya terselip produk exfoliants. Kandungan seperti AHA dan BHA yang bagus untuk eksfoliasi, kadang nggak bisa sembarangan dicampur atau digunakan berdekatan dengan bahan-bahan lainnya karena rentan menimbulkan iritasi. Begitupun dengan strong ingredients lainnya seperti retinol atau benzoyl peroxide.
Saya masih inget banget betapa cekit-cekitnya muka waktu masih clueless dan pake skincare yang seharusnya nggak boleh dipakai berbarengan. Learn from my experience and think twice before using these products together:
Skincare Dokter + Acne Treatments OTC
Seperti yang saya tulis di artikel Tipikal Habit Buruk Pasien Dokter Kulit, kadang sebagai pasien (terutama pasien jerawat) kita suka iseng mencampur krim-krim dokter dengan skincare yang dijual bebas karena nggak sabar pingin cepat-cepat mulus.
Ngerti banget rasanya nggak sabar pengen cepet-cepet lihat hasil, tapi perlu diperhatikan juga bahwa skincare dokter pastinya mengandung bahan-bahan yang konsentrasinya di atas skincare pasaran, karena itu memakainya perlu diawasi dan diberi jangka waktu. Bayangin kalau skincare dokter yang sudah sangat concentrated masih ditambah lagi dengan produk-produk acne treatment yang dijual bebas, bisa jadi kulit malah dehidrasi. Selalu konsultasikan ke dokter sebelum menambahkan skincare di luar resep!
Retinol + AHA/BHA
Retinol, AHA, dan BHA adalah tiga ingredient jagoan yang bisa menangani banyak masalah kulit, mulai dari jerawat, kusam, noda, sampai tanda-tanda penuaan. Jika digunakan bersamaan, ketiga ingredient ini, entah retinol + AHA aja ataupun retinol + BHA aja berpotensi membuat kulit jadi memerah dan iritasi. Fungsi retinol adalah mempercepat regenerasi kulit, sedangkan AHA dan BHA adalah mengeksfoliasi sel kulit mati.
Kalau dipakai dalam satu waktu yang sama, seolah-olah kita “menyuruh” kulit untuk melakukan begitu banyak hal dan yang ada kulit malah over-exfoliated. Alternatifnya adalah memakai AHA/BHA di bawah sunscreen pada siang hari dan retinol pada malam hari, atau diseling selama beberapa hari aja pemakaiannya setiap malam.
Retinol + Benzoyl Peroxide
Tipe kulit berjerawat pasti udah paham banget betapa benzoyl peroxide bisa bikin kulit kering. Baik retinol maupun benzoyl peroxide memang sama-sama ampuh mengatasi jerawat, tapi sama-sama punya efek samping bikin kulit kering. Kalau dipakai bersamaan, risiko kulit kering dan flaky pun jadi tinggi. Kulit berjerawat yang ditambah iritasi akan memperlambat proses penyembuhan dan di beberapa kasus justru bisa membuat jerawat semakin banyak.
Vitamin C + Niacinamide (?)
Gabungan antara dua ingredient ini sebenarnya masih jadi perdebatan di luar sana. Ada yang beranggapan bahwa kombinasi keduanya menghasilkan niacin, substansi yang akan membuat kulit menjadi merah seperti kepiting rebus dan mengurangi performa vitamin C, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa nggak semua orang akan merasakan dampak buruk dari reaksi tersebut.
In a very science-y post from kindofstephen.com, dijelaskan bahwa kadang reaksi memerah dari kulit bisa jadi karena formulasi produk vitamin C-nya yang kurang stabil dan bukan karena hasil dari niacin. Selain itu, proses pembentukan niacin pun nggak sesederhana itu, karena dari hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih enam minggu, presentase niacin yang terbentuk pun sangat rendah, hanya sekitar 1 – 2 %.
Hal ini bukan berarti lantas kita bisa bebas memakai vitamin C dan niacinamide berbarengan tanpa caution, karena tentu balik lagi ke formulasi kedua produk masing-masing, bisa saja yang membuat iritasi adalah formulasinya dan bukan reaksi yang ditimbulkan saat keduanya digabung. Best bet, dipakai di saat yang berbeda (pagi – malam) seperti bahan-bahan di atas.