banner-detik

skincare

Ini Cara Saya Bebas dari Jerawat Setelah 9 Tahun

seo-img-article

Saya mulai jerawatan di usia 11 tahun hingga saya usia 20 tahun. Setelah 9 tahun jerawatan, saya menemukan cara agar wajah bebas dari jerawat.

Berbeda dengan cerita kakak-kakak editor FD yang baru jerawatan di usia 20-an, saya sudah jerawatan dari awal saya puber. Begitu saya menstruasi di usia 11 tahun (SD kelas 5!!!), wajah saya langsung penuh dengan jerawat. Saya ingat banget pas foto ijazah SD, saya sempet pura-pura sakit minta nggak masuk, karena ada jerawat segede jagung di hidung. Yup, kebanyakan jerawat saya adalah jerawat puber di bawah kulit yang gede alias cystic acne.

Jerawat SMPJerawat saya saat SMP (2008-2011)

Saat masuk SMP, saya mulai nggak tahan dan jelas banget insecure sama kulit saya. Ngeliat zaman dulu, saya juga nggak nyalahin diri sendiri, I was too young to know that acne just happens. Kebetulan kedua orang tua saya juga tipe yang jerawat pubernya seabrek, jadi saya emang sudah ditakdirkan untuk jerawatan, LOL! Lingkungan saya dulu juga nggak mendukung banget, karena dalam satu kelas, yang jerawatan gede-gede ya cuma saya. Saya ingat saya suka ”gengges” banget sama teman yang ngeluh dia ”jerawatan” padahal cuma muncul satu jerawat kecil di jidat. Saya sempat ke dokter kulit dan hasilnya kelihatan banget sih, saya langsung mulus dalam beberapa minggu saja. Nggak lama, sekitar tiga bulan, dokternya meresepkan saya accutane, yang ditolak mentah-mentah sama mama saya. Setelah itu, saya langsung dihentikan memakai krim dokter and things go downhill from there. Oh ya, saya paling sering jerawatan di daerah hidung dan jidat pas masih SMP.

Jerawat SMAJerawat saya saat SMA (2011-2014)

Memasuki SMA, saya mencoba bodo amat dan nggak terlalu bawel soal kulit, setengah berharap jerawatnya memudar pas SMA. Hasilnya? Tentu nggak berhasil dong. Saya memang nggak pernah di-bully soal jerawat, tapi tetap saja insecurity masih ada. Di SMA juga jerawatnya pindah tempat, jadi di pipi. Sukses deh saya jerawatan satu muka. No wonder I didn’t date during highschool, hahaha! Berhubung sudah kesal sama muka, saya mulai mencari cara agar saya bisa menutupi jerawat di wajah saya. Saya sempat jadi penggemar aplikasi kamera kecantikan sampai susah banget mencari foto saya pas SMA tanpa beauty filter. Saya juga nggak punya skincare regimen sama sekali, jadi kulit saya kusam dan nggak bercahaya. Baru di akhir menuju wisuda, saya mulai rajin pakai Hiruscar Post Acne dan sunblock, itupun kalau ingat. Ditutup makeup? Boro-boro, kalau pake foundation, tekstur wajah saya yang penuh jerawat jadi lebih kelihatan lagi nggak mulusnya.

Jerawat Kuliah EarlyJerawat saya saat awal kuliah (2014-2015)

Saya baru rajin pakai skincare di tahun kedua kuliah, sekitar awal tahun 2015. Setelah nonton banyak video skincare routine di YouTube (dulu belum ada Skincare 101 with Affi Assegaf!), saya mulai mencoba untuk membangun skincare routine. Regimen lengkap pertama saya terdiri dari Cetaphil Oily Skin Cleanser untuk cuci muka,  Kiehl’s Midnight Recovery Concentrate sebagai serum, Benefit Total Moisture Facial Cream sebagai moisturizer, Hiruscar Post Acne dan Benzolac 2.5% sebagai treatment, plus sunblock Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+/PA+++. Semuanya simpel, tanpa bahan aktif, basic. Saya sengaja nggak menggunakan produk yang dibuat untuk kulit berjerawat karena saya mau menyederhanakan goal saya: punya kulit yang sehat!

Setelah 6 bulan pemakaian… Wajah saya terlihat seperti ini!

Jerawat RedaJika dibandingkan dengan yang nggak pernah jerawatan sama sekali, tentu kulit saya masih terlihat ”hancur” dan nggak mulus. Tapi satu hal terlihat jelas banget di kamera: wajah saya bebas dari jerawat! Untuk pertama kalinya, saya nggak punya jerawat bawah kulit yang aktif, tekstur kulit lebih smooth dan bercahaya! Setelah menunggu selama 9 tahun, saya baru bisa menikmati punya kulit bebas dari jerawat di usia 20 tahun.

Kalau saya bisa meringkas perjalanan saya dengan jerawat, saya bisa menjabarkannya ke dalam beberapa poin. Poin pertama… Sabar! Emang sih, lebih mudah untuk lari ke dokter kulit dan berpasrah pada krim dokter, tapi di kasus jerawat puber, kamu harus sadar kalau kamu berhenti perawatan, belum tentu jerawatnya akan pergi. Kedua, mengenal kulit sendiriSetelah bertahun-tahun menggunakan produk khusus jerawat dengan kandungan BHA atau salicylic acid, saya baru sadar kalau saya nggak cocok pakai BHA, karena jadinya makin jerawatan dan meradang.

17494816_238397333233235_1252195387276525568_nTerakhir, kalau cobain produk skincare baru, harus pelan-pelan dan satu persatu! Apalagi kalau mengandung bahan aktif yang potent seperti Retinol, AHA/BHA, atau Vitamin C; build your tolerance secara perlahan. Jangan pernah ambisius pakai skincare dan berharap hasilnya terlihat dalam semalam. Coba gunakan seminggu sekali dulu, lalu dua kali seminggu, terus menerus hingga kamu bisa toleransi pakai produk tersebut setiap hari.

Untuk mendapatkan kulit saya yang sekarang, saya disiplin menggunakan skincare selama dua tahun, dari hanya menggunakan dua produk sampai sekarang bisa pakai lebih dari sepuluh produk. Udah usaha, masih nggak ngefek juga? Belajar menghargai proses dan coba untuk lebih menyayangi diri kamu sendiri. Your acne will never define you. Bangun dengan wajah penuh jerawat setiap hari selama 9 tahun mengajarkan saya untuk lebih fokus ke aspek lain dalam diri saya yang lebih penting dari jerawat: happiness! Happy girls are the prettiest, indeed!

Baca juga: FD Little Notes: Semua Hal Tentang Jerawat

Slow Down

Please wait a moment to post another comment