skincare
22 Mar 2017
Tampar Wajah, Rahasia Anti Aging Baru?
Saat saya browsing tren kecantikan di Asia, saya menemukan bahwa wajah yang ditampar berulang kali dapat memiliki efek anti aging. Percaya?
Oh, the things we do for beauty. Mulai dari yang simpel seperti face contouring atau menggunakan campuran susu dan madu untuk masker, hingga yang lebih advanced seperti menggunakan filler atau facial menggunakan darah. Selama kita melakukannya untuk diri sendiri, saya selalu mencoba terbuka dengan inovasi kecantikan yang ada di dunia. Tapi ketika saya dengar tampar-tampar wajah bisa bikin kulit awet muda, jelas saya kaget dan semakin penasaran sama prosedur dan cara kerjanya treatment ini.
Setelah browsing, saya menemukan dua versi dari ”tampar-menampar” wajah ini. Versi pertama, dari Thailand, di mana proses penamparan benar-benar dilakukan secara ekstrem dan dilakukan dengan full power! Pas nonton videonya, saya sampe kaget karena beneran terdengar suara tepukan tamparannya. Versi kedua datang dari Korea, di mana ”tamparan” berubah makna menjadi ‘tepukan tegas’ pada kulit wajah, yang mungkin secara nggak langsung pernah kamu lakukan juga saat menggunakan skincare regime kamu.
Rassameesaitarn Wongsirodkul
Image: nydailynews.com
Untuk face slapping dari Thailand, sudah ada satu orang pionir dalam bidangnya, yaitu Rassameesaitarn Wongsirodkul, atau biasa dipanggil Tata. Tata mengaku bahwa dia adalah terapis face slapping bersertifikat dari Thailand. Tamparan wajah dari Tata menjanjikan kulit bebas keriput, pori-pori mengecil, dan mengencangkan kulit tanpa operasi. Cukup menarik kan? Sebenarnya, nggak full ditampar kok. Dalam satu sesi sekitar 15 menit, wajah juga dipijat dan ditekan di titik tertentu, mirip totok wajah dari Indonesia. Bedanya, suka ada bonus tamparan di tiap akhir pijatan, hahaha.
Sebelum treatment dilakukan, Tata akan memeriksa wajah kita dulu untuk menentukan arah tamparan agar hasil maksimal. Setelah itu, baru deh dipijat dan ditampar-tampar. Di videonya juga terlihat kalau tamparannya juga nggak dilakukan secara asal. Tata juga nggak menggunakan telapak tangan untuk menampar kliennya, tapi menggunakan punggung tangan.
Image: nydailynews.com
Dulu, Tata ini sempat memiliki sebuah salon yang berada di daerah San Fransisco, Amerika Serikat, sayangnya sekarang sudah tutup. Oh ya, satu kali treatment-nya menghabiskan US$350. Yep. $350 untuk 15 menit pijatan dan tamparan! Memang sih, kalau melihat foto before-after-nya jadi penasaran. Untuk pemilik alis yang agak droopy atau kulit pipi yang mulai kendur, benar-benar ”terangkat” dan terlihat perubahannya setelah satu kali treatment dengan Tata. Selain menampar wajah, Tata juga menyediakan treatment untuk anggota tubuh lain, seperti payudara dan bokong. Untuk kedua anggota tubuh tersebut, fungsinya nggak hanya untuk mengencangkan, tapi untuk membesarkan juga. Whaaatttt?
Kalau versi dari Korea, menurut saya lebih aman dan menarik untuk dicoba di rumah. Pernah dengar 7 skin method? Dalam metode tersebut, disarankan untuk me-layer pemakaian hydrating toner sampai tujuh kali dengan cara ditepuk-tepuk ke dalam kulit. Nah, tepukannya ini lah yang dianggap tamparan tegas ke wajah. Dalam jangka panjang, gerakan ini dapat dilihat sebagai anti aging movement.
Baca juga: Chizu Saeki Method untuk Kulit Dehidrasi
Sebenarnya, apa sih manfaat menampar atau menepuk kulit? Menurut para ahli, tamparan pada kulit memang dapat melancarkan peredaran darah di permukaan kulit. Karena peredaran darah lancar, kulit dapat meregulasikan radikal bebas dan racun menuju ginjal untuk difilter oleh tubuh. Kalau peredaran darah lancar, produksi kolagen dan zat baik untuk kulit juga terbantu. Itu kenapa pasien-pasien Tata dapat melihat hasil yang signifikan. Kalau cara Korea dan Jepang, perempuan menepuk-nepuk wajah karena mereka nggak suka mengaplikasikan produk skincare dengan cara menggosok atau rubbing motion ke kulit mereka, karena mereka takut rubbing motion dapat menghasilkan keriput.
Dipikir-pikir, ada benarnya juga sih. Saya menggunakan kurang lebih lima-enam produk skincare dua kali sehari selama dua tahun terakhir. Kalau saya mengaplikasikan moisturizer dengan digosok ke arah bawah, secara nggak langsung saya mendorong kulit untuk ”turun” dong?! Ketika saya nonton skincare guru dari Barat pun menggunakan produk skincare dan mereka mengaplikasikannya secara ditepuk pelan atau kalaupun digosok, selalu ke arah atas.
Kalau saya lihat, saya setuju sih kalau face slapping memang hanya fad semata dan nggak akan menjanjikan kulit kamu yang langsung kinclong dan oke. Para dokter juga beranggapan bahwa hasil dari face slapping nggak bisa disamakan dengan hasil menggunakan filler atau injeksi botox dalam kasus anti aging. Harganya yang nggak juga terjangkau juga membuat saya nggak pingin mencoba tren ini. Udah ditampar, disuruh bayar mahal, lagi! Hahaha.
Untuk face slapping ala Korea, saya sendiri sudah mempraktikannya selama kurang lebih satu tahun terakhir saat menggunakan hydrating toner dan moisturizer. Sebelumnya, produk selalu saya swipe atau rub ke dalam kulit tanpa memikirkan ke mana arah saya menarik kulit. Sekarang, saya mencoba lebih mindful dan berpikir panjang. Awalnya memang aneh, rasanya juga ‘ngambang’ dan produk nggak berasa masuk ke kulit seperti kalo digosok. Tapi, saya bisa bilang kalau kulit saya lebih kenyal dan bouncy gitu kok, setelah ”ditampar”. Sakit? Nggak kok. Asal nggak kenceng-kenceng ya!