Waxing atau sugaring? Yuk bahas kelebihan dan kekurangan dua metode penghilang rambut tubuh ini.
Seperti rambut di kepala, rambut di badan saya juga memiliki karakteristik yang mirip-mirip: hitam, tebal, dan cepat panjangnya. Walaupun terlihat bagus di kepala, it does not look pretty on other places of my body, LOL! Saya sudah mulai sadar membersihkan daerah-daerah yang tumbuh rambut, seperti ketiak dan kaki, sejak saya SMP. Karena masih pemula, saya menggunakan alat cukur biasa yang sering ditemui di supermarket. Agar licin dan nggak lecet, saya cukup melapisi kulit saya dengan busa sabun. As simple as that dan saya melakukannya seminggu sekali sampai saya lulus SMA. Namun, setelah beberapa tahun bercukur, kulit daerah ketiak saya jadi gelap dan saya mulai insecure. Sia-sia dong kalo ketiak mulus tapi gelap?
Baca juga: Pilih Mana: Waxing atau Shaving?
Saat itu, I got a raise on my allowance karena saya sudah masuk bangku kuliah. Dari situ, saya mulai termotivasi untuk menyisihkan sebagian uang jajan untuk perawatan diri. Selain nabung buat beli lipstik baru, saya juga jadi punya tambahan uang untuk waxing! Karena lokasi kampus saya dekat dengan banyak mal, saya punya beberapa opsi untuk perawatan menghilangkan rambut, mulai dari yang pakai soft wax, hard wax sampai menggunakan karamel atau sugaring. Setelah mencoba mencabut rambut tubuh dengan hard wax dan sugar wax, saya sudah menemukan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode.
Waxing
(source)
Wax yang digunakan sebagai cairan waxing dibagi menjadi dua tipe: soft wax dan hard wax. Untuk soft wax, biasanya campuran lilin akan dioleskan ke kulit dan ditempel kain blacu lalu ditarik. Rasanya? Lumayan sakit karena kulit ikut tertarik kain blacu. Saya baru satu kali waxing menggunakan campuran lilin dan kain blacu ini, and I don’t really recommend it. Untuk pemilik kulit sensitif, sensasi tertarik dan campuran lilinnya lumayan bisa membuat kulit ‘kaget’ dan cepat iritasi.
Untuk hard wax, campuran lilin dioles lumayan tebal di kulit, tunggu beberapa detik agar lilin mengeras, dan lilin akan ditarik. Menurut saya, hard wax adalah cara yang paling nggak sakit. Karena wax-nya mengeras, beautician hanya akan ‘mengupas’ si lilin tanpa menarik kulit. Jadinya, kulit yang habis dicabut bulunya nggak terasa sakit dan nggak mudah iritasi. Setelah di-wax, biasanya beautician akan mencabut rambut sisa dengan pinset. Saya menggunakan metode ini selama kurang lebih 1,5 tahun.
Kelebihan waxing bisa dilihat dari kecepatan dan kepraktisannya. Untuk daerah ketiak, beautician hanya butuh melakukan 2-3 kali untuk membersihkan ketiak saya. Jadi, total waktu yang dihabiskan untuk waxing ketiak kira-kira hanya 15 menit saja, sudah termasuk waktu untuk membersihkan rambut sisa. Cepat banget kan? Waxing yang menggunakan hard wax juga nggak sakit sama sekali. Sayangnya, nggak semua orang tahan dengan formula wax-nya. Teman saya ada yang alergi dan kulitnya terasa panas setelah melakukan hard wax, padahal dia nggak merasa prosedurnya menyakitkan. Ternyata, dia nggak cocok sama bahan kimia yang terdapat di formula wax tersebut. Saya juga merasa waxing ini kurang ‘bersih’ dan rambut tubuh saya masih terhitung cepat tumbuhnya.
Sugaring
(source)
Sugaring ini adalah metode yang umum digunakan perempuan Asia Selatan alias perempuan India. Biasanya, perempuan India akan di-sugaring seluruh tubuh sebelum dipasangi henna untuk menikah. Campurannya sendiri tidak terbuat dari lilin, namun dari karamel atau gula yang sudah dilelehkan bersama air dan sari jeruk lemon.
Sugaring bisa digunakan tanpa kain, tapi di Indonesia, umumnya sugaring dilakukan dengan cara campuran ditempel dengan kain blacu dan ditarik, mirip dengan konsep soft wax. Setelah ditarik dengan kain blacu, sisa rambut biasanya dirapikan dengan metode threading atau dicabut menggunakan benang. Sugaring ini adalah metode favorit saya! Sebenarnya, saya nggak sengaja mencoba metode sugaring ini karena kepepet. Kalau nggak salah, sehari sebelum saya ada acara keluarga yang mengharuskan saya untuk menggunakan kebaya, saya lupa waxing di salon langganan saya. Tempat terdekat yang menyediakan servis waxing saat itu menggunakan metode sugaring. Semenjak, saya nggak balik lagi ke salon yang menggunakan hard wax.
Saya merasa kulit saya lebih bersih dan cerah setelah sugaring, ketiak saya makin membaik dan nggak gelap lagi. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan kandungan jeruk lemon di campurannya yang lightening dan gula yang bisa eksfoliasi kulit. Karena terbuat bahan yang natural, kemungkinan iritasi dan alergi pada produk juga mengecil. Kekurangannya, untuk pemilik rambut tebal seperti saya, sugaring dapat memakan waktu yang lama karena beautician mencabut rambut secara sedikit-sedikit untuk meminimalisir penarikan. Proses penarikannya memang nggak terlalu sakit kalau dibandingkan dengan kain blacu dan soft wax, tapi saat di-threading… Saya masih suka meringis sendiri! Hahaha.
Oh ya, saya hanya mencoba treatment ini di area ketiak, lengan, dan kaki, karena saya belum ada niatan untuk mencoba menghilangkan rambut di daerah kewanitaan. Kalau saya baca di forum Female Daily, member biasanya lebih cenderung memilih hard wax untuk bikini line dan brazilian waxing agar cepat dan nggak sakit. Kalau kamu gimana?
Pilih waxing atau sugaring?