Dalam memilih pelembap, nggak cuma jenis kulit kita saja yang harus diperhatikan tetapi juga jenis pelembap itu sendiri. Berikut adalah 3 tipe moisturizer yang kamu wajib tahu!
Humektan
Humectants are oily skin’s best friend! Sering dengar istilah “water-based moisturizer“? Water-based moisturizer ini biasanya adalah jenis pelembap yang mengandung banyak humektan di ingredients-nya. Humektan adalah kandungan yang fungsinya menarik air supaya kandungan air yang dibutuhkan kulit supaya nggak dehidrasi atau “kehausan” selalu cukup.
Karena kandungannya yang berbahan dasar air, pelembap berhumektan biasanya less sticky dan nggak meninggalkan rasa greasy di kulit. Humektan terbagi menjadi dua tipe, natural dan sintetis, dimana keduanya sama-sama banyak digunakan dalam produk-produk skincare.
Beberapa contoh humektan natural adalah hyaluronic acid (water-binding ingredient yang diproduksi natural di tubuh kita), aloe vera, seaweed, alpha hydroxy acid, dan glycerin. Sedangkan tipe humektan yang diproduksi secara sintetis antara lain adalah glycerin (glycerin bisa diproduksi secara natural dan sintetis) sorbitol, butylene glycol, sodium PCA, dan lain-lain.
Baca juga: 5 Moisturizer dan Serum Korea untuk Kulit Berminyak
Emmolient
Berbeda dengan humektan yang fungsinya mengumpulkan air, emmolient melembapkan kulit dengan cara mengisi bagian-bagian sel kulit yang kosong. Pelembap yang mengandung emmolient ini bisa memberikan efek kulit lebih halus dan pemakaiannya direkomendasikan untuk pemilik kulit kering atau flaky. Karena itu, bahan dasar emmolient biasanya terbuat dari oil, baik itu vegetable oil, sunflower seed oil, jojoba oil, atau shea butter dan lanolin.
Tekstur emmolient yang padat dan oil-based membuat tipe pelembap ini cocok digunakan di udara dingin. Tipe pelembap ini memiliki efek soothing sehingga mayoritas bisa digunakan pada anak-anak untuk beberapa masalah kulit seperti iritasi, pecah-pecah, dan eksim.
Baca juga: 4 Rekomendasi Pelembap Bagus untuk Umur 20 Tahun
Occlusive
Ada penggemar Vaseline Petroleum Jelly atau Lucas Papaw di sini? Nah, produk serbaguna ini masuk ke tipe pelembap yang sifatnya oklusif. Pelembap oklusif bekerja dengan cara “mengunci” moisture yang sudah ada di dalam kulit dan membuat lapisan di atas permukaan kulit untuk mencegah water loss. Tingkat efektivitas oklusif dalam mencegah penguapan moisture bahkan bisa mencapai 98%, lho.
Bahan dasar dari pelembap oklusif biasanya adalah petroleum jelly, petrolatum mineral oil, dimethicone, dan juga beeswax. Meskipun ampuh menenangkan beberapa masalah kulit seperti kulit mengelupas atau alergi, tetapi pelembap oklusif teksturnya terlalu berat untuk digunakan sebagai moisturizer sehari-hari. Biarpun begitu, ada beberapa trik makeup dan juga trik skincare yang bisa kamu lakukan dengan pelembap oklusif. Like I said, occlusive ingredient is an all-around agent that can tackle any problem.
Biarpun jenis pelembap terbagi menjadi tiga, tetapi masing-masing ingredients ini juga melengkapi satu sama lain. Contohnya, dalam water-based ingredients yang mayoritas kandungannya adalah hyaluronic acid, kadang butuh juga sedikit kandungan oklusif untuk menjaga kelembapannya awet di dalam kulit. Begitu pula dengan emmolient, kadang juga butuh sedikit kandungan berbahan dasar air supaya teksturnya nggak terlalu lengket untuk dipakai sehari-hari. Kamu hanya tinggal melihat kandungan mana yang paling mendominasi di daftar ingredients, lalu simpulkan sendiri kira-kira pelembap tersebut masuk ke kategori apa.
Baca juga: 3 Pelembap Drugstore Bagus
Happy moisturizer-hunting! 🙂