banner-detik

skincare

Kulit Putih Berarti Cantik? Nggak Juga

seo-img-article

The grass is always greener on the other side. Saya selalu heran, kenapa sih, orang Indonesia suka pakai produk whitening, sampai banyak yang nekat mau suntik putih? If I had a choice, saya malah pengen kulit yang lebih gelap.

Orang Indonesia memang selalu menganggap kulit putih sebagai suatu idaman. Seakan-akan kulit yang putih itu lebih menarik, bagus dan indah dibanding kulit yang lebih gelap. Kalau kamu juga beranggapan begitu, well, I’m here to tell you that you are so wrong.

Setelah membaca artikel Kak Alda tentang mencintai kulit sawo matang, saya jadi teringat struggles saya sendiri dengan warna kulit saya. Tapi, beda dengan Kak Alda, saya malah sudah dikaruniai kulit yang putih sejak saya kecil.

angelinawuTidak sedikit orang yang pernah bertanya ke saya, “Kamu kok bisa putih banget ya? Pake krim apa? Gimana sih cara dapetin kulit putih kayak kamu?” And every single time, saya selalu menjawab, “Pake Photoshop aja.” rolleyes

Saya selalu bingung saat ditanya pertanyaan-pertanyaan begini, karena saya toh malah iri sama temen-teman saya yang kulitnya lebih gelap. Di mata saya, kulit yang gelap itu lebih manis dan lebih bagus waktu di-makeup. Contohnya, waktu nude lipsticks lagi ngetren dan teman saya semua sedang mengincar that perfect nude lipstick, saya hanya bisa galau sendiri. Kenapa? Karena nude lipstick tidak cocok dengan kulit saya. Walaupun sudah saya coba ngakalin pakai cara apapun, tetap saja saya terlihat pucat seperti orang sakit.

Another major problem adalah mencari shade foundation yang cocok dengan warna kulit saya. Karena beauty industry jaman sekarang sudah lebih mengerti konsumen mereka, rangkaian warna foundation atau concealer yang berwarna gelap sudah banyak tersedia di outlet-outlet kecantikan untuk mencocokkan warna kulit mayoritas wanita Indonesia. Sedangkan warna foundation atau concealer yang lebih terang seringkali “out of stock.” sad

pale girls problemMy number one struggle every time! Pokoknya, mempunyai kulit putih itu nyebelin deh! mad

Let me tell you a small, personal story. Waktu saya kecil, saya terobsesi sama film-film Barat, sampai-sampai saya pernah nekat mencoba sun-tanning untuk mendapatkan kulit yang lebih gelap ala ala Jessica Alba gitu (cita-cita terlalu tinggi, ya). Tapi hasilnya bukan kulit coklat manis yang saya mau, malah kulit saya menjadi merah seperti kepiting rebus. And worse, karena saya (sok) tidak memakai sunscreen, kulit saya terkelupas dan sekujur badan sakit semua. Untuk beberapa minggu, saya tidak berani keluar rumah karena malu. Pokoknya, it was the most galau-est time of my life.

Setelah kejadian itu, saya jadi lebih menghargai kulit saya. As long as I have healthy skin, whatever colour it is, I will embrace it. Walaupun saya belum menemukan nude lipsticks yang cocok, susah mencari warna foundation, gampang menonjolkan jerawat, tidak bisa difoto dengan camera flash (and the list can go on forever)… I will learn to love it.

Baca Juga: 6 Cara Mencintai Diri Sendiri, Apapun Kondisimu

Well, now the grass does not seem that much greener on the other side, huh? Media dan masyarakat telah menanamkan mindset yang keliru kepada kita semua. Contohnya nih, iklan-iklan produk kecantikan dengan slogan yang mengidealisasikan kulit putih (“Kulit putih itu dambaan setiap wanita” “Cerahkan kulit yang hitam dengan…”), dan bahkan orangtua saya sendiri yang selalu mengingatkan anak-anaknya untuk menjauhi sinar matahari karena “Kulitnya ntar jadi hitam. Jelek, lho.”

Anggapan bahwa cantik itu identik dengan kulit putih adalah persepsi yang salah. Just think of celebrities like Jessica Alba, Beyoncé atau YouTuber Indonesia Suhay Salim dan Rachel Goddard. Kulit mereka tidak putih, tapi mereka semua tetap cantik, kok. Kenapa kita harus terobsesi menjadi putih, kalau semua warna kulit mempunyai keunikan masing-masing dan plus-minusnya tersendiri?

Manusia adalah makhluk yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki, saya tidak terkecuali. Kita selalu mencari-cari alasan untuk membenci kulit kita sendiri. Terlalu gelap, terlalu pucat, terlalu kusam, terlalu banyak jerawat… When will this cycle of self-hate ever stop? Punya kulit putih itu tidak berarti cantik, dan punya kulit gelap juga nggak berarti jelek. Kulit yang cantik itu seharusnya kulit yang terawat, sehat dan bersih. But most importantly, kecantikan itu hanya akan terpancar ketika kita bisa belajar menghargai dan mencintai diri sendiri. Setuju? wink

Slow Down

Please wait a moment to post another comment