salon spa clinic
26 Aug 2016
Blefaroplasti Jadi Solusi Mengatasi Kantung Mata
Bertambah umur bisa membuat kantung mata jadi kendur dan turun. Tapi dalam kasus saya, kesalahan treatment suntik filler membuat area kantung mata jadi bengkak. Apa yang saya lakukan untuk mengatasinya?
Beberapa waktu lalu, saya sudah bercerita tentang pengalaman suntik filler untuk mengatasi kantung mata, yang gagal. Alih-alih area mata jadi cantik, kantung mata saya malah jadi bengkak. Saya pun sudah menuliskan pengalaman saya di artikel berikut ini: Suntik filler kantung mata gagal, malah jadi bengkak.
Akhirnya, sekitar 8 bulan setelah suntik filler kantung mata yang gagal itu, saya pun memutuskan untuk mencari dokter bedah kosmetik. Saat itu saya berpikir isi filler di kantung mata yang bengkak ini harus dikeluarkan, berarti harus berkonsultasi ke seorang ahli bedah kosmetik. Setelah tanya sana-sini ke beberapa teman yang tahu seputar dokter bedah kosmetik (cosmetic surgery), saya pun mendapat nama Dr. Kun Jayanata di urutan pertama. Pengalaman pertama saya mencari informasi seputar Dr. Kun Jayanata ini terjadi pada tahun 2012. Jadi sudah sekitar 4 tahun silam ya…
“Perjuangan” Mencari Dokter Kun Jayanata
Nah, “perjuangan” untuk berkonsultasi dengan Dr. Kun Jayanata, SpKK pun dimulai. Menurut kabar, jumlah pasien yang mendaftar ke tempat praktik Dr. Kun Jayanata setiap harinya mencapai ratusan orang. Maka, Dr. Kun sangat membatasi jumlah pasiennya agar semua bisa tertangani dengan baik.
Di suatu sore, saya pun segera mendatangi tempat praktik Dr. Kun yang terletak di Jalan Terusan Hang Lekir, Jakarta. Saat datang pertama ke situ, suster di bagian pendaftaran menyatakan bahwa bila baru mau konsultasi pertama kali dengan Dr. Kun, tidak bisa langsung datang, karena harus mengambil nomor lebih dulu di pagi hari pukul 06.00 terlebih dulu! Tapi untungnya, pengambilan nomor boleh diwakilkan atau diambil oleh orang lain (misal: sopir atau asisten rumah tangga). Well, singkat cerita, saya pun menginstruksikan sopir saya agar pukul 04.30 sudah harus antri di depan gerbang tempat praktik Dr. Kun Jayanata, SpKK.
Konsultasi pertama dengan Dr. Kun Jayanata, SpKK pun terjadilah. Beliau pun mendengarkan dengan seksama cerita saya yang melakukan suntik filler kantung mata tersebut. Kemudian, ia pun menjelaskan kepada saya seperti ini, “Kalau saya lihat, ibu memang cenderung mengalami penumpukan lemak dan air di seputar kantung mata. Nah, treatment yang tepat untuk mengatasi lemak menumpuk di seputar kantung mata, ya sebenarnya dilakukan pembuangan jaringan lemak di kantung mata. Seharusnya, ibu menjalani Blefaroplasti, bukannya malah disuntik filler. Penyuntikan filler membuat jumlah cairan yang menumpuk di seputar kantung mata kan malah jadi tambah banyak!” jelas Dr. Kun kepada saya.
Kenali Blefaroplasti
Nah, apa sebenarnya proses Blefaroplasti ini? Berdasarkan tulisan Dr. Tjokorda yang saya dapat dari googling, Blefaroplasti atau pembedahan kelopak mata adalah salah satu tindakan bedah kosmetik paling populer yang dapat mengembalikan penampilan muda pada wajah. Teknik menghilangkan kelebihan kulit pada kelopak mata atas sudah ada sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu, tetapi baru pada abad ke-19 teknik ini digunakan untuk tujuan kosmetik.2 Pada mulanya hanya terbatas pada tindakan melakukan eksisi pada kulit yang berlebih, terutama pada kelopak mata atas. Akhir-akhir ini juga dilakukan dengan menghilangkan kelebihan lemak.
Blefaroplasti secara umum adalah pengangkatan jaringan dari kelopak mata dengan tujuan untuk membentuk kelopak mata, meningkatkan fungsinya dan kemungkinan untuk membuat penampilan menjadi tampak lebih muda. Pembedahan kelopak mata dapat dilakukan pada kelopak mata atas, bawah atau keduanya.
Blefaroplasti pada kelopak mata atas (palpebra superior) adalah tindakan kosmetik yang paling sering dilakukan pada laki-laki maupun wanita. Cara pembedahan kelopak mata yang konvensional dimulai dengan insisi pada kelopak mata atas, biasanya pada daerah lipatan kulit alami. Insisi kelopak mata bawah biasanya dibuat langsung di bawah tepi bulu mata atau pada bagian dalam kelopak mata. Pembedahan dengan laser termasuk dalam teknik ini. Laser digunakan sebagai alat untuk memotong menggantikan pisau bedah.Kelebihan kulit dan sedikit otot dipotong, demikian pula jaringan lemak dapat diangkat. Insisi tersebut kemudian ditutup dengan jahitan halus sehingga bekasnya hampir tidak terlihat. Pada pembedahan kelopak mata bawah biasanya kulit yang diangkat lebih sedikit dibandingkan pada kelopak mata atas.
Pada beberapa kasus dilakukan Blefaroplasti Transkonjungtival yaitu pada pasien dengan kelebihan kulit yang tidak terlalu banyak, tetapi memiliki kantong lemak di bagian bawah mata.Teknik ini dilakukan dengan insisi kecil pada bagian dalam kelopak mata bawah, kemudian jaringan lemak dikeluarkan. Karena insisinya pada bagian dalam kelopak mata sehingga bekasnya tidak terlihat.
Nah, dalam kasus saya, maka Dr. Kun akhirnya memutuskan melakukan Blefaroplasti Transkonjungtival. Mau tahu prosesnya? Hmm…sebenarnya ini operasi kecil, tapi tetap dilakukan pembiusan total. Jadi, terus terang sebelum proses pembiusan yang dilakukan lewat suntik dimulai, jantung saya lumayan deg-degan lho…dan sempet juga drama-drama kecil, bilang takut ke suami yang menemani di samping tempat tidur saya, hahahaaaa….rasanya sudah seperti mau operasi jantung saja!
Sebelum pembiusan dilakukan, Suster mengatakan bahwa walau ini pembiusan lokal tapi kadarnya ringan. Jadi, saya hanya akan tertidur sekitar 20 menit, dan selama saya tertidur itu, dokter akan melakukan persiapan. Lalu, pada saat proses operasi pembuangan jaringan lemak di area kantung mata dilakukan, saya harus terbangun dan membuka mata.
Proses Pembuangan Lemak di Kantung Mata
Jadi, tepat ketika Dr. Kun melakukan insisi pada bagian dalam kelopak mata bawah, saya pun terbangun. Antara masih ngantuk karena di bawah pengaruh obat bius, saya bisa merasakan saat kelopak mata bawah digunting. Dan Dr. Kun menjelaskan semua ”aktivitas” yang dilakukannya pada area kantung mata. Saya masih ingat, dia menyatakan seperti ini, ”Wah, Bu, ini saya ambil isi filler-nya ya…Waduh, ini ibu disuntik filler apa sih?” Huhuhuuu…sedih, tegang bercampur aduk deh perasaan saya saat itu!
Proses operasi itu berjalan cepat, kurang dari 1 jam sudah selesai. Setelah operasi, kedua area bawah mata saya ditutup dengan plester steril.
Kemudian, saya diminta ke ruangan dokter dan beliau menunjukkan sisa filler yang dikeluarkan dari kantung mata saya. Saya ingat banget penjelasan Dr. Kun tentang isi filler yang malah bikin kantung mata saya jadi bengkak. ”Ibu, filler yang disuntikkan ke area kantung mata ini sama sekali bukan bahan alami. Saya nggak tahu ya Bu, ini apa, tapi ibu bisa lihat sendiri, ini bentuknya kenyal seperti karet. Kalau menurut dugaan saya, filler yang disuntikkan itu bukan terbuat dari bahan natural ataupun restylane, tapi ini adalah sejenis silikon.” Oh, My Goodness…! Maka nggak heran ya kantung mata saya malah jadi turun dan melorot setelah disuntik filler itu!
Selesai berkonsultasi, saya diperbolehkan bisa pulang dan dengan dibekali pesan: plester yang menutup jahitan bekas operasi tidak boleh kena air, jangan digaruk dan jangan kena panas matahari serta debu selama 3 hari. Dr.Kun hanya berpesan bila keesokan harinya saya merasa kesakitan, cukup minum obat pereda nyeri semacam ponstan atau panadol saja. Sebelum beranjak pulang, Dr. Kun juga memberi saya nomor telepon pribadinya dengan catatan boleh mengontak beliau hanya bila jahitan bekas operasi mengalami pendarahan.
Setelah 3 hari, saya kembali ke Dr. Kun untuk konsultasi lanjutan sekaligus cek jahitan bekas operasi. Dan itulah saat pertama Dr. Kun membuka plester yang menutupi jahitan operasi. Saya sangat puas dengan Blefaroplasti tersebut. Tapi memang, ada sedikit area di kantung mata saya yang tidak tampak rata. Ini lantaran menurut Dr. Kun, filler silikon tersebut sudah terlanjur menyatu dengan jaringan lemak area mata. Dan sang dokter nggak berani untuk mengambilnya karena sudah terlalu dekat dengan saraf mata.
Tapi bagaimanapun saya bersyukur karena bisa terbebas dari kantung mata bengkak. Walaupun nggak bisa maksimal hasilnya, tapi at least tampilan saya nggak seperti orang habis nangi 3 hari 3 malam lagi. Semoga pengalaman buruk saya terpikat pada suntik filler yang isinya ternyata berbahaya bagi kesehatan, tidak terulang pada FD-ers ya!