Banyak yang berpendapat, sebaiknya kita menghindari pemakaian produk kosmetik yang mengandung paraben, alkohol dan mineral oil. Benarkah kandungan 3 bahan itu berbahaya?
Selain SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang memang saya hindari pada produk pembersih karena dengan menghindarinya kulit saya terasa lebih tidak kering dan “sehat”, kandungan lainnya yang sering sekali ditanyakan aman atau tidak untuk kulit adalah paraben, alkohol dan mineral oil. Sebenarnya, apakah memang ketiga kandungan ini memiliki pengaruh besar pada kondisi kulit seperti SLS? Nah, baca dulu artikel ini kalau punya pertanyaan yang sama mengenai ketiga kandungan tersebut.
1. Paraben
Sering sekali saya melihat merek yang menuliskan dengan lantang bahwa produk mereka “free from parabens”, yang seolah-olah dengan menyatakan produk mereka bebas dari paraben berarti produk mereka tidak ada kandungan apapun yang berbahaya bagi kesehatan dan aman dari kandungan toksik. Setiap kali saya melihat trik marketing ini saya langsung “menuduh” ini adalah trik greenwashing semata.
Nyatanya dugaan bahwa paraben itu berbahaya, ada indikasi sebagai kandungan yang dapat menyebabkan kanker payudara adalah lagu lama seperti yang Dara tulis di artikel ini. Di Indonesia sendiri BPOM hanya memperbolehkan penggunaan paraben selama masih dalam batas wajar. Jadi kalau sudah ada stiker BPOM kalau di Indonesia, atau FDA di Amerika dan badan-badan sejenis lainnya, saya yakin sebenarnya kadar paraben yang ada di produk tersebut aman.
Paraben sendiri berfungsi sebagai pengawet agar produk tersebut aman dari bakteri dan jamur pada saat dijual dan juga setelah dibuka. Menurut saya, lebih bahaya produk yang tidak ada pengawetnya karena sangat rentan terkontaminasi, ketimbang tidak ada pengawetnya sama sekali. Jika kita berbicara produk konvensional, bukan natural dan organik, sudah hampir dapat dipastikan jika tidak ada paraben pasti ada pengawet lainnya dalam produk tersebut. Selain isu miring yang saya sebutkan di atas, sebenarnya paraben sendiri tidak menyebabkan efek negatif pada kulit.
2. Alkohol
Perdebatan mengenai alkohol di produk kecantikan memang sudah terjadi bertahun-tahun. Ada yang cuek saja, seperti saya, dan ada yang anti banget terhadap alkohol. Biasanya, yang berkiblat ke “guru besar” Paula Begoun pasti akan anti dengan kandungan alkohol dalam skin care. Beautypedia sendiri pernah menuliskan panjang lebar mengenai efek negatif alkohol pada kulit.
Kenapa sih alkohol ini sepertinya dibenci sekali? Katanya, sih, alkohol bisa menyebabkan iritasi pada kulit seperti kemerahan dan seperti yang dikatakan Beautypedia dapat menyebabkan kulit kering serta membuat kemampuan kulit untuk memperbaiki dirinya sendiri terancam karena alkohol membuat kulit stres.
Kalau pengalaman saya sendiri yang memiliki kulit kering, alkohol memang benar bisa membuat kulit saya iritasi dan kering, hanya jika alkohol menjadi kandungan utama pada produk tersebut dan tanpa dibarengi oleh kandungan-kandungan lain yang dapat menghidrasi kulit. Jika saya perhatikan kebanyak produk dari Jepang banyak menggunakan alkohol sehingga penyerapan produk sangat cepat dan produk langsung “masuk” ke kulit. Menurut Dr. Audrey Kunin, M.D di artikel yang ditulis oleh Future Derm yang membela penggunaan alkohol pada skin care apabila diformulasikan dengan benar alkohol dapat membantu penetrasi kandungan penting pada produk dan membuat produk terasa lebih nyaman dipakai.
Jadi, jangan langsung sinis pada produk yang mengandung alkohol. Lihat dulu asal muasal alkoholnya dan kandungan-kandungan lainnya yang terdapat di dalamnya.
3. Mineral Oil
Salah satu kandungan yang sangat dihindari oleh Caroline Hirons, blogger ternama yang banyak membahas mengenai skin care, adalah mineral oil. Ini memang bukan tanpa alasan. Karena partikelnya yang besar dan juga gampang menyumbat pori-pori maka kandungan ini sering sekali menyebabkan breakout terutama untuk mereka yang memiliki jenis kulit berminyak, rentan jerawat dan pori-pori tersumbat. Sedangkan untuk mereka yang memiliki kulit kering, karena sifatnya yang melapisi kulit, kandungan mineral oil justru membantu mempertahankan kelembapan pada kulit.
Kalau saya sendiri, sih, tidak anti mineral oil. Karena kulit saya kering, saya merasakan produk-produk yang menggunakan mineral oil, justru banyak manfaatnya untuk saya dalam mempertahankan kelembapan kulit. Tapi, ada tapinya, nih … saya lebih memilih mineral oil yang ada di produk seperti pembersih atau pelembap dan tidak serum. Karena partikelnya besar, jadi apabila terdapat pada serum, produk-produk lainnya yang saya gunakan tidak akan “tembus”. Selain itu, mineral oil adalah carrier oil yang bisa dibilang paling murah dibanding kandungan lainnya. Jadi kalau produk tersebut dijual dengan harga mahal dan masih memilih mineral oil sebagai carrier oil, saya, sih, tidak akan membelinya.