banner-detik

lifestyle

Sehari Penuh Inspirasi di Hijab Day 2016

seo-img-article

Inilah catatan singkat tentang hal-hal menarik, sarat inspirasi di event Hijab Day 2016. Bagaimana jalannya acara dan siapa saja yang berbagi inspirasi di situ? Ini ceritanya.

Acara belanja offline, yang mengumpulkan banyak label desainer atau brand dalam satu tempat, memang selalu ampuh sebagai sarana berkumpul, bersosialisasi dan bersilaturahmi bagi pengunjungnya. Inilah yang ditawarkan oleh Hijab Day, event tahunan di Jakarta yang dipersembahkan sepenuhnya untuk hijabers, mereka yang berhijab.

Ajang selebrasi dan silaturahmi bagi muslimah (walaupun tentu saja acara ini terbuka bagi siapapun, yang berjilbab maupun tidak), satu hari dimana penyelenggara menghadirkan berbagai macam kegiatan dan keramaian yang berorientasi pada hijabers.

Hijab Day dibentuk dan diorganisir oleh Hijabers Community, komunitas yang pada masanya menjadi magnet luar biasa bagi muslimah muda di Indonesia, yang menggulirkan generasi baru muslimah muda berhijab. Hijabers Community kini masih memiliki energi yang sama, dan semakin luas menjangkau muslimah di seluruh Indonesia sebagai komunitas untuk berbagi dan empower satu sama lain.

hiday2 hiday1

Dengan pengalaman, jangkauan dan jaringan yang makin besar, Hijab Day kini makin berdaya tawar dan berkualitas, dari bazaar hingga beragam aktivitas yang diadakan. Pengunjung yang datang kini tidak saja ingin berbelanja, bertemu tenant dan fashion label yang biasanya mereka temukan secara online, tetapi juga antusias mengikuti aktivitas lain yang ditawarkan panitia. Berbeda dengan acara dengan format serupa yang banyak diadakan di Jakarta, rangkaian talkshow, pengajian hingga fashion show pada satu hari tersebut selalu dipenuhi pengunjung.

_MG_2951

_MG_3104

Di salah satu talkshow pada panggung utama Hijab Day kemarin, saya seperti terpana menyaksikan energi dan antusiasme para hijabers muda yang memenuhi venue. Bagaikan spons raksasa siap menyerap inspirasi yang dibagi oleh para narasumber.

Ada Okky Asokawati yang menceritakan multi perannya, sebagai politisi wakil rakyat dan sebagai ibu. Okky sangat mendorong wanita untuk tidak resisten berpolitik, untuk bisa melihat politik -dengan banyak sektornya- sebagai satu bidang strategis dan lahannya wanita. Bahkan bukunya, “From Fashion to Politics”, ditulisnya karena keprihatinan melihat partisipasi di parlemen yang berkurang, di periode ini. Padahal, perempuan, ibu-lah yang lebih peka saat anak sakit, saat harga kebutuhan barang naik, dll. Artinya, kita bisa bicara mengenai politik ketahanan keluarga, kesehatan reproduksi, dan lain-lain yang juga merupakan bidang politik. Kalau bukan perempuan (yang secara nature lebih peka, lebih empati), rasanya kita tidak bisa berharap banyak.

Dalam menghadapi masalah atau benturan peran yang kerap dialami, Okky berbagi, “apapun peran kita saat itu, jika ada konflik dengan peran lainnya, maka kita harus luruskan niat. Lihat dan ingat kembali apa niat kita pada awalnya. Dan berdoa diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan multi peran. Memang sebagai wanita karier, tantangannya lebih berat dari laki-laki. Ini adalah konsekuensi logis. Tapi kita harus yakin kalau Allah sudah mengijinkan, maka kita pasti bisa menghadapi apapun tantangannya.”

Selain itu ada juga Diajeng Lestari yang berbagi  inspirasi berwirausaha bagi muslimah. Tentu banyak kita yang sudah mengikuti kiprah Ajeng mendirikan dan mengelola HijUp. Ada satu tahapan yang ia ceritakan, yaitu pada waktu hamil dan melahirkan, tentu ia tidak bisa hands-on secara intens. Istilahnya, keadaan menuntutnya untuk step-back dari pengelolaan bisnisnya. Sehingga ia harus mendelegasikan tugas-tugas dan urusan bisnis kepada orang lain yang ia percaya. Awalnya ia kuatir ini akan memengaruhi bisnisnya, ternyata, pada saat itu HijUp justru mampu mencapai target-target signifikan, dan lebih berkembang. Jadi kemampuan mendelegasi juga penting dimiliki seorang entrepreneur muslimah, termasuk di dalamnya bisa merekrut orang yang tepat, memastikan message terdeliver dengan baik, dan eksekusi terlaksana dengan baik. Prinsipnya, keep calm and execute the strategy.

Intense sharing semacam ini seringkali kita abaikan, apalagi merasa bahwa di zaman internet dan sosial media seperti sekarang, segala informasi dan inspirasi bisa kita dapatkan secara online. Padahal, mendengarkan dan berinteraksi secara langsung, bertemu dan bersosialisasi secara offline, bisa melipatgandakan inspirasi dan enriching in multi aspects.

Sampai bertemu kembali di Hijab Day tahun depan.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment